Turnamen Catur Daring Bulan Bung Karno Gunakan Sistem Baru
Turnamen catur secara daring terus berevolusi selama masa pandemi Covid-19. Sistem catur kilat dengan pertandingan sebanyak-banyaknya dalam waktu 120 menit mulai diperkenalkan sebagai sistem baru dalam turnamen catur.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak terjadinya pandemi Covid-19, turnamen-turnamen catur mulai berevolusi. Catur yang mengandalkan pertemuan berganti dengan catur virtual secara daring. Catur klasik dengan waktu lama tidak ditinggalkan, tetapi catur kilat dan catur cepat semakin marak.
Sistem turnamen yang biasanya menggunakan sistem Swiss 9 babak atau 8 babak juga berganti menjadi sistem gugur agar lebih cepat selesai. Kini muncul lagi sistem yang cukup baru, yaitu turnamen daring dengan catur kilat dan semua pecatur diberi durasi 120 menit untuk bertarung sebanyak-banyaknya dan mengumpulkan nilai terbanyak.
Menurut Sekretaris Jenderal Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Henry Hendratno, Minggu (6/6/2021), di Jakarta, sistem yang baru itu akan dimainkan pada Turnamen Catur Daring Bulan Bung Karno dan HUT Ke-48 PDI-P pada Minggu (6/6/2021) siang. Turnamen itu akan digelar secara daring melalui platform Lichess.org dan pesertanya tinggal di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam turnamen ini, untuk sebuah pertandingan, setiap pecatur akan mendapat jatah waktu bermain selama 5 menit dan lawannya 5 menit. Jadi waktu normal sebuah pertandingan adalah 10 menit.
”Dalam turnamen ini, untuk sebuah pertandingan, setiap pecatur akan mendapat jatah waktu bermain selama 5 menit dan lawannya 5 menit. Jadi waktu normal sebuah pertandingan adalah 10 menit. Namun, jika pecatur itu pandai, dia bisa menyelesaikan sebelum 10 menit dan langsung bertanding lagi melawan pecatur lain. Semakin cepat dia bermain, semakin banyak pertandingan bisa dijalani dalam 120 menit,” kata Henry.
Henry mengatakan, secara normal, pecatur dapat menjalani 12 laga dalam 120 menit. Namun, pecatur yang semakin cepat dalam bertanding dapat menjalani sampai 20 laga atau bahkan lebih. Setiap laga, pecatur yang menang mendapat nilai 1, remis mendapat nilai 0,5, dan kalah 0.
Semua nilai itu dijumlah dan akan menjadi penentu bagi 48 pecatur yang akan masuk babak final. Pada babak final, sistem Swiss 8 babak akan diterapkan untuk menentukan pemenang. Dalam sistem itu, para pemenang pada suatu babak akan berhadapan pada babak selanjutnya. Pecatur yang kalah juga berhadapan dengan pecatur yang kalah.
”Kami menggelar turnamen catur dengan sistem yang baru ini karena penggemar catur kilat secara daring di Indonesia semakin banyak. Catur daring menjadi solusi karena pecatur harus membatasi pergerakan fisik. Catur kilat juga dipilih karena jauh lebih cepat selesai dibandingkan catur klasik yang memerlukan waktu sekitar tiga jam bagi kedua pecatur,” kata Agustiar Sabran, Ketua Umum Percasi Kalimantan Tengah yang juga anggota DPR RI dari PDI-P, yang menggagas acara tersebut.
Menurut Agustiar, jumlah peserta yang terdaftar sampai Sabtu (5/6/2021) malam sudah mencapai 773 orang dan diharapkan mencapai 1.000 orang pada Minggu (6/6/2021) siang. Pendaftaran turnamen ini gratis dan disediakan hadiah total Rp 6,4 juta bagi 48 peserta yang masuk babak final dan hadiah total Rp 3 juta bagi 5 peringkat teratas. Jumlah 48 peserta ke babak final disesuaikan dengan ulang tahun ke-48 PDI-P.
”Kami menggunakan platform Lichess.org karena sudah dikenal para pecatur Indonesia dan dapat digunakan untuk menggelar turnamen dengan peserta lebih dari 1.000 orang. Lichess juga memiliki sistem deteksi kecurangan dan sudah digunakan enam kali untuk berbagai kejuaraan resmi Percasi,” kata Agustiar.