Seleksi masuk perguruan tinggi negeri lewat jalur tes atau SBMPTN 2022 hanya menerima sekitar 24 persen pendaftar. Persaingan yang ketat menggoda ratusan peserta untuk curang dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketatnya persaingan untuk menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri memicu ratusan peserta melakukan upaya kecurangan. Ada sekitar 200 peserta yang didiskualifikasi karena diduga menggunakan jasa joki dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital.
Persaingan masuk perguruan tinggi negeri (PTN) lewat jalur tes berlangsung sangat ketat. Dari 800.852 peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer–Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) tahun 2022, hanya sekitar 24 persen pendaftar yang diterima. Jumlah peserta SBMPTN yang diterima di 125 PTN tahun ini sebanyak 192.810 orang.
Direktur Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan, meskipun mitigasi sudah dioptimalkan, ternyata kecanggihan teknologi tidak terdeteksi dengan baik.
”Kami pastikan, hasil pengumuman SBMPTN hari ini tidak merugikan peserta yang sudah bekerja keras dan jujur. Tidak ada kebocoran soal karena sistem yang kami miliki bisa mendeteksi peserta yang curang. Mereka yang curang sudah didiskualifikasi. Jika di kemudian hari terbukti ada peserta yang lulus ternyata curang, juga akan mendapatkan sanksi kelulusan dibatalkan,” kata Budi di acara pengumuman penetapan hasil seleksi jalur SBMPTN 2022 di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
LTMPT terus memperkuat mitigasi kecurangan. Ketika masuk ruangan, peserta tidak boleh membawa alat komunikasi.
Di pusat UTBK, peserta diperiksa dengan metal detector. Soal diacak agar tidak ada soal yang sama di tiap sesi sehingga sulit untuk dicontek.
Budi tidak menampik, peserta yang berupaya curang berhasil menyelundupkan teknologi digital. Ditemukan ada semacam cip yang ditanam di telinga. Bahkan di masker peserta pun ditemukan alat komunikasi atau kamera yang berukuran sangat kecil.
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari mengatakan, upaya kecurangan yang dilakukan peserta umumnya karena tidak percaya diri dengan kemampuan diri sendiri sehingga meminta bantuan pihak lain dengan cara berkomunikasi untuk menyelesaikan soal. Jumlah peserta yang terdeteksi melakukan upaya kecurangan berkurang dari tahun lalu sekitar 300 orang menjadi 200an orang sekarang.
Ditemukan ada semacam cip yang ditanam di telinga. Bahkan, di masker peserta pun ditemukan alat komunikasi atau kamera yang berukuran sangat kecil.
Ashari memastikan bahwa panitia UTBK-SBMPTN benar-benar menjalankan seleksi yang kredibel. Meskipun sudah dinyatakan lulus, peserta bisa dibatalkan kelulusannya jika di kemudian hari terbukti melakukan kecurangan.
Menanggapi adanya kecurangan, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam mengapresiasi upaya mitigasi yang dilakukan LTMPT. Imbauan perlu terus dilakukan untuk calon mahasiswa yang hendak masuk PTN agar mengutamakan kejujuran. Sebab, tembus kuliah di PTN dengan bantuan joki justru akan merugikan diri sendiri karena mereka bisa terkendala saat belajar di PT.
“Lebih baik jujur karena ini modal utama untuk sukses ke depan. Bangsa ini butuh generasi jujur, mandiri, dan pembelajar sejati yang bekerja keras,” kata Nizam.
Tak penuhi daya tampung
Peserta SBMPTN yang diterima di 125 PTN tahun ini sebanyak 192.810 orang. Padahal, daya tampung yang disediakan di 125 PTN sebanyak 213.406 kursi. Dengan demikian, masih ada daya tampung yang tidak terpenuhi sebanyak 20.596 kursi.
Terkait dengan kursi yang kosong, Ashari menjelaskan, ada sejumlah program studi (prodi) yang kurang peminat. Namun, kursi kosong ini masih bisa diperebutkan calon mahasiswa dengan mengikuti seleksi lewat jalur mandiri yang menjadi kewenangan tiap PTN.
Beberapa prodi yang kurang peminat, antara lain, adalah pertanian dan pendidikan kejuruan. ”Semoga di jalur mandiri nanti, calon mahasiswa tetap bisa melirik sejumlah prodi yang kurang peminat karena masih dipandang sebelah mata. Calon mahasiswa dan orangtua kami harapkan bisa membuka wawasan dan mencari informasi untuk terbuka pada pilihan program studi yang dianggap tidak keren, tetapi sebenarnya penting,” ujar Nizam.
Ashari yang juga Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengungkapkan, untuk mengatasi prodi yang kurang peminat, kampus butuh peran dari pemerintah. Salah satunya dengan membuat program yang dapat mendorong anak-anak muda mendaftar di prodi tersebut, misalnya dengan mengalokasikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah ke prodi tersebut.
PTN juga harus adaptif, misalnya membuat nama prodi dan sistem pengajaran yang lebih menarik, seperti mengawinkan pertanian dengan internet of things yang akan menarik minat kaum muda. Tak ketinggalan, masyarakat perlu diedukasi untuk memiliki pola pikir yang terbuka terhadap peluang hidup, selain menjadi pegawai negeri sipil dan pegawai, yaitu menjadi wirausaha.
Daya tampung di jalur SBMPTN tahun ini meningkat dari tahun 2021 yang berjumlah 213.406 orang. Di tahun ini ada peningkatan jumlah peserta dengan status KIP kuliah yang jumlahnya 226.955 orang.
Menurut Nizam, keberadaan KIP kuliah merupakan wujud pemerintah hadir bagi siswa keluarga tidak mampu yang memiliki potensi belajar di perguruan tinggi. Di tahun 2021, KIP kuliah ditransformasi menjadi KIP Kuliah Merdeka, dengan alokasi uang kuliah dan biaya hidup disesuaikan dengan prodi yang dipilih dan tingkat kemahalan di suatu daerah.
”Lewat KIP kuliah, kami berharap anak-anak dari kelompok ekonomi rendah dapat menapaki strata ekonomi yang lebih baik lewat kesempatan kuliah di perguruan tinggi terbaik,” ujar Nizam.