Ragam Ekspresi Saat Tahun Berganti
Sejalan dengan pencabutan pembatasan, Tahun Baru bisa dirayakan dengan berbagai cara seperti layaknya sebelum pandemi. Anak muda pun punya caranya sendiri dengan banyak preferensi.
Gadget dan anak muda Kompas/Susie Berindra (SIE) 03-08-2017 u/ MUDA
Tahun baru sudah di depan mata. Pemerintah pun sudah tak membatasi kegiatan masyarakat, berbeda dari dua tahun terakhir yang terhalang pandemi Covid-19.
Anak muda telah sibuk dengan rencana-rencananya menutup akhir tahun bersama orang-orang terdekat. Perayaan dilakukan dengan sederhana, tetapi ada juga yang meriah setelah terkungkung di rumah karena pandemi Covid-19. Satu hal yang sama, mereka menghabiskan waktunya bersama keluarga dan teman-teman.
Baca juga: Bertahan di tengah Cekaman Kelindan Krisis
Regita Alfansyah (20), mahasiswa Universitas Esa Unggul mengisi liburannya dengan sederet kegiatan yang tak pernah dilakukannya saat pandemi Covid-19 mengganas. Selain menghabiskan waktunya untuk berlibur di luar kota, ia juga melakukan serangkaian kegiatan di rumah.
“Aku juga sempat bikin kue untuk bahan jualan Tante, biar enggak bosan dan ternyata seru juga. Kuenya bermacam-macam, seperti pizza dan martabak mini,” ujar Regita saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (30/12/2022).
Kue-kue yang dibuat itu kemudian dijual ke masyarakat luas. Regita turut membantu hingga promosi melalui media sosial.
Selain itu, ia juga menjual pakaian-pakaian baju layak pakai (preloved) milik tantenya. Dana yang terkumpul akan dibagikan pada orang-orang yang tak mampu berupa nasi kotak. Meski berdonasi sudah jadi kegiatan rutinnya, tetapi kegiatan-kegiatan memasuk dan menjual pakaian layak pakai jadi hal baru bagi Regita.
Baca juga: Sensasi Swiss di Tanah Jawa
Jaga kesehatan dengan berolahraga tak luput dari kegiatan Regita. Ia memilih untuk olah tubuh dan berlari di pusat kebugaran. Meski demikian, jiwa mudanya tak dapat dibohongi, sehingga ia dan teman-temannya telah merencanakan kegiatan bersama untuk menutup tahun 2022, seperti menonton konser musik dan kembang api.
“Jadi tahun ini ingin dilampiaskan. Tahun ini harus beda, harus happy. Selama pandemi dua tahun terakhir, aku hanya bakar-bakar makanan di depan rumah, pasang kembang api juga dari balkon,” kata mahasiswa semester lima ini.
Berkumpul dengan keluarga besar telah jadi agenda rutin tahunan. Serupa dengan Lebaran tahun ini, Natal dan Tahun Baru juga jadi ajang bersilaturahmi bersama sanak saudara jauh.
Dari Depok, Jawa Barat, Joya Natalia (17) memilih untuk mudik ke Wonogiri, Jawa Tengah berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman. Rindu hangatnya berkumpul dengan banyak orang, menjauh sejenak dari hiruk pikuk kota metropolitan.
“Kangen suasana rumah eyang yang lebih tenang, masakan oseng tempe, tempe goreng, dan ayam kecap. Ternyata beda rasanya makanan itu di rumah Eyang dengan di Jakarta. Makan selagi masih panas, jadi rasanya enak,” ujar Joya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Kolese Gonzaga, Jakarta Selatan.
Serupa dengan Regita, sejak akhir 2019 hingga 2021, perayaan Tahun Baru hanya dihabiskan di rumah. Kini, ia tak ingin melewatkan kesempatan untuk berkunjung ke rumah nenek.
Baca juga: Cegah Kantong Kendur, Atur-atur Keuangan Berlibur
Perayaan akhir tahun tak selalu gembar-gembor dengan kemeriahannya. Ada pula yang memanfaatkan waktunya untuk berefleksi dan menyusun resolusi, serta rencana-rencana tahun mendatang.
“(Kegiatan) pertama, merayakan bareng keluarga. Kedua, membuat resolusi dan rencana-rencana ke depan dengan membuat jurnal (journaling). (Isinya) bagaimana perasaan selama setahun kemarin, kemudian dibaca dan direfleksikan untuk merencanakan kegiatan ke depan,” tutur mahasiswa Master Universitas Gadjah Mada, Yosef Bambang (27).
Hal yang sama dengan lainnya yakni berkumpul dengan keluarga besar. Alasannya, akhir tahun kali ini jadi momentum untuk menciptakan libur berkualitas karena selama ini terlalu fokus bekerja. Ia antusias untuk menghabiskan waktu dengan keluarga besar yang datang dari Jakarta, Cilacap, dan Yogyakarta lalu berkumpul di Surakarta, Jawa Tengah.
Komunitas muda berdaya
Keluarga memang kerap jadi prioritas utama banyak orang untuk menghabiskan waktu akhir tahun. Sebab, mereka adalah tempat untuk “pulang”. Namun, sejumlah komunitas juga memiliki agenda menjelang akhir 2022.
Menghabiskan waktu di akhir sekaligus mengawali tahun yang baru dengan belajar sejarah ternyata juga diminati. Uniknya, belajar kali ini berkunjung langsung ke makam-makam kuno yang sarat dengan nilai sejarah.
Baca juga: Anak Muda, Generasi Penerus Wastra Nusantara
Indonesia Graveyard rutin mendatangi makam-makam kuno, mulai dari kuburan tokoh Indonesia, Belanda hingga makam tradisional China. Menjelang Natal lalu sekaligus menandai jalan-jalan bersejarah terakhir pada 2022, komunitas ini berkunjung ke makam salah satu pendiri pabrik gula di Jawa Tengah. Dari sana, mereka belajar tentang sejarah pabrik hingga bertandang pula ke gedung tua di area yang sama.
Pada awal 2023, Indonesia Graveyard berencana mencari nisan makam tradisional China (bongpay) di daerah Yogyakarta. Selama ini, para anggota komunitas menemukan makam-makam kuno berpedoman map zaman Belanda yang kaya dengan simbol-simbol tertentu. Alasannya, map tersebut masih mencatat titik-titik makam, sebelum hilang jadi rumah penduduk dan bangunan-bangunan modern lainnya.
“Saya ingin orang-orang sadar untuk menjaga makam-makam tua di sekitarnya, karena mereka berjasa mengembangkan perkotaan hingga maju seperti sekarang. Seperti kutipan ‘Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya’. Makam-makam itu jangan dihilangkan karena itu bukti sejarah,” tutur pendiri Indonesia Graveyard, Ruri Hargiyono.
Komunitas literasi turut menarik anak muda untuk menyebarkan praktik membaca secara menyenangkan. Hal ini jadi misi Read Aloud Indonesia (RAI), komunitas membacakan nyaring guna merangsang stimulus beragam aspek untuk perkembangan anak. Bagi remaja, mereka akan terlatih untuk membahas suatu buku dengan tema serta judul yang sama, sehingga tercipta kegemaran untuk membaca. Mereka yang tergabung pun beragam, dari usia 25 tahun hingga tembus 40 tahun.
Baca juga: Indonesia Kekurangan Buku Bacaan
RAI telah merilis sederet kegiatan sejak Oktober 2022 hingga Januari 2023 di seluruh daerah. Komunitas ini akan membaca nyaring dengan tema serta budaya yang berbeda. Dalam rentang waktu itu, RAI mempersiapkan hajatan besar peringatan Membaca Nyaring 2023 pada Februari.
“Anak muda bereksplorasi dengan kegiatan meningkatkan literasi, salah satunya membacakan cerita pada anak-anak, orang tua, dan teman. Mereka sadar bahwa membaca buku bukan kegiatan kuno karena ada cara lain, seperti mengulas dan mendiskusikan kontennya,” kata Ageng Nurmalasari, pengurus media sosial RAI.
Selain itu, ada juga komunitas anak muda yang tidak menghabiskan waktu bermacet-macetan ataupun bermain kembang api. Ketua Karang Taruna Sidorejo Wahyu Aji bersama dengan anggota lainnya mengadakan festival kebudayaan berupa tarian dan sarat akan kearifan lokal adat Jawa mulai dari Jathilan yang merupakan perpaduan tarian dengan ritual serta Rampak Barong untuk menyambut hari pergantian tahun.
Tiap orang tentu punya cara sendiri mengakhiri dan mengawali tahun. Ragam preferensi, seperti berkumpul dengan keluarga, bermain dengan teman, bahkan melakukan kegiatan sosial dapat dipilih guna mengukir cerita. Kini, semua orang berhak mengekspresikan kegembiraannya selama tak merugikan sesama. Lantas, apa kegiatanmu di akhir tahun?