Kasus Covid-19 Sedikit Naik, Presiden Jokowi Ajak Tetap Waspada
Semua pihak diminta tetap waspada meskipun pandemi Covid-19 dinilai masih terkendali. Masyarakat yang belum menerima vaksin penguat pun diminta segera mendapatkannya untuk meningkatkan kekebalan komunitas.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia dinilai masih berada pada posisi terkendali meskipun ada sedikit kenaikan kasus beberapa waktu terakhir. Meski demikian, Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh masyarakat agar tetap waspada. Masyarakat yang belum menerima vaksin penguat pun diminta segera mendapatkannya.
Kepala Negara menyampaikan, hal terpenting adalah berpegangan pada angka positivity rate yang harus di bawah 5 persen. ”(Positivity rate) kita sekarang ini di angka 1,03 persen. Jadi, masih pada posisi terkendali. Meskipun kita tahu, saya sudah minta untuk diwaspadai, ada sedikit kenaikan karena kemarin, masalah tiga minggu atau sebulan lalu, karena kita Lebaran,” kata Presiden Joko Widodo saat menjawab pertanyaan media seusai acara Peresmian Persemaian Rumpin, Peluncuran Program Rehabilitasi Mangrove, dan World Mangrove Center di persemaian Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/6/2022).
Menurut Presiden Jokowi, laju transmisi juga masih di angka yang terkendali. ”Namun, tetap, kewaspadaan itu penting. Oleh sebab itu, saya akan tekankan lagi pentingnya booster, suntikan ketiga, ini akan terus kita lakukan,” kata Presiden.
Namun, tetap, kewaspadaan itu penting. Oleh sebab itu, saya akan tekankan lagi pentingnya booster, suntikan ketiga, ini akan terus kita lakukan.
Sebelumnya, pada konferensi pers perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia per 8 Juni 2022, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kenaikan pada tren kasus positif selama tiga minggu terakhir dan kasus aktif selama empat hari terakhir perlu menjadi perhatian.
”Jika dilihat pada grafik kasus positif mingguan, terjadi kenaikan 571 (kasus) atau 31 persen dari kasus tanggal 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 (kasus) menjadi 2.385 kasus mingguan. Kemudian, pada kasus aktif harian, terjadi kenaikan 328 (kasus) atau 10 persen dari kasus aktif tanggal 2 Juni 2022, yaitu (dari) 3.105 (kasus) menjadi 3.433 kasus aktif harian,” papar Wiku.
Menurut Wiku, hal ini penting untuk diwaspadai mengingat selama lebih kurang tiga bulan berturut-turut, sejak gelombang Omicron, Indonesia berhasil mempertahankan kasus tetap stabil. Kabar baiknya adalah kenaikan kasus ini tidak diikuti dengan kenaikan pada tren tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit isolasi harian ataupun tren kematian mingguan.
”Tren BOR isolasi harian tetap stagnan, sedangkan tren kematian mingguan masih terus menunjukkan penurunan sebagai tanda yang baik,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wiku pun menyampaikan lima provinsi yang menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus aktif pada minggu terakhir. Pertama, DKI Jakarta mengalami kenaikan 30 persen. Kedua, Banten mengalami kenaikan 38 persen. Ketiga, Jawa Barat mengalami kenaikan 18 persen. Keempat, Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan 45 persen. Kelima, Jawa Timur mengalami kenaikan 37 persen.
Dapat dilihat bahwa kelima provinsi berasal dari Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa dan aktivitas masyarakat yang saat ini sudah kembali normal bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kenaikan kasus aktif.
”Dapat dilihat bahwa kelima provinsi berasal dari Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa dan aktivitas masyarakat yang saat ini sudah kembali normal bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kenaikan kasus aktif,” ujar Wiku.
Namun, Wiku menuturkan, kabar baiknya adalah dari kelima provinsi ini, meskipun mengalami kenaikan kasus aktif, masih cenderung menunjukkan penurunan angka kematian dan masih terjaganya persentase BOR di bawah 3 persen. ”Kematian mingguan terlihat bertambah jumlahnya hanya di Daerah Istimewa Yogyakarta, (yakni) dari satu kematian menjadi tiga kematian dalam minggu terakhir,” ujarnya.
Belajar dari pengalaman
Belajar dari kenaikan kasus pada gelombang Covid-19 yang telah dialami bersama, menurut Wiku, semua pihak harus mewaspadai sekecil apa pun kenaikan yang terjadi. ”Dimohon kepada seluruh gubernur, terutama dari lima provinsi yang saya sebutkan, untuk bersama dengan bupati dan wali kota memantau dan memitigasi kenaikan yang terjadi. Mohon evaluasi kebijakan dan peraturan yang berlaku apabila diperlukan,” katanya.
Dimohon juga kepada seluruh masyarakat untuk segera vaksinasi dosis ketiga bagi yang belum untuk makin meningkatkan kekebalan komunitas. Ingat, protokol kesehatan adalah kunci keberhasilan di masa pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat.
Wiku pun meminta masyarakat untuk tidak lengah meskipun saat ini sedang dalam euforia kembali beraktivitas normal. Virus masih ada di sekitar kita. Kedisiplinan memakai masker dan rajin mencuci tangan akan sangat membantu warga terhindar dari penularan. Warga diminta segera beristirahat di rumah dan memeriksakan diri ke dokter apabila merasa tidak enak badan ataupun mengalami gejala Covid-19.
”Dimohon juga kepada seluruh masyarakat untuk segera vaksinasi dosis ketiga bagi yang belum untuk makin meningkatkan kekebalan komunitas. Ingat, protokol kesehatan adalah kunci keberhasilan di masa pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat,” ujar Wiku.