Menembus Peluang Kuliah di Jalur Mandiri PTN
Tembus perguruan tinggi negeri menjadi impian banyak lulusan SMA/SMK/MA/Paket C. Ini menjadi jalan terakhir menuju PTN idaman dengan mengikuti seleksi mandiri di tiap PTN yang saat ini masih berlangsung.
Hajatan seleksi masuk perguruan tinggi negeri secara nasional yang disubsidi pemerintah dan dilaksanakan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi atau LTMPT tuntas sudah. Rangkaian seleksi masuk perguruan tinggi negeri dengan jalur prestasi/tanpa tes dan seleksi tertulis tahun ini usai dengan diumumkannya hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN pada Kamis (23/6/2022).
Berbagai respons pun bermunculan di media sosial. Ada yang bahagia karena dinyatakan lolos, ada yang sedih karena tidak diterima. Bahkan, ada yang sudah mencoba hingga tahun ketiga, yang artinya hingga kesempatan terakhir, tapi tetap tidak beruntung.
Namun, yang masih bersemangat memburu impian menjadi mahasiswa PTN mesti segera bangkit dan menata keyakinan. ”Saya ikhlaskan kegagalan saya di SBMPTN, tapi jangan gagalkan saya di mandiri,” kata salah satu peserta SBMPTN yang tidak lolos seraya menuliskan tagar #comebackstronger.
Ada juga yang memberikan saran kuliah di perguruan tinggi swasta (PTS), yang bahkan bisa berpeluang mendapatkan beasiswa. Saran kuliah di PTS ditimpali, biayanya mahal, apalagi jika mendaftar di gelombang terakhir. Sementara untuk jalur mandiri PTN pun ada yang mengeluhkan biayanya yang lebih mahal dibandingkan lewat SBMPTN.
”Tetap semangat untuk adik-adik yang belum diterima di PTN lewat jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) maupun SBMPTN. Masih ada kesempatan terakhir lewat jalur mandiri di PTN. Bahkan, nilai UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) juga masih dipakai untuk pertimbangan di jalur mandiri,” kata Ketua LTMPT Mochamad Ashari beberapa waktu lalu.
Kedua jalur masuk PTN yang didukung LTMPT, yakni SNMPTN dan SBMPTN, membuka jalan bagi calon mahasiswa untuk bisa memilih tempat kuliah di mana saja. Lokasi tes tersebar di 34 provinsi yang menjadi tempat tinggal peserta.
Peserta juga terbuka untuk memilih PTN di mana saja. Biaya tes gratis untuk yang jalur prestasi, sedangkan yang seleksi tertulis dengan mengikuti UTBK-SBMPTN disubsidi pemerintah dengan biaya tes Rp 150.000.
Sebanyak 192.810 peserta dinyatakan lulus SBMPTN tahun 2022. Dari jalur ini masih tersisa 20.596 kursi karena kekurangan peminat, terutama di program studi yang dianggap anak muda tidak ”keren”.
Persaingan untuk menjadi mahasiswa baru di 74 PTN (universitas dan institut) baik program studi sarajana/sarjana terapan (D-IV) dan di 39 politeknik negeri (khusus D-IV) di bawah Kemendikbudristek serta 11 PTN di bawah Kementerian Agama semakin ketat tiap tahun. Tahun 2022 ini hanya sekitar 24 persen dari 800.852 peserta yang dinyatakan lolos di jalur SBMPTN.
Peserta dengan nilai UTBK tertinggi, terkonsentrasi di PTN top, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Peserta dengan nilai tertinggi untuk prodi sains dan teknologi didominasi bidang teknik elektro dan informatika maupun kedokteran. Adapun di program studi sosial dan humaniora, nilai tertinggi tersebar di ekonomi, hubungan internasional, hukum, dan psikologi.
Belum tertutup
Namun, perjuangan untuk menembus PTN favorit, termasuk lima top PTN Indonesia yang masuk dalam 500 top perguruan tinggi dunia, belum tertutup. Usai seleksi nasional terbentang pilihan untuk tembus PTN lewat jalur mandiri.
Tiap PTN bisa membuka seleksi secara mandiri maupun bersama-sama agar daya tampung PTN yang ada terpenuhi. Untuk PTN badan hukum, kuota jalur mandiri maksimal 50 persen, sedangkan yang lainnya maksimal 30 persen.
Tentu saja untuk jalur mandiri, peserta harus siap merogoh kocek yang lebih dalam. Untuk biaya pendaftaran saja bisa di kisaran Rp 300.000-Rp 500.000. Belum lagi, lokasi tes tertulis berbasis komputer yang terbatas.
Peserta yang lolos jalur mandiri menanggung biaya kuliah yang tidak disubsidi pemerintah. Namun, tetap ada peluang bagi keluarga tidak mampu yang ikut jalur mandiri dengan beasiswa kuliah dari pemerintah atau KIP kuliah yang kuotanya terbatas.
Secara umum, mahasiswa di jalur mandiri membayar biaya kuliah di golongan tertinggi. Ada uang pangkal atau pengembangan institusi, seperti di kedokteran bisa mencapai Rp 100 juta-Rp 200 juta. Biaya kuliah tunggal (UKT) mencapai Rp 25 juta/semester. Prinsipnya, tiap PTN memiliki kebijakan masing-masing untuk biaya kuliah di jalur mandiri.
Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM Sri Peni Wastutiningsih mengatakan, seleksi mandiri UGM dinamakan Computer Based Test (CBT) UGM. Peserta yang bisa ikut dari lulusan tahun 2022, 2021, dan 2022. Syaratnya, peserta memiliki nilai UTBK, khusus untuk yang lulus tahun 2022.
”Tes tertulisnya di Yogyakarta. Tahun ini terbuka untuk sekitar 40.000 pendaftar. Ada juga di Jakarta untuk sekitar 4.000 pendaftar,” kata Peni.
Untuk tes mandiri, calon peserta harus cermat membaca ketentuan dan syarat yang ditetapkan tiap PTN. Seperti ujian mandiri ITB, selain nilai UTBK ada juga nilai rapor.
Adapun biaya UKT sebesar Rp 25 juta per semester dan iuran pengembangan institusi Rp 25 juta. Untuk Sekolah Bisnis dan Manajemen, iuran pengembangan institusi senilai Rp 40 juta. Namun, mahasiswa baru bisa saja mendapat UKT lebih rendah, di kisaran Rp 1 juta-Rp 20 juta.
Untuk jalur mandiri juga ada kelas khusus internasional. Program studi di PTN bermitra dengan perguruan tinggi luar negeri. Mahasiswa nantinya ada kuliah beberapa semester di luar negeri.
Untuk program kelas khusus internasional ini, selain di ITB, juga ada di UI. Untuk jalur mandiri UI, bisa didaftar lewat SIMAK UI.
Baca juga: Ketua LTMPT: Upaya Kecurangan Ada, tetapi Tidak Ada Kebocoran Soal UTBK-SBMPTN 2022
Seleksi bersama
Secara umum, jalur mandiri dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh tiap PTN. Namun, ada pula seleksi mandiri bersama. Selama ini yang rutin berjalan yakni Seleksi Mandiri Bersama (SMM) PTN-Barat.
Ada 25 PTN yang yang ikut di SMM PTN-Bersama, antara lain Universitas Syiah Kuala, IPB University, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Palangka Raya, Universitas Sumatera Utara, dan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
Penyelenggaraan seleksinya berdasar hasil UTBK dan dilakukan secara bersamaan di bawah koordinasi panitia SMM PTN–Barat. Seleksi dilakukan secara bersama sehingga efisien, dan tidak bersifat sangat lokal serta memiliki opsi untuk memilih program studi pada perguruan tinggi lain yang tergabung dalam Badan Kerja Sama PTN Indonesia Wilayah Barat.
SMM PTN-Barat memfasilitasi para calon mahasiswa peserta seleksi mahasiswa baru jalur mandiri. Dengan jalur ini, pelamar memiliki opsi untuk memilih dan masuk menjadi mahasiswa pada program studi 25 (dua puluh lima) perguruan tinggi yang tergabung dalam program SMM PTN–BARAT.
Ketua SMM PTN–Barat Aras Mulyadi, yang juga Rektor Universitas Riau, mengatakan, seleksi bersama ini untuk memfasilitasi para calon mahasiswa peserta seleksi mahasiswa baru jalur mandiri. Mereka memiliki opsi untuk memilih dan masuk menjadi mahasiswa pada program studi 25 PTN yang tergabung dalam program SMM PTN–Barat. Selain itu, jalur ini juga untuk menyeleksi secara bersama, calon–calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di perguruan tinggi dengan baik.
Baca juga: Ketahuan Curang, 200 Peserta SBMPTN Didiskualifikasi
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Nizam mengatakan, masih banyak jalan menuju sukses usai lulus SMA/SMK/MA/Paket C. Kesempatan berkuliah untuk anak muda Indonesia terbuka di PTN maupun di PTS. Pemerintah mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
”Untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu, pemerintah hadir dengan memberikan beasiswa kuliah atau KIP kuliah. Akses beasiswa ini terbuka untuk mahasiswa baru yang kuliah di PTN maupun PTS,” kata Nizam.