Pemerintah dan dunia usaha memilih proaktif menghadapi tahun 2023 yang penuh tantangan. Apalagi, Indonesia punya daya tahan, modal dasar, dan kemampuan menavigasikan pemulihan
JAKARTA, KOMPAS - Paradigma proaktif ini menjadi pandangan umum di antara pejabat pemerintah dan pelaku usaha di sepanjang rangkaian Kompas100 CEO Forum powered by East Ventures yang berlangsung sejak Agustus hingga Desember. Mengusung tema ”Membuat Terang di Tahun Menantang”, Kompas100 CEO Forum di Istana Negara, Jumat (2/12/2022), menjadi puncak acara yang menguatkan kesepahaman cara pandang itu.
Presiden Joko Widodo dalam arahannya di depan 96 pemimpin perusahaan dan 10 kepala daerah di Istana Negara mengajak dunia usaha untuk optimistis menghadapi 2023. Hal ini disampaikan dengan penekanan agar semua pihak tetap waspada dan berhati-hati.
Presiden mendasarkan optimisme pada empat faktor. Pertama, Indonesia kaya sumber daya alam. Kedua, memiliki sumber daya manusia yang besar. Ketiga, RI mempunyai pasar yang besar, termasuk pasar ASEAN dengan akumulasi penduduk sekitar 600 juta jiwa. Keempat, Indonesia terletak di jalur perdagangan yang sibuk.
”Kekuatan inilah yang harus kita ingat-ingat terus dalam rangka membangun sebuah strategi besar, bisnis negara, strategi besar ekonomi negara, agar kita mencapai visi yang kita inginkan,” kata Presiden.
Strategi yang dimaksud Presiden Jokowi adalah membangun ekosistem usaha domestik yang kuat. Salah satu cirinya adalah investasi, sebagai salah satu bagian vital dalam ekosistem, harus bersifat kemitraan yang saling menguntungkan.
”Kita tetap membuka ekonomi kita, keterbukaan ekonomi. Tetapi sekali lagi, kita harus bisa mendesain negara lain bergantung pada kita. Harus! Jangan sampai kita ini hanya menjadi cabang,” katanya.
Saat ini, menurut Presiden Jokowi, pemerintah tengah membangun ekosistem industri kendaraan listrik. Indonesia punya modal dasar, yakni cadangan nikel, tembaga, bauksit, dan timah yang melimpah. ”Inilah yang ingin kita bangun, hanya satu ekosistem dulu. Belum nanti ekosistem yang berikutberikutnya. Kalau ini jadi, percaya saya, perkiraan saya, 2026-2027 sudah kelihatan, lompatan ini akan kelihatan. Akan berbondong-bondong,” kata Presiden.
Mendampingi Presiden dalam kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama.
Sebelum Presiden menyampaikan arahan, tujuh pemimpin perusahaan menyampaikan aspirasi melalui rekaman video. Semuanya juga memiliki paradigma yang sama, proaktif menghadapi tahun 2023. Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menyatakan, ekonomi digital Asia Tenggara menuju total transaksi digital Rp 3.200 triliun pada 2022. Ini tiga tahun lebih cepat dari prediksi Temasek. Separuh transaksi berlokasi di Indonesia.
”Momentum yang sangat baik ini juga kami rasakan di ekosistem digital. Investor-investor mengucurkan dana di Indonesia, menjadikan negara kita kembali menjadi tujuan investasi unggulan ke-2 di Asia Tenggara,” katanya.
Wakil Presiden Direktur PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan, kini saatnya mereformasi secara tepat dan cepat kebijakan-kebijakan warisan masa lalu yang memberatkan daya saing industri tekstil dan garmen dalam negeri. Industri tekstil dan garmen padat karya menjadi salah satu solusi untuk membuat tenaga kerja produktif dan berkontribusi bagi Indonesia Maju 2045.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius berpendapat, hanya melalui kolaborasi kita dapat memastikan akses kesehatan kepada setiap masyarakat Indonesia secara berkelanjutan. ”Pemerintah, pelaku industri kesehatan, dan perguruan tinggi perlu berkolaborasi di dalam riset dan inovasi teknologi,” katanya.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir menyatakan, industri batubara akan berkolaborasi dan bersinergi dengan sejumlah pihak agar dapat mendukung upaya pemerintah mencapai target bauran energi terbarukan. Ia berharap pemerintah mendukung terciptanya iklim bisnis yang kondusif pada industri batubara sehingga bisa terus menghasilkan devisa bagi negara.
Sementara itu, sebagai bentuk solidaritas terhadap korban bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat, para pemimpin perusahaan yang hadir di Istana Negara memberikan sumbangan melalui Dana Kemanusiaan Kompas. Nilai sumbangan yang terkumpul mencapai Rp 2,76 miliar.