Pascalaga Irene Kharisma dan ”Dewa Kipas”, catur menjadi virus baru yang menjangkiti masyarakat. Tiba-tiba, warga gemar bermain catur secara luring dan daring. Fenomena ini harus ditangkap agar lahir atlet catur baru.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
Pascalaga Grand Master Putri (WGM)/Master Internasional (IM) Irene Kharisma Sukandar melawan pecatur daring fenomenal ”Dewa Kipas” alias Dadang Subur dalam siniar Deddy Corbuzier di Youtube, Senin (22/3/2021), catur menjadi ”virus” baru yang tengah menjangkiti masyarakat Indonesia. Tiba-tiba, warga gemar bermain catur secara luring dan daring. Papan catur laku keras di layanan penjualan daring, sedangkan aplikasi catur Chess.com melesat menjadi layanan gim daring paling banyak diunduh di Play Store.
Nex Carlos adalah seorang vlogger makanan yang populer di Indonesia. Di media sosialnya, terutama Instagram, tidak pernah terlihat dirinya bermain catur. Namun, pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, itu tampaknya sedang terinfeksi virus catur. Baru-baru ini, dalam Insta Story-nya, dia menunjukkan sedang gemar bermain catur.
Jejak digital memperlihatkan Nex Carlos turut terimbas demam catur setelah laga Irene menghadapi Dewa Kipas. Sampai-sampai, dia membeli papan catur baru standar Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) seharga Rp 650.000. Dirinya mengaku sempat kesulitan mencari produk itu karena stoknya habis sebelum menemukannya di toko daring, Tokopedia.
”Kemarin sudah tanya-tanya ama suhu Chelsie Monica (pecatur putri Indonesia bergelar WIM). Ternyata benar, papan catur yang dipertandingkan kemarin (laga Irene melawan Dewa Kipas) dibawa sama Percasi. Terus, dia bilang kalau mau beli yang kayak gitu ada tuh di Dgtshop.nl. Namun, yang gua cari ternyata sudah out of stock sehingga beli di Toped (Tokopedia) deh,” ujarnya dalam Insta Story, Kamis (25/3/2021).
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya saat dikonfirmasi, Kamis, menuturkan, pihaknya mencatat antusiasme sangat tinggi dari masyarakat terhadap laga catur antara Irene dan Dewa Kipas. Hal ini terlihat dari jumlah transaksi peralatan catur yang melonjak hampir 4,5 kali lipat selama dan setelah laga itu jika dibandingkan dengan transaksi rata-rata sebelum laga tersebut.
Tokopedia mencatat peningkatan transaksi rata-rata pada papan catur magnet lipat menjadi lebih dari enam kali lipat selama dan setelah laga Irene menghadapi Dewa Kipas jika dibandingkan transaksi rata-rata sebelum laga itu. Kami juga mencatat transaksi rata-rata papan catur kayu meningkat hampir tujuh kali lipat.
”Walau tidak bisa membagikan angka spesifik, Tokopedia mencatat peningkatan transaksi rata-rata pada papan catur magnet lipat menjadi lebih dari enam kali lipat selama dan setelah laga Irene menghadapi Dewa Kipas jika dibandingkan transaksi rata-rata sebelum laga itu. Kami juga mencatat transaksi rata-rata papan catur kayu meningkat hampir tujuh kali lipat,” katanya.
Selain laga Irene melawan Dewa Kipas, salah satu faktor yang membuat catur digandrungi warga karena pesona Chelsie ketika menjadi salah satu komentator laga tersebut. Sontak, pecatur kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, 2 November 1995, itu menjadi ”duta catur” Indonesia. Betapa tidak, walau laga Irene dan Dewa Kipas menjadi acara utama, pecatur berusia 25 tahun itu justru menjadi bintangnya.
Sejumlah akun media sosialnya tiba-tiba diserbu warganet, seperti jumlah pengikut Instagramnya melonjak dari sekitar 3.000 pengikut menjadi 127.000-an pengikut per Kamis petang. Para pengikut Chelsie di Instagram banyak yang mengirimkan pesan langsung bahwa mereka sedang bermain catur luring ataupun daring.
Jumlah subscriber Youtube Chelsie pun melonjak dari sekitar 1.000 subscriber menjadi 41.700-an pada Kamis petang. Penonton siaran langsung laga catur yang dimainkan oleh Chelsie di Youtube turut meningkat dari hanya ratusan penonton menjadi ribuan penonton.
Warga Indonesia yang mengunduh permainan gim catur Chess.com juga meningkat tajam. Bahkan, per Kamis petang, gim yang dirilis sejak 2007 itu masuk lima besar gim kategori gratis yang paling banyak diunduh di Play Store dan grafiknya masih terus tumbuh. Padahal, sebelumnya, gim itu tidak pernah masuk 10 besar paling laris.
Jangan hanya sesaat
Tenaga ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Devie Rahmawati, mengatakan, demam catur saat ini merupakan bagian dari pola prilaku mengikuti tren yang dikenal dengan istilah FOMO atau fear of missing out, yang menjadi kosakata baru Kamus Oxford, 2013. FOMO ialah sebuah situasi di mana seseorang cemas ketika tidak mampu mengikuti sebuah tren yang terjadi di media sosial.
Itu akibat derasnya arus informasi tentang apa pun di media sosial yang menimbulkan dorongan kepada setiap individu agar tidak merasa tertinggal. Ini sejalan dengan karakter alamiah manusia yang ingin terkoneksi dengan orang lain.
Namun, FOMO bersifat sementara. Beragam studi menunjukkan bahwa fenomena seperti itu hanya dibicarakan selama sekitar sepekan. Kalau tidak ada aktivitas lanjutan, isunya akan berhenti dibicarakan. Sebaliknya, kalau pemangku kepentingan terkait terus membangun narasi yang berkesinambungan di ruang publik, tren aktualnya bisa jauh lebih panjang.
”Maka dari itu, pemangku kepentingan terkait (PB Percasi) perlu melakukan kegiatan agar bisa menjaga demam catur ini tetap hangat ke arah yang positif. Minimal, walau tidak dibicarakan seheboh pada awal-awal booming, setidaknya fenomena ini bisa menarik warga yang benar-benar mau mempelajari catur. Mana tahu dari sini, tersaring pecatur potensial,” katanya.
Dewan Pembina PB Percasi, Eka Putra Wirya, menyampaikan, pihaknya sedang memikirkan langkah strategis agar demam catur ini tidak heboh sesaat. Mereka juga tidak ingin orang-orang menggemari catur tanpa paham esensi dari olahraga adu otak tersebut. Untuk itu, ke depan, mungkin PB Percasi akan mengemas pendidikan catur secara lebih menarik, seperti menggunakan layanan Youtube yang dipandu oleh Chelsie atau pecatur lainnya.
”Dengan begitu, catur tidak hanya digemari, tetapi dipelajari pula dengan baik dan benar,” kata Eka.
Eka juga menceritakan bahwa ada lonjakan jumlah pendaftar ke Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat, pascalaga Irene dan Dewa Kipas, yakni mencapai 50 orang dari sebelumnya hanya 10-20 orang sebulan.