Logo selalu melengkapi dan menghiasi lembar liputan Lebaran serta Liputan Natal dan Tahun Baru yang dilakukan Kompas setiap tahun. Selain merekam suasana terkini, ada pula makna yang tersimpan dalam logo-logo tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, RIANA A IBRAHIM
·4 menit baca
Seperti halnya tahun-tahun lalu, Kompas kali ini juga membuat liputan Natal dan Tahun Baru. Logo liputan Natal dan Tahun Baru pun dipasang sebagai penanda di konten terkait dua momen tersebut, baik yang tayang di kompas.id maupun terbit di Kompas cetak. Selain merekam suasana masa, logo tersebut juga mengandung makna.
Tahun ini, logo Natal 2022 divisualisasikan berupa juluran pita berwarna merah dan hijau yang membentuk wujud lonceng. Bulatan kuning di bagian pendulum menggambarkan bulan. Di atas lonceng ada bintang terang berwarna kuning. Apabila keseluruhan elemen – lonceng, pita, bulan, dan bintang – tersebut dilihat dari bawah hingga atas, maka terlihatlah rupa tajuk pohon Natal.
Adapun logo liputan Tahun Baru kali ini berupa pancaran kembang api yang menggambarkan semangat bangkit dan optimisme. Apabila dicermati, sinar-sinar pancaran tersebut merupakan sandi morse yang membentuk kata. Rangkaian sinar merah menyusun kata 'semangat', sinar hijau merangkai kata 'optimis', dan sinar biru merupakan jajaran sandi morse untuk kata 'bangkit'.
Apabila dihitung, pada kata semangat ada 8 huruf, optimis 7 huruf, dan bangkit 7 huruf sehingga ketika ditotal ada 22 huruf. Dengan kata lain ada 22 simbol huruf morse yang merangkai kata semangat, optimis, dan bangkit. Simbol ke-23 di logo Tahun Baru yakni matahari bersudut 23, yakni sebagai lambang tahun 2023.
Dari sisi warna terlihat bahwa merah, hijau, dan kuning mendominasi logo Natal. Sebagai benang merah, paduan tiga warna klasik yang kerap ditemui di pernak-pernik perayaan Natal itu pun ada di logo Tahun Baru. Tambahan warna biru di logo liputan Tahun Baru sebagai penanda kebaruan.
Sebagai kelanjutan dari bulan dan bintang di logo Natal, matahari berwarna kuning sebagai simbol di bagian tengah logo Tahun Baru juga mengingatkan terbitnya matahari di ufuk timur pada 1 Januari yang menjadi penanda datangnya tahun baru. Logo Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 adalah visualisasi ikhtiar untuk terus menyalakan semangat di tengah tantangan.
Merunut beberapa tahun ke belakang, beragam semangat pun tergambar di logo-logo liputan Natal dan Tahun Baru. Tiap logo merekam suasana atau kondisi aktual di saat perayaan Natal dan Tahun Baru berlangsung, tak terkecuali ketika pandemi Covid-19 melanda bumi dan negeri ini.
Salah satu logo yang terkesan “mengharukan” adalah logo liputan Natal 2020, tahun di tengah cekaman pandemi Covid-19. Secara visual, kondisi saat itu digambarkan dengan figur burung merpati yang memakai masker medis di paruhnya. Adaptasi kasih dalam kesederhanaan menjadi nilai yang diangkat saat itu. Kala itu, angka Covid-19 terus menanjak. Pembatasan juga masih diberlakukan sangat ketat, tapi orang-orang tak henti berbagi di tengah pembatasan sebagai wujud kasih.
Sebagai perbandingan, merpati pun dipakai pada logo Natal 2017. Bedanya, alih-alih memakai masker, merpati putih yang terbang berlatar bintang di logo tersebut digambarkan membawa miniatur pohon pinus dengan paruhnya. Di saat itu dunia belum mengalami terjangan virus corona sehingga pemakaian masker pun belum semasif sekarang.
Ketika biasanya Tahun Baru dilambangkan dengan terompet atau kembang api, logo liputan Tahun Baru 2021 adalah senter dengan balutan masker di sisi tengah dan tanda hati di bagian bawah. Pemaknaannya adalah upaya menjadikan momen Tahun Baru untuk bangkit menerangi jalan di depan seusai masa kelam. Ketika itu, harapan agar pandemi segera berlalu terus dipupuk.
Sementara itu logo liputan Natal 2021 berupa gambar hati berwarna merah dan oranye dengan lilin bernyala terang sebagai siluetnya. Tahun lalu semangat pemulihan kolektif di masa pandemi ingin disampaikan maknanya melalui logo tersebut. Adapun rangkaian melingkar pita biru, kuning, dan merah di logo liputan Tahun Baru 2022 menandai semangat merajut harapan lebih kuat dan bangkit dari duka kehilangan. Hal ini mengingat, kondisi yang disangka hendak membaik ternyata berhadapan dengan varian Delta yang mematikan dan varian Omicron yang mudah menyebar.
Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 kali ini pun masih dibayangi rentetan problem global, termasuk kesuraman ekonomi dunia. Pemaknaan mendalam dan aksi nyata untuk bangkit dibutuhkan memasuki tahun 2023. Jalinan kasih, kebersamaan, dan kepedulian menjadi sesuatu yang perlu terus dibangun dan dijajaki bersama.
Semangat tetap optimistis dan lepas dari pandemi yang belum sepenuhnya sirna mesti jadi upaya bersama. Selamat menyambut Natal bagi yang merayakan. Selamat menyongsong Tahun Baru dengan segenap peluang dan tantangannya.