Oleh-oleh Emil dari Italia untuk Warga Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawa banyak oleh-oleh dari kunjungannya ke Italia. Ada harapan keberpihakan dunia pada pemanasan global, manusia yang terpinggirkan, hingga pentingnya dialog antarumat beragama.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F27%2F33fb4e0f-b0f9-46e8-866a-66e7a984f02e_jpg.jpg)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyempatkan diri mengabadikan sudut kota Assisi, Italia, Minggu (22/5/2022). Dia hadir di sana untuk menjadi pembicara dalam konferensi internasional Assisi & Rome Roundtable 2022.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawa banyak oleh-oleh dari kunjungannya ke Italia. Ada harapan keberpihakan dunia pada isu yang terpinggirkan hingga pentingnya dialog antarumat beragama.
Pagi yang hangat baru saja datang saat Gubernur Jabar Ridwan Kamil bergegas dari penginapan di dataran tinggi Assisi, Italia, Minggu (22/5/2022). Sehari di kota yang dibangun di abad pertengahan itu, ia harus segera bergegas ke Roma untuk hadir dalam berbagai agenda kedinasan lain.
Akan tetapi, dia tidak pergi begitu saja. Bersama pewarta foto Arbain Rambey, dia menyempatkan diri mengabadikan sisi kota kelahiran Santo Fransiskus Asisi, salah satu orang suci umat Katolik, itu di pagi hari. Tidak ketinggalan, ia membeli sejumlah pernak-pernik khas, mulai dari magnet kulkas hingga gantungan kunci.
Akan tetapi, bukan itu saja kenangan yang dia bawa dari Italia. Hasil pertemuan dengan sejumlah pihak di Assisi dan Roma menjadi oleh-oleh yang bisa jadi sumbangan besar, tidak hanya bagi Jabar, tetapi juga Indonesia dan dunia.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, berada di Italia untuk memenuhi undangan Global Foundation, organisasi nirlaba yang fokus pada beragam masalah global, menjadi pembicara dalam Assisi & Rome Roundtable di Assisi, 21-23 Mei 2022. Selain bertemu di Assisi, kota kecil di Perugia, dia juga bertemu perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) hingga komunitas inklusif Sant Egidio di Roma, ibu kota Italia, 23-24 Mei. Dari sana, perjalanan dilanjutkan ke Inggris dan Swiss.
Baca juga : Ruang Kreativitas Tanpa Batas dari Jabar
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F27%2Fac14e73d-1572-4723-9a42-bbfb68d4bf5a_jpg.jpg)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (merentangkan tangan) bersama peserta Assisi & Rome Roundtable 2022 di Assisi, Italia, Sabtu (21/5/2022). Ia diundang menjadi pembicara untuk berbagi pengalaman tentang upaya Jabar menekan pemanasan global, menekan konflik, hingga keberpihakan terhadap orang terpinggirkan.
Ketangguhan energi
Di hadapan lebih kurang 50 peserta Assisi & Rome Roundtable 2022, dia membawa hasil Kesepakatan Assisi (Assisi Accord) tentang beragam masalah besar dunia. Mulai dari isu pemanasan global, perang Ukraina-Rusia, pascapandemi Covid-19, hingga dorongan keberpihakan organisasi keuangan internasional untuk menghadapinya.
”Besar harapan, masalah-masalah ini dibicarakan dalam forum G20 di Bali. Undangan untuk kawan-kawan Global Foundation, Wali Kota Assisi, hingga Paus Fransiskus diharapkan bisa semakin menginspirasi pertemuan itu,” katanya.
Emil mengatakan, masalah ini mendesak dibicarakan dan diambil langkah konkret. Salah satunya adalah pemanasan global. Semua negara bakal terdampak. Tidak ada lagi batasan antardaerah dan negara. Emil mencontohkan, masalah sampah di pesisir Indonesia suatu saat pasti berdampak bagi pantai di Italia.
Sejauh ini, Jabar percaya diri bisa menjadi penyambung. Berbagai infrastruktur, mulai dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hingga pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), sedang dan akan dibangun menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Dia merujuk PLTS terapung di Waduk Cirata yang bakal berkapasitas 145 megawatt serta PLTB di Sukabumi yang bisa berkekuatan 150 MW. Keberadaannya bakal membantu menopang pasokan energi terbarukan panas bumi di Jabar mencapai 1.269 MW. ”Indonesia seharusnya bisa surplus kebutuhan energi terbarukan mencapai 400.000 MW. Hanya setengahnya untuk kebutuhan lebih kurang 300 juta warga,” katanya.
Pengolahan sampah juga diyakini lebih ramah energi. Selain punya pengolahan plastik satu-satunya di Indonesia, kawasan pengolahan sampah raksasa tengah disiapkan. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Legok Nangka yang ditargetkan beroperasi bakal menghasilkan listrik 20-30 MW.
”Langkah itu melengkapi pembangunan baterai mobil listrik di Jabar. Selain itu, Jabar punya pengolahan sampah plastik skala besar. Patut dicatat, Jabar juga menjadi satu-satunya daerah yang menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas,” ujarnya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F27%2Fc2467e7d-b19c-44f0-84fc-52d303e6a2e5_jpg.jpg)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima kenang-kenangan dari Wali Kota Asissi Stefania Proietti dalam kunjungan kerjanya ke Italia, Sabtu (21/5/2022). Assisi menjadi tuan rumah dalam konferensi internasional Assisi & Rome Roundtable 2022.
Bangkit dari pandemi
Masalah ketahanan pangan juga dibicarakan saat bertemu Deputy Director Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Maria Helena Semedo di Roma. Banyak hal bisa terjadi dan butuh kepedulian banyak orang untuk menyikapinya.
”Saat pasokan gandum dari Ukraina akibat perang tersendat, produksi mi instan pasti terganggu. Bila sudah begini, perang tidak hanya merugikan ekonomi dunia, anak kos juga peduli. Tidak ada mi instan tentu jadi masalah buat anak kos,” kata Emil.
Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan untuk memitigasinya agar dampak buruk akibat beragam hal bisa dicegah. Salah satunya, memanfaatkan kemajuan teknologi.
Semedo mengapresiasi program Petani Milenial di Jabar yang bisa menjadi contoh baik di banyaj negara. Banyak hal terlibat di dalamnya, antara lain pemerintah, anak muda, dan tentu teknologi.
Petani Milenial adalah program pendampingan petani usia muda di Jabar. Sejak Maret 2021, sebanyak 8.996 orang dalam rentang usia 19-39 tahun mendaftarkan diri. Sebanyak 2.240 orang diterima pada gelombang pertama. Mereka didampingi Pemerintah Provinsi Jabar hingga Bank bjb. Banyak transfer ilmu dilakukan lewat pendekatan teknologi kekinian. Tahun ini, 1.249 orang di antaranya diwisuda Gubernur Jabar.
”Dengan lahan yang tidak terlalu luas, peran anak muda memanfaatkan teknologi membuat produktivitas meningkat dengan cara yang tepat,” kata Semedo.
Emil mengatakan, sejauh ini Petani Milenial tidak hanya bakal meningkatkan produktivitas, tetapi juga meminimalkan laju urbanisasi. Alasannya, tanpa diimbangi bekal yang cukup, urbanisasi yang dulu menjadi harapan anak muda untuk sejahtera hanya memicu kemiskinan dan ragam masalah baru. Apalagi, lebih dari setengah petani Jabar yang total mencapai 3,9 juta orang sudah berusia 40 tahun ke atas.
Digitalisasi mengubah perspektif itu. Faktor geografis kini hanya pilihan, bukan yang utama. Warga di desa, terutama anak muda, bisa punya pendapatan seperti di kota selama ada internet.
”Tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia,” katanya.
Baca juga : Petani Milenial Menyongsong Masa Depan di Cekungan Bandung
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F09%2F10%2F08cfe685-429e-423e-8e09-a7d378dfe362_jpg.jpg)
Dian Nugraha Ramdani (30) mengecek kondisi pohon kopi di kebunnya di Blok Sinapeul, Desa Sindanggalih, Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021). Dian merupakan peserta program Petani Milenial yang digagas Pemerintah Provinsi Jabar.
Jargon itu bisa terwujud, kata Emil, karena desa di Jabar menjelma menjadi desa digital. Dengan jumlah pengakses internet di Jabar 35 juta orang dari total sekitar 50 juta penduduk, aksesnya dipermudah dengan memasang sambungan internet hingga bantuan komputer.
Akan tetapi, indikator desa digital bukan hanya ada internet, melainkan juga menjadikan alat produksi. Contohnya, pemberian pakan ikan lele hingga ternak ayam memakai gawai sampai penyiraman tanaman menggunakan drone. Selain itu, ada aplikasi yang memudahkan petani untuk bertemu calon pembeli hingga lumbung pangan bersama.
”FAO tertarik berkolaborasi. Dalam minggu ini, mereka akan mengirimkan tim ke Indonesia. Bakal ada penerapan aplikasi super bagi petani Jabar. Manfaatnya besar, prediksi dan solusi pertanian bakal lebih terukur,” ujar Emil.
Kolaborasi ini, lanjutnya, sangat penting, terutama saat hendak bangkit setelah pandemi. Di Jabar, Emil menyebut kehilangan sedikitnya 14.000 jiwa akibat Covid-19. Kini, ada 200 orang dari 50 juta jiwa penduduk Jabar yang terpapar Covid-19. Harapannya, kerja sama dengan banyak pihak bisa memberikan sumbangan besar untuk menata hidup lebih baik.
Kerukunan beragama
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F27%2F11bd723f-c471-4767-a5d8-547b214e187a_jpg.jpg)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (kanan) menitipkan kenang-kenangan berupa cendera mata kujang bagi Paus Fransiskus lewat Menteri Luar Negeri Vatikan Paul Gallagher (tengah) di Roma, Italia, Senin (22/5/2022).
Pertemuan di Italia, sebagai salah satu kawasan religius dunia, juga tidak lepas dari dialog inklusif. Pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Vatikan Uskup Agung Paul Gallagher hingga komunitas Sant Egidio digelar di Roma.
Gallagher mengatakan sangat berharap beragam kalangan, mulai dari pemimpin politik hingga agama, peduli dengan pemanasan global hingga kekerasan antarnegara. Gallagher, yang sehari sebelum berbicara dalam forum itu mengunjungi Ukraina, mengatakan, perdamaian seharusnya menjadi kekuatan dan energi untuk dunia dan orang terpinggirkan.
Emil menyatakan gagasan itu harus disambut baik dan didengarkan banyak orang. Banyak orang belum akur satu sama lain akibat belum berdamai dengan diri sendiri dan Tuhan. Oleh karena itu, agar pesannya kian tersampaikan, Emil mengundang Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk hadir dalam pertemuan G20.
”Kehadiran Paus di Indonesia diyakini bakal menebarkan harmoni, damai, dan kolaborasi untuk ikut menghentikan dunia semakin hancur, kata Emil.
Dalam kesempatan itu, Emil melampirkan undangan bagi Paus untuk datang ke Indonesia yang ditulis tangan bersama cendera mata kujang. Kujang melambangkan kekuatan dan penjaga kedamaian.
Saat kehadiran Paus terus dinantikan, salah satu hal konkret yang akan dilakukan adalah kerja sama inklusif dengan komunitas Sant Egidio. Komunitas ini berkarya untuk orang terpinggirkan di dunia, termasuk Kota Bandung.
Emil mengatakan, Jabar akan mengirimkan ulama muda ke Italia untuk berdialog dan belajar bersama komunitas Kristiani di Italia. Harapannya, mereka punya pandangan baru tentang beragam fenomena di dunia.
”Mereka juga diharapkan bisa menyebarkan banyak hal baik dari Jabar, seperti penerapan kurikulum antiradikalisme di sekolah. Jabar adalah satu-satunya daerah di Indonesia yang menerapkan hal itu,” katanya.
Emil mengatakan optimis upaya itu bisa berjalan mulus. Program serupa dilakukan tahun 2019. Saat itu, lima ulama muda berangkat ke Inggris lewat program English for Ulama. Mereka melakukan berbagai dialog lintas agama sekaligus mempromosikan moderasi beragama. Hal itu kemudian dapat menjadi cikal bakal lahirnya institusi Pusat Harmoni Lintas Agama Jabar.
”Saat pulang ke Tanah Air, para peserta mengaku mendapat banyak pengetahuan baru tentang pentingnya memahami keragaman keyakinan. Ini sangat baik untuk menjaga harmoni di Jabar,” ujarnya.
Baca juga : Menyemai Benih Toleransi dan Kepemimpinan dari Pesantren di Bandung
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F27%2Fdbcdfdfc-7fa2-47ab-b93a-4c8b900da7d9_jpg.jpg)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diterima pengurus komunitas Sant Egidio di Roma, Selasa (24/5/2022). Dalam kesempatan ini dibahas tentang keberpihakan terhadap keragaman dan perdamaian antarumat beragama.
Valeria Martano, International Board of Sant Egidio and Coordinator for Asian Countries, menyebut pertemuan antara banyak pihak harus rutin digelar. Tujuannya, agar semangat untuk saling memahami perbedaan bisa terus terpelihara. Dengan adanya pertemuan-pertemuan itu, akan ada banyak hal yang bisa dilakukan bersama.
”Kami berkarya di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia dan Jabar. Perbedaan bukan halangan untuk terus memelihara kemanusiaan,” ucapnya.
Akan tetapi, tidak hanya dititipi pesan, Jabar juga meninggalkan kesan. Salah satu momen terbaik adalah ketika menjadi tamu kehormatan saat jamuan makan malam di Assisi. Di sana, Emil diapresiasi karena bisa menyinergikan pelayanan dan kekuatan media sosial (medsos).
Emil, pemilik lebih kurang 20 juta pengikut di beberapa platform medsos itu mengatakan, medsos dibutuhkan untuk membuatnya tetap terkoneksi dengan puluhan juta warga. Tidak bisa menjangkaunya setiap hari, medsos menjadi jembatannya.
”Medsos digunakan untuk mengomunikasikan agenda saya. Saat di Assisi, misalnya, menyebut tengah berinteraksi, berdiskusi tentang perubahan iklim,” katanya.
Selain itu, medsos juga digunakan untuk melakukan edukasi mengenai berbagai isu. Selain pemanasan global, beragam hal baru, seperti penanganan pandemi Covid-19 dalam beberapa tahun terakhir, juga disampaikan. Medsos digunakan untuk klarifikasi dan meluruskan informasi yang keliru. Di tengah situasi politik yang berat, beredar banyak berita bohong yang harus diluruskan sebelum meluas.
”Medsos saya pakai juga untuk menghibur warga,” katanya merujuk parodi klip video lagu ”Yang Terdalam” milik grup band Noah yang dibuatnya di Jalan Braga.
Hubungan itu lantas berjalan dua arah. Warga terbiasa menyampaikan ragam masalah kepada Emil lewat medsos. Tidak hanya sekilas lalu hilang, tidak sedikit keluhan itu menginspirasi beragam inovasi baru. ”Untuk satu masalah, saya membuat satu aplikasi. Jadi, bila ada 100 masalah, ada 100 aplikasi,” ujarnya.
Jabar Quick Response, misalnya, muncul dari laporan tentang rumah warga yang hampir roboh. Ada juga Jabar Saber Hoaks yang hadir akibat munculnya kabar bohong saat pemilihan kepala daerah hingga kepala negara.
”Ada juga aplikasi super, Pusat Informasi Komunikasi Covid-19 Jabar yang memiliki 400 fitur untuk menghadapi berbagai tantangan saat pandemi. Digitalisasi rentan menjadi disrupsi bila tidak diantisipasi. Jutaan orang kehilangan pekerjaan. Namun, berkat digitalisasi, bakal tercipta ratusan juta pekerjaan dan ragam solusi baru,” katanya.
Steve Howard, Sekretaris Jenderal Global Foundation, mengatakan, pengaruh besar Emil di medsos sangat penting untuk kebaikan 50 juta masyarakat Jabar, atau dua kali lipat penduduk Australia, dan mendukung kebijakan yang disampaikan gubernur.
Dia menyebut, gubernur punya visi yang kuat, tetapi juga banyak aksi yang bisa dilihat oleh masyarakat dari hari ke hari. Perkembangan dan kemajuan bisa diikuti. ”Modal di medsos juga sangat bagus. Punya pengaruh besar di medsos itu penting. Ini penting juga untuk masyarakat Jabar, untuk merasakan pelayanan langsung dari pemerintah,” kata Steve.
Perjalanan panjang dari Bandung menuju Italia menanti ujung yang lebih baik. Kenangan dari Assisi dan Roma menunggu manfaat berguna bagi dunia dan banyak orang yang tinggal di dalamnya.
Baca juga : Cerita Emil dan Anies tentang Lele Digital dalam Rangkaian G20