Libur Natal dan Tahun Baru, PPKM Level I Tetap Berlaku dan Vaksin Penguat Jadi Syarat Perjalanan
Kendati demikian, dua pekan ini terjadi penurunan kasus konfirmasi harian hingga 40 persen. WHO pun menyatakan, sebesar 90 persen penduduk dunia telah memiliki antibodi pada akhir 2022. Vaksin juga terbukti efektif.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun tren kasus harian Covid-19 turun dalam dua pekan terakhir, pemerintah mengingatkan bahwa status pandemi belum dicabut. Apalagi, subvarian baru semakin banyak ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, jelang libur Natal dan Tahun Baru, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 1 tetap diberlakukan di seluruh Indonesia dan vaksinasi penguat masih menjadi syarat perjalanan.
”Ikhtiar kita lakukan, sebagai antisipasi pengendalian dan pencegahan penyakit setelah lonjakan kasus Covid-19 yang puji syukur, alhamdulillah kini telah menurun. Menggambarkan situasi masyarakat yang sebenarnya bisa dinilai sudah siap untuk hidup berdampingan dengan virus,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan keterangan pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/12/2022).
Kondisi ini diharapkan terus kondusif, terutama dalam menghadapi Libur Natal dan Tahun Baru. Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2022 untuk Jawa dan Bali serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2022 untuk luar Pulau Jawa dan Bali, pemberlakuan PPKM level 1 berlaku dari 6 Desember 2022 hingga 9 Januari 2023.
Jelang libur Natal dan Tahun Baru, Reisa menegaskan bahwa Surat Edaran Satuan Tugas Nomor 24 Tahun 2022 tentang ketentuan perjalanan orang dalam negeri dalam masa pandemi Covid-19 masih berlaku. Salah satu ketentuannya adalah pelaku perjalanan dengan usia 18 tahun ke atas wajib telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau penguat (booster) pertama untuk dapat melakukan perjalanan dalam negeri.
Para lansia dan tenaga kesehatan juga sudah bisa mendapatkan vaksin penguat ke-2 atau suntikan keempat vaksin Covid-19. ”Ingat kita akan menghadapi liburan panjang, di mana aktivitas masyarakat akan meningkat, maka persiapkan diri kita untuk menghadapi berbagai varian baru dengan antibodi yang terbentuk oleh vaksin. Sebaiknya segeralah manfaatkan vaksin gratis dari pemerintah ini segera mungkin,” kata Reisa.
Pelaku perjalanan dengan usia 18 tahun ke atas wajib telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau penguat (booster) pertama.
Hingga 15 Desember 2022, cakupan vaksinasi dosis lengkap sudah 174.525.235 orang. Mereka yang sudah menyelesaikan vaksin suntikan ketiga atau dosis penguat pertama 67.777.641 orang.
Semua pelaku usaha di pertokoan, pusat perbelanjaan, mal, perkantoran, restoran, hotel, dan berbagai tempat rekreasi publik juga diminta memperketat penggunaan aplikasi Pedulilindungi. Hal ini untuk mengindari penularan Covid-19. Data tahun 2021 menunjukkan, aplikasi ini mampu mencegah lebih dari setengah juta orang yang memiliki kode hitam dalam aplikasi masuk ke ruang publik dan berpotensi menularkan kepada orang lain.
Di kesempatan itu, Reisa menyampaikan ucapan Natal bagi umat Nasrani dan selamat Tahun Baru bagi kita semua. ”Semoga kita semua dipenuhi dengan damai sukacita dan berkat agar tetap dan lekas sehat. Semoga tren penurunan kasus yang belakangan ini terjadi terus berlangsung sampai ke depannya dan kita bisa memulai Tahun Baru dengan yang baru, serta dapat segera keluar dari pandemi dan menjalani kehidupan yang lebih baik lagi,” ujar Reisa.
Reisa menyampaikan, sejak dua pekan terakhir terdapat penurunan kasus konfirmasi harian dari 5.025 menjadi 1.935 atau mengalami penurunan sekitar 40 persen. Tren kasus aktif di Indonesia pada dua pekan terakhir juga mengalami penurunan, dari 59.819 kasus menjadi 38.137 kasus. Jumlah pasien yang meninggal dunia pada dua pekan terakhir juga turun dari sekitar 2,4 persen menjadi 2,3 persen.
Keterisian sumah sakit atau BOR nasional selama sepekan terakhir juga turun sebesar 24,14 persen. Tren positivity rate dalam dua pekan terakhir juga menurun dari 15,12 persen menjadi 5,86 persen. ”Angka-angka tersebut akan menggambarkan keadaan sebenarnya apabila kita semua terus bekerja sama untuk melakukan testing dan juga tracing yang jumlahnya memadai,” ujarnya.
Merujuk pada indikator transmisi komunitas dan dibandingkan dengan kapasitas respons nasional yang dinilai oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 14 Desember 2022, insiden kasus Covid-19 adalah sebesar 5,36 per 100.000 penduduk per minggu. Maka, transmisi komunitas masih berada pada level 1. Rawat inap di Rumah Sakit adalah 0,91 per 100.000 penduduk per minggu juga masih level 1.
Keterisian sumah sakit atau BOR nasional selama sepekan terakhir juga turun sebesar 24,14 persen.
Angka kematian sebesar 0,07 per 100.000 penduduk per minggu juga masih masuk level 1. Kapasitas respon testing sebesar 6,24 persen per positivity rate per minggu merupakan kapasitas respons terbatas. Pelacakan atau tracing, yakni 11,00 rasio kontak erat per minggu, merupakan kapasitas respons sedang. Penanganan atau treatment adalah 8,07 BOR per minggu dinilai sudah memadai.
Dihubungi secara terpisah, Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti keamanan kesehatan Griffith University, menyebut bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan 90 persen penduduk dunia telah memiliki antibodi pada akhir 2022. Vaksin juga telah terbukti efektif dan terjadi tren penurunan kasus kematian ataupun kesakitan parah.
Prediksi 2023 mendatang, akan terus bermunculan subvarian bahkan varian baru, vaksin nasal akan melengkapi proteksi. Status pandemi dicabut paling cepat pada triwulan pertama 2023. Vaksinasi tetap perlu untuk kelompok rentan.
”Kehadiran beragam dari turunan Omicron jadi persaingan di antara virus itu untuk eksis. Ini yang tampaknya kemampuannya hampir merata, membuat tidak ada yang dominan meningkatkan kasus. Semua relatif stabil,” kata Dicky.
Namun, jika modal imunitas masyarakat tidak ditingkatkan dengan vaksinasi penguat dan penerapan protokol kesehatan, akan memunculkan bahaya. ”Akan membuat hukum evolusi berjalan dan pada gilirannya akan hadir (varian) yang lebih kuat,” ujarnya.
Menghadapi libur Natal dan Tahun Baru, Dicky berharap pemerintah memberlakukan PPKM level II di kota besar, seperti Jakarta. ”Situasi lebih baik, tapi upaya mitigasi harus terus dilakukan. Karena tetap yang akan dirugikan tidak hanya lansia, tapi juga infeksi berulangnya akan menurunkan ativitas masyarakat,” ucap Dicky.