Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19 dengan Penapisan Pascalibur Lebaran
Pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat, seperti dengan memperbolehkan mudik, merupakan jalan tengah untuk memulihkan perekonomian. Namun, pelonggaran ini mesti dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan.
Oleh
(TAM/RTG/XTI/BRO)
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS Tingginya mobilitas masyarakat saat mudik Idul Fitri 2022 berpotensi memicu peningkatan kasus Covid-19. Tes antigen dan reaksi rantai polimerase (PCR) sebagai penapisan perlu dilakukan untuk menekan penularan virus korona pascalibur Lebaran.
Kerumunan warga terjadi di sejumlah tempat saat libur Lebaran. Tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan taman-taman kota dipadati pengunjung sehingga sulit untuk menerapkan jaga jarak.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, kerumunan akan meningkatkan risiko transmisi atau penularan. Oleh sebab itu, warga yang baru kembali mudik perlu melakukan tes sebelum kembali bekerja atau beraktivitas di tempat asalnya.
“Tes ini mungkin tidak diwajibkan. Namun, paling tidak dilakukan oleh orang-orang yang merasakan gejala Covid-19 untuk memastikan kondisi kesehatannya agar tidak menularkan virus ke orang lain,” ujarnya dihubungi di Jakarta, Jumat (6/5/2022) sore.
Yunis mengatakan, mayoritas kasus Covid-19 di Indonesia merupakan varian Omicron dengan gejala lebih ringan. Oleh karenanya, jika terjadi peningkatan kasus pascalibur Lebaran, juga akan didominasi oleh varian ini.
“Peningkatan kasus kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak setinggi lonjakan kasus sebelumnya. Sebab, jika dilihat dari status host-nya (reservoir), kebanyakan warga sudah mendapat vaksinasi. Kondisi ini berbeda dari puncak gelombang kasus Delta dan Omicron,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di laman vaksin.kemkes.go.id, dari 208,26 jiwa target vaksinasi Covid-19, hingga Jumat pukul 18.00, cakupannya mencapai 95,69 persen untuk dosis satu dan 79,52 persen untuk dosis dua. Sementara vaksinasi dosis penguat atau booster sudah menyasar 40,97 juta orang atau sekitar 20 persen.
Menurut Yunis, pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat, seperti dengan memperbolehkan mudik, merupakan jalan tengah untuk memulihkan perekonomian. Namun, pelonggaran ini mesti dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) dengan memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak.
Pasca puncak penularan varian Omicron pada pertengahan Februari 2022, penambahan kasus harian Covid-19 di Tanah Air terus melandai. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat penambahan 245 kasus baru, Jumat. Jumlah itu menurun 30 kali lipat dibandingkan dua pekan sebelumnya dengan 7.464 kasus.
Meskipun pandemi lebih terkendali, peningkatan kasus setelah libur panjang tetap perlu diwaspadai. Saat libur awal tahun 2022, misalnya, kasus harian yang berjumlah 274 kasus pada 1 Januari melonjak menjadi 1.054 kasus dalam dua pekan.
Peningkatan kasus kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak setinggi lonjakan kasus sebelumnya. (Tri Yunis Miko Wahyono)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, pihaknya akan bersiaga selama sebulan ke depan untuk melihat tren kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
”Menurut teori, kehebohan yang terjadi hari ini, datanya akan terlihat 14 hari kemudian. Kami akan bersiaga selama sebulan ke depan. Jika kasus tetap landai, saya boleh klaim itu (Covid-19) menjadi endemi,” ucap Kang Emil, sapaan akrabnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar R Nina Susana Dewi menyatakan, pemeriksaan hingga penelusuran dilakukan untuk mengantisipasi persebaran Covid-19 di Jabar. Itu karena pergerakan masyarakat yang tinggi dan munculnya kepadatan di tempat wisata.
”Kami melakukan pemantauan kasus harian, jumlah kasus positif, positivity rate, hingga penelusuran kontak erat 1 banding 15 selama periode mudik dan arus balik. Pemantauan vaksinasi Covid-19 juga tetap dilakukan,” ujarnya.
Di Jawa Tengah, sebelum pelepasan sistem satu arah di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, hari Jumat, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berpesan agar para pemudik berhati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan. "Kami para menteri ditugaskan oleh Presiden untuk memberikan keamanan bagi masyarakat. Aman di sini berarti bisa selamat dan tepat waktu sampai tujuan. Kami juga mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan," ujar Budi.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar meminta fasilitas layanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit waspada bila ada pasien yang datang dengan gejala mengarah ke Covid-19. "Segera lakukan tes dan lacak kontak eratnya, terutama bila pasien dinyatakan positif Covid-19," katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta 38 kabupaten/kota mengantisipasi situasi Covid-19 yang mungkin memburuk seusai masa libur Lebaran 2022. Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dengan jumlah kasus aktif yang terus turun, Covid-19 sudah berada dalam tahap terkendali.
Namun, potensi penyakit ini kembali mewabah dapat terjadi jika aparatur terpadu sampai di kabupaten/kota lengah dan abai. Untuk itu, Khofifah melanjutkan, kinerja penanganan dan vaksinasi di daerah perlu ditingkatkan. Khusus untuk vaksinasi, cakupan dosis 2 dan dosis 3 bagi daerah-daerah yang belum berstatus level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), untuk mencapai level 1 PPKM salah satu syaratnya adalah cakupan dosis 2 minimal 70 persen dari seluruh sasaran.
“Saya meminta bupati/wali kota untuk tancap gas percepatan vaksinasi dosis 2 dan dosis 3 setelah libur Lebaran terlewati,” kata Khofifah. Percepatan itu dengan mempertimbangkan ketersediaan atau stok. Di Jatim, ada stok 1,141 juta dosis vaksin Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Covavax. Stok mencukupi untuk mendorong vaksinasi selama bulan ini.