Jemaah Haji Beradaptasi dengan Cuaca Panas Mekkah-Madinah
Suhu udara di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi, masih panas, sekitar 45 derajat celsius. Para anggota jemaah haji asal Indonesia yang sudah tiba di dua kota itu beberapa waktu mulai beradaptasi dengan cuaca ekstrem itu.
Oleh
ILHAM KHOIRI
·3 menit baca
MEKKAH, KOMPAS — Jemaah haji asal Indonesia yang sudah beberapa waktu tinggal di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi, mulai bisa beradaptasi dengan suhu udara panas sekitar 45 derajat celsius di kedua kota ini. Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, mereka mengurangi berada di ruang terbuka paparan sinar matahari langsung, banyak minum, dan memakai tutup kepala. Para petugas haji bersiaga untuk membantu jemaah yang mengalami masalah akibat kepanasan, termasuk layanan kesehatan.
Wartawan Kompas, Ilham Khoiri, bersama Media Center Haji (MCH) memantau kegiatan para anggota jemaah asal Indonesia di kawasan Mahbas Jin di Mekkah, Sabtu (18/6/2022) siang. Sebagian anggota jemaah asal Embarkasi Surabaya, Jawa Timur, telah tinggal di Hotel Sofwat Albayt. Sebagian anggota jemaah baru pulang dari beribadah sunah di Masjidil Haram dengan menggunakan bus yang disiapkan Pemerintah Indonesia. Tiba di halte bus, mereka menyeberang jalan selebar sekitar 50 meter untuk menuju hotel. Karena tidak ada jembatan penyeberangan, jemaah menyeberang jalan dengan dibantu beberapa petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Di bawah terik matahari, jemaah laki-laki mengenakan penutup kepala, jemaah perempuan behijab. Mereka berjalan cepat untuk menghindari sengatan panas. Pasangan suami istri asal Lamongan, Jawa Timur, Slamet Priyanto (54) dan Pujiati (47), berusaha beradaptasi dengan cuaca panas itu. Keduanya tidak mau berlama-lama berada di ruang terbuka. ”Kami terbantu oleh pertolongan petugas. Susah kalau mau menyeberang sendiri, apalagi mobil di jalan kencang, cuaca panas,” kata Slamet.
Jemaah lain, Wahyu Anggono Prito (55) dan istrinya, Marlita (53), berusaha beradptasi dengan suhu di Mekkah yang agak sedikit kurang panas dibandingkan Madinah. ”Di Madinah, cuaca sangat panas. Sampai jam 15.00 sore saja, masih tetap panasnya,” kata Wahyu.
Kepala Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Mekkah M Imran Saleh mengimbau semua anggota jemaah untuk disiplin menjaga kesehatan agar dapat mengikuti ibadah haji pada awal Juli 2022. Saat ini, jemaah masih beribadah umrah wajib sebelum haji. Kalaulah ada jemaah yang terganggu kesehatannya, KKHI siap membantu dengan 145 petugas kesehatan, seperti dokter, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan lain.
Hingga kini, sebanyak 39.914 anggota jemaah Indonesia telah diberangkatkan ke Madinah. Dari jumlah itu, sebanyak 14.245 anggota jemaah di antaranya telah bergeser dari Madinah ke Mekkah. Sabtu kemarin, sebanyak 3.169 anggota jemaah lagi akan diterbangkan dari Tanah Air menuju Madinah. Mereka dari tujuh embarkasi, yaitu Embarkasi Banjarmasin (360 jemaah), Batam (450 jemaah), Aceh (393 jemaah), Jakarta-Pondok Gede (803 jemaah), Jakarta-Bekasi (410 jemaah), Solo (360 jemaah), Makassar (393 jemaah).
Di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Juru Bicara PPIH Akhmad Fauzin mengungkapkan, keberangkatan pada Sabtu itu merupakan akhir dari jemaah gelombang pertama. Mulai Minggu (19/6/2022), masuk gelombang kedua dengan jemaah bakal mendarat di Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah, dan langsung ke Mekkah.
Menurut Kepala Daerah Kerja Mekkah Mukhammad Khanif, PPIH di Mekkah meningkatkan layanan seiring pertambahan jumlah jemaah yang tiba di Mekkah, meliputi akomodasi, transportasi, dan konsumsi. Dari 40 hotel yang sudah disiapkan, saat ini baru terpakai enam hotel. Satu hotel besar dengan beberapa tower bisa menampung sampai 24.000 anggota jemaah. Begitu ada tambahan jemaah, hotel-hotel itu akan dibuka semua. Begitu pula konsumsi atau bus antar jemput dari hotel ke Masjidil Haram yang juga disiapkan sesuai jumlah jemaah.
”Selama enam hari setelah kedatangan jemaah di Mekkah, semua berjalan dengan baik,” katanya.