Jika musim haji tahun-tahun sebelumnya hanya dapat jatah makan dua kali sehari, kini jemaah haji asal Indonesia di Arab Saudi mendapatkan konsumsi tiga kali sehari dengan menu Nusantara.
Oleh
ILHAM KHOIRI
·4 menit baca
MEKKAH, KOMPAS — Jemaah haji asal Indonesia di Arab Saudi tahun 1443 Hijriah atau 2022 mendapatkan konsumsi tiga kali sehari dengan menu Nusantara. Layanan ini diharapkan dapat membantu jemaah semakin enak makan sehingga kondisi tubuh tetap bugar.
Konsumsi diberikan kepada jemaah pada pagi, siang, dan sore hari sesuai kelaziman waktu makan di Indonesia. Menu dipilih dari resep populer dari sejumlah daerah di Nusantara. Dengan cita rasa lokal, jemaah diharapkan berselera makan sehingga kondisi tubuh tetap bugar selama beribadah di Tanah Suci.
Wartawan Kompas, Ilham Khoiri, bersama Media Center Haji (MCH) memantau dapur umum perusahaan katering Raghaeb di kawasan Syauqiyah, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (14/6/2022) pagi waktu Arab Saudi. Perusahaan ini menjadi salah satu penyedia makanan untuk jemaah haji Indonesia selama di kota tersebut. Perusahaan mempekerjakan sekitar 70 orang, termasuk para juru masak, untuk menyiapkan makanan bagi ribuan anggota jemaah. Untuk sarapan, makanan dimasak sejak pukul 02.00 waktu setempat agar dapat disajikan pukul 06.00. Makan siang dimasak sejak pukul 07.00 sehingga dapat dikirimkan pukul 11.00.
Selasa pagi itu, menu makanan adalah nasi putih, ikan tuna yang disuwir, dan balado terung. Saat dicoba, cita rasanya serupa dengan makanan di Indonesia. Menu itu ditata dalam piring plastik dan ditutup dengan aluminium. Tutup itu diberi keterangan jam layak makan. MCH juga melihat gudang penyimpanan bahan masakan, seperti beras dan bumbu-bumbu, yang didatangkan dari Indonesia.
Pemilik perusahaan katering Raghaeb, Ahmad Abdallah Quwair, mengungkapkan, juru masak di perusahaannya adalah orang Indonesia yang sudah bekerja selama bertahun-tahun sehingga dapat diandalkan untuk memasak menu khas Nusantara. Dia berusaha memenuhi persyaratan yang diminta Pemerintah Indonesia, seperti bahan makanan dan bumbu-bumbu, selama kebutuhan itu tersedia di pasaran. Dia juga pernah dua kali mengunjungi Indonesia dan berusaha memahami budayanya.
”Selama ini tidak ada kesulitan. Kami juga rutin membuat evaluasi dan berusaha memperbaiki mutu,” katanya.
Menurut Sofianto, salah satu chef di katering Raghaeb, menu yang disajikan sesuai pilihan Kementerian Agama (Kemenag), seperti rendang, semur, dan ayam bakar. Agar cita rasanya terjaga, digunakan bumbu-bumbu sesuai aslinya, antara lain lengkuas, daun kunyit, daun jeruk, kemangi, kencur, dan kemiri. Semua itu dibeli dari toko yang mengimpor bumbu-bumbuan langsung dari Indonesia.
”Saat memasak, rasa masakan dijaga agar aman untuk lambung. Pedas makanan tidak terlalu tajam. Asam juga dikurangi. Asamnya tidak pakai cuka, tetapi dengan jeruk nipis. Semua diusahakan agar ramah untuk jemaah haji lansia,” ucapnya.
Koordinator Pengawas Katering Jemaah Haji di Mekkah Rusna Purnama mengungkapkan, sebelum disajikan kepada jemaah, sampel makanan dikirim ke Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Tim konsumsi di PPIH memeriksa cita rasa, aroma, dan tekstur makanan. Jika dinilai aman dan cocok, makanan lalu disajikan kepada jemaah. Jika masih ada yang kurang, makanan itu ditangguhkan dan tidak disajikan. ”Kami kontrol semaksimal mungkin agar makanan aman dan sesuai lidah jemaah,” kata Rusna.
Seorang anggota jemaah, Umi Kulsum (44), asal Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, mengaku cocok dengan sajian makanan selama di Madinah. ”Menu katering di sini enak dan bervariasi. Suguhan rasanya sudah disesuaikan dengan lidah Indonesia. Saya dan kawan-kawan lain bisa makan enak sehari tiga kali,” katanya saat dihubungi dari Mekkah.
Di Jakarta, juru bicara PPIH Arab Saudi, Akhmad Fauzin, menjelaskan, jemaah haji terus diterbangkan dari Tanah Air ke Madinah. Sebanyak 25.929 anggota jemaah haji telah diberangkatkan ke Tanah Suci. Pada Selasa kembali diberangkatkan 2.809 anggota jemaah haji ke Madinah yang berasal dari embarkasi Jakarta-Pondok Gede (786 orang), Jakarta-Bekasi (820 orang), Banjarmasin (360 orang), Medan (393 orang), dan Surabaya (450 orang).
Dari total jemaah yang telah berada di Madinah, 3.154 anggota jemaah telah bergeser ke Mekkah. Di kota ini, mereka melaksanakan umrah di Masjidil Haram sambil menunggu puncak haji yang berlangsung pada awal Juli 2022. Setelah menjalankan ibadah haji, mereka kemudian pulang ke Tanah Air. Ibadah haji meliputi wukuf, menginap di Muzdalifah dan Mina, melempar jumrah, tawaf ifadhah, sa’i, dan tahallul.
Untuk tempat tinggal jemaah di Mekkah, PPIH menyiapkan hotel di lima wilayah, yaitu di Misfalah, Mahbas Jin, Jarwal, Raudhah, dan Syisyah. Dari hotel ke Masjidil haram jaraknya 870 meter sampai 4 kilometer. ”Setiap hotel memiliki kamar tidur dengan kamar mandi di dalam, ruang makan, mushala, mesin cuci, dan tempat menjemur pakaian,” ujar Fauzin, yang juga Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag.
Hingga kini, tercatat 49 anggota jemaah sakit. Sebanyak 43 orang menjalani rawat jalan dan 6 orang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah. Jemaah yang wafat bertambah satu orang, yaitu Bawuk Karso Samirun (58) dari embarkasi Surabaya. Total ada tiga jemaah haji Indonesia yang wafat.