Optimisme Pascamudik Tanpa Lonjakan Kasus Covid-19
Pergerakan mudik Lebaran tahun ini relatif belum menunjukkan pengaruh pada lonjakan kasus pandemi Covid-19. Meskipun demikian, protokol kesehatan tetap harus ditegakkan untuk menjaga kondisi pandemi yang lebih melandai.
Oleh
Gianie
Β·6 menit baca
Pergerakan skor Indeks Pengendalian Covid-19 atau IPC saat arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini masih dalam tren meningkat. Pelonggaran mobilitas masyarakat yang dilakukan pemerintah ternyata tidak serta merta menurunkan kewaspadaan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Persebaran Covid-19 masih dalam pengendalian yang baik.
Momen mudik Lebaran tahun ini diwarnai antusiasme yang tinggi dari masyarakat setelah dua tahun menahan diri untuk tidak mudik. Data dari Kementerian Perhubungan dan Jasa Marga yang dihimpun Litbang Kompas menunjukkan, jumlah penumpang arus mudik selama H-7 hingga H2 Lebaran dengan moda transportasi darat, feri, laut, udara, dan kereta api sebanyak 6.450.768 orang.
Momen mudik Lebaran tahun ini diwarnai antusiasme yang tinggi dari masyarakat setelah dua tahun menahan diri untuk tidak mudik.
Sementara total kendaraan yang keluar masuk Jakarta melalui jalan tol tercatat 1.547.165 kendaraan. Jumlah pemudik dengan kendaraan pribadi yang melintas di jalan tol tahun ini diperkirakan melampaui kondisi tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. (Kompas, 9/5/2022)
Pergerakan yang tinggi ini tentunya memunculkan kekhawatiran kasus positif Covid-19 kembali meningkat. Kita ketahui bahwa pola kenaikan jumlah kasus Covid-19 memang terjadi setiap kali liburan panjang berakhir.
Namun, kekhawatiran ini diiringi dengan ajakan dari semua pihak untuk tetap waspada dan menaati protokol kesehatan. Setiap komponen masyarakat saling mengingatkan. Perjalanan mudik harus tetap aman, nyaman, dan sehat, tentunya sampai kembali dari kampung halaman.
Potensi meningkatnya kasus positif Covid-19 bukan semata dari momen mudik Lebaran. Potensi yang sama juga muncul dari aliran orang yang masuk ke Indonesia. Sejak Maret 2022, pemerintah melonggarkan persyaratan bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Karantina bagi PPLN yang masuk ke sejumlah daerah di Indonesia ditiadakan.
Selain itu, untuk menjaring wisatawan asing, pemerintah memberi kemudahan dengan menambah subyek negara yang mendapat fasilitas visa saat kedatangan (visa on arrival) dari 43 negara menjadi 60 negara. Kebijakan tersebut dikeluarkan pada akhir April lalu untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata.
ARSIP PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
Sejumlah penumpang sedang bersiap melakukan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat (6/5/2022), Selama mudik maupun arus balik, protokol kesehatan dilakukan secara ketat dengan berbagai persyaratan agar mudik aman dan sehat dapat menekan laju penyebaran Covid-19.
Sepanjang bulan Maret, terjadi lonjakan kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang masuk lewat pintu utama. Jumlahnya 40.790 orang, lebih banyak dibandingkan kumulatif kedatangan pada bulan Januari dan Februari yang sebanyak 33.593 orang.
Saat Lebaran, per 2 Mei 2022, skor nasional IPC yang dihitung Kompas tetap berada pada posisi angka 85, sama dengan skor pekan sebelumnya. Skor mengukur kondisi dengan data selama tujuh hari sebelumnya periode 26 April 2022-2 Mei 2022 atau H-6 hingga H1 Lebaran.
Sebanyak 13 provinsi skornya tidak berubah dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara sebanyak enam provinsi skornya turun, yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua.
Penurunan skor Jawa Tengah adalah yang terbanyak, yakni 6 poin, dari 82 ke 76. Provinsi lainnya mengalami kenaikan skor yang berkisar antara 1-4 poin.
Setelah Lebaran atau saat arus balik berlangsung, skor nasional IPC per 9 Mei 2022 meningkat 2 poin ke angka 87. Skor ini merupakan yang tertinggi sejak pulih dari gelombang ketiga varian Omicron.
Juga yang tertinggi jika dibandingkan dengan saat pulih dari gelombang kedua varian Delta. Setelah gelombang kedua varian Delta, skor tertinggi IPC berada di angka 83 yang bertahan selama lima minggu hingga akhir Januari 2022.
Kenaikan skor yang signifikan setelah arus balik ini dialami Sumatera Barat yang naik 5 poin dari 85 ke 90. Sementara terdapat lima provinsi lainnya, yakni Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat, yang skornya naik masing-masing 4 poin.
Pada pekan ini masih terdapat provinsi yang skornya turun, tetapi tidak signifikan, yakni Maluku Utara (2 poin), Riau, Kalimantan Utara, dan Gorontalo masing-masing 1 poin.
ARSIP KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyapa calon penumpang kereta api di sela-sela apel Gelar Pasukan Angkutan Lebaran 2022 di Stasiun Gambir, Jumat (22/4/2022) pagi. Petugas stasiun kereta api yang berjaga mengamankan proses mudik Lebaran 2022 diminta tetap ramah dalam melanyani pemudik.
Meski skor IPC secara nasional sudah mencapai angka tertinggi setelah gelombang ketiga varian Omicron, di tingkat provinsi angka tertinggi yang diraih setelah varian Delta belum bisa dicapai pekan ini. Skor provinsi yang tertinggi pekan ini diraih oleh DI Yogyakarta dengan angka 92.
DKI Jakarta yang pernah tercatat meraih skor 96 setelah gelombang kedua varian Delta, setelah arus balik pekan ini baru sampai di angka 90. Lambannya pergerakan skor IPC di ibu kota ini dalam menyamai skor seperti setelah varian Delta setidaknya disebabkan oleh dua hal.
Pertama, saat varian Omicron melanda, DKI Jakarta mencatat puncak kasus tertinggi yang melebihi angka puncak saat varian Delta melanda, seperti halnya yang terjadi secara nasional.
Penghitungan skor IPC untuk indikator kasus positif harian dalam aspek manajemen infeksi adalah dengan membandingkan rata-rata jumlah kasus selama tujuh hari terakhir dengan jumlah kasus tertinggi yang pernah terjadi di daerah tersebut.
Rekor puncak kasus tertinggi di DKI Jakarta saat varian Omicron adalah 15.825 kasus per hari (6 Februari 2022). Sementara pada saat varian Delta, jumlah kasus tertinggi per hari hanya mencapai 14.622 kasus (12 Juli 2021).
Hal ini yang membedakan DKI Jakarta dengan provinsi-provinsi lain yang puncak kasus tertingginya (sebagai bilangan pembagi) tidak setinggi di Jakarta. Karena itu, pergerakan perbaikan skor provinsi lain bisa lebih cepat dibandingkan DKI Jakarta.
DI Yogyakarta, misalnya, setelah varian Delta hanya mencapai skor tertinggi di angka 90, setelah varian Omicron ini bisa mencapai angka 92, berada di atas skor DKI Jakarta.
Jakarta selalu menjadi episentrum penularan kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal kedua yang menyebabkan lambannya pergerakan skor DKI Jakarta tampaknya adalah karena masih dominannya Jakarta dalam menyumbang angka kasus positif harian terhadap nasional.
Porsi sumbangan kasus prositif Covid-19 yang terjadi di Jakarta terhadap angka nasional dalam dua minggu terakhir ini berkisar antara 21-52 persen. Jakarta selalu menjadi episentrum penularan kasus Covid-19 di Indonesia.
Meski demikian, membaiknya pengendalian Covid-19 di daerah-daerah lain telah meningkatkan skor IPC nasional. Pengendalian yang baik ini tentunya berkat kerja sama pemerintah sebagai regulator dengan masyarakat.
Masyarakat sudah semakin terbiasa dalam menjalankan protokol kesehatan sebagai suatu normal baru, minimal dalam memakai masker ketika berada di ruang publik, misalnya.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Penumpang menunggu kereta di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/4/2022). Puncak arus mudik penumpang Lebaran 2022 dengan angkutan umum termasuk kereta api diprediksi terjadi kurun 29-30 April 2022. Mobilitas masyarakat untuk mudik meningkat seiring pelonggaran kebijakan dari pemerintah terkait situasi pandemi Covid-19 melandai.
Selain itu, kepercayaan diri dalam menghadapi pandemi juga sudah semakin kuat seiring dengan semakin luasnya masyarakat yang menerima vaksin Covid-19. Per 11 Mei 2022, sudah 199,4 juta penduduk Indonesia yang disuntik vaksin dosis pertama. Jumlah ini mencapai 95,95 persen dari target.
Sementara 165,8 juta penduduk sudah menerima vaksin dosis kedua (79,64 persen). Dengan demikian, kekebalan komunitas sudah dimiliki bangsa Indonesia dalam memerangi Covid-19. Adapun vaksin booster atau dosis ketiga sudah diterima oleh 41,6 juta penduduk (20 persen).
Melandainya penambahan kasus baru Covid-19 dan semakin kuatnya kekebalan tubuh masyarakat yang sudah divaksin, ditambah dengan masih dipertahankannya protokol kesehatan sebagai kebiasaan normal baru, menjadi modal kuat Indonesia mengakhiri fase pandemi jauh sebelum ditetapkan secara resmi oleh lembaga WHO.
Dengan catatan, tidak ada varian baru virus yang lebih berbahaya yang menyebabkan memburuknya indikator-indikator IPC Kompas. (LITBANG KOMPAS)