Kemenkes Konfirmasi Dugaan Kasus di Singkawang Bukan Cacar Monyet
Kementerian Kesehatan menyebutkan belum ada kasus cacar monyet yang teridentifikasi di Indonesia. Upaya pengawasan dan pengendalian pun terus diperkuat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan mengonfirmasi temuan dugaan kasus cacar monyet yang dilaporkan di Singkawang, Kalimantan Barat, merupakan kasus varisela atau cacar air. Hingga saat ini, belum ada kasus cacar monyet yang teridentifikasi di Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (18/6/2022), mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat telah memastikan diagnosis kasus yang diduga cacar monyet di Singkawang merupakan kasus varisela. Berdasarkan laporan penyelidikan epidemiologi, gejala yang muncul dari kasus tersebut yakni ruam kecil berair di sebagian permukaan tubuh.
”Kondisi saat ini ruamnya sudah mengering dan dari diagnosis dokter di RS dr Soedarso Pontianak, kasus ini adalah varisela (cacar air). Jadi tidak ada pengambil sampel karena sudah terdiagnosis varisela,” kata Maxi.
Ia menambahkan, sampai saat ini belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia. Kewaspadaan akan penularan cacar monyet sudah diperkuat melalui penerbitan Surat Edaran Nomor 2752 Tahun 2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Monkeypox di Negara Non Endemis.
Dalam surat edaran itu, sejumlah pihak diminta untuk memperkuat pengawasan dan pelaporan kasus dugaan cacar monyet. Dinas kesehatan di setiap provinsi dan kabupaten/kota diminta untuk segera menindaklanjuti laporan penemuan kasus di fasilitas kesehatan melalui investigasi dan pelacakan kontak erat.
Selain itu, setiap kantor kesehatan pelabuhan diminta untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang yang berasal dari negara terjangkit cacar monyet. Upaya promosi kesehatan mengenai kewaspadaan terhadap cacar monyet juga diharapkan semakin masif dilakukan.
Kondisi saat ini ruamnya sudah mengering dan dari diagnosis dokter di RS dr Soedarso Pontianak, kasus ini adalah varisela (cacar air).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejak awal 2022 hingga 8 Juni 2022 dilaporkan ada 1.285 kasus cacar monyet yang telah terkonfirmasi di 28 negara yang sebelumnya belum pernah melaporkan adanya kasus cacar monyet. Kasus tersebut berasal dari wilayah Eropa, Amerika, Mediterania Timur, dan Pasifik Barat.
Dalam pertemuan Selasa (14/6/2022), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, WHO bersama dengan para ahli akan mengubah nama virus cacar monyet dan penyakit yang ditimbulkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari dampak diskriminatif dan stigmatisasi yang bisa muncul dari penyebutan penyakit tersebut.
Sebelumnya, sejumlah ahli biologi dan peneliti lain mengeluarkan seruan publik bahwa wabah cacar monyet yang terjadi saat ini tidak memiliki hubungan yang jelas dengan Afrika. Namun, narasi yang muncul saat ini menunjukkan bahwa wabah ini terkait dengan Afrika, Afrika Barat, dan Nigeria.
Mereka menilai narasi tersebut dibangun atas stigma. Bukti yang paling jelas adalah penggunaan foto pasien Afrika untuk menggambarkan lesi cacar. Adapun penulis makalah seruan publik tersebut antara lain Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika Ahmed Ogwell dan ahli penyakit menular lain dari AS dan Eropa.