Tahun 2022, Toyota Indonesia Siap Produksi Mobil ”Hybrid”
Kendaraan listrik semakin gencar diperkenalkan sejumlah pabrikan di pasar otomotif Indonesia. Toyota kini memastikan akan memproduksi kendaraan berteknologi ”hybrid electric vehicle” di Indonesia tahun 2022.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Toyota Indonesia berkomitmen memproduksi mobil berteknologi hybrid electric vehicle atau HEV untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor pada tahun 2022. Langkah strategis ini merupakan salah satu upaya mendorong program pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang bebas polusi.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono secara tegas dalam acara buka puasa bareng media di Jakarta, Jumat (23/4/2021), mengatakan, ”Kami menyadari, ada berbagai tantangan dalam industri otomotif yang akan kita hadapi pada masa mendatang. Toyota Indonesia berkomitmen untuk memproduksi kendaraan hybrid electric vehicle pada tahun 2022 untuk pasar domestik dan ekspor.”
Toyota menyatakan optimismenya untuk dapat memberikan kontribusi dan solusi mobilitas bagi masyarakat Indonesia, terutama menyambut era CASE (connected autonomous shared electric). Untuk elektrifikasi, Toyota Indonesia saat ini telah menghadirkan model kendaraan listrik yang lengkap bagi pelanggan agar dapat memilih teknologi yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Walaupun telah dipastikan akan memproduksi kendaraan hybrid, Toyota tidak menyebutkan secara pasti model kendaraan yang akan dibuat di dalam negeri tersebut. Selama ini, teknologi hybrid sudah terdapat di sejumlah model Toyota, seperti Alphard, Camry, C-HR, Corolla Altis, Corolla Cross, dan Prius.
Direktur Corporate Affairs TMMIN Bob Azam menambahkan, dalam menciptakan kendaraan elektrifikasi, ekosistem harus mulai dibangun. Ekosistem ini bukan sekadar membangun stasiun pengecasan baterai (charging station), melainkan juga infrastruktur lainnya, termasuk pembiayaan.
”Dari sisi industri (mobil teknologi listrik), hal yang terpenting adalah penyediaan sumber daya manusia. Tidak cukup mengandalkan sumber daya alam untuk menciptakan baterai,” ujar Bob.
Menurut Bob, sumber daya manusia perlu dipersiapkan dari tingkat hulu hingga hilir. Mereka merupakan ujung tombak yang perlu benar-benar memiliki kemampuan, mulai dari tenaga yang bekerja di pabrik, supply chain, asuransi, jasa servis, hingga bagian penjualan.
Bob mengingatkan, para principal otomotif hendaknya sejenak menyingkirkan persaingan dan bersama-sama memikirkan bagaimana permintaan terhadap kendaraan listrik ini. Yang tak kalah pentingnya adalah konsistensi regulasi pemerintah.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, perayaan 50 tahun Toyota di Indonesia saat ini menjadi momentum bagi Toyota untuk beranjak pada perjalanan 50 tahun berikutnya, terutama mengantisipasi perubahan kebutuhan mobilitas.
Mulai tahun 2021, kata Anton, Toyota pun mulai menyosialisasikan model-model kendaraan elektrifikasinya yang dimulai di daerah pariwisata Bali. Dua kendaraan listrik yang menjadi andalan Toyota dalam proyek Toyota EV Smart Mobility tersebut adalah Toyota COMS EV dan C+pod EV yang menggunakan tenaga listrik murni (battery electric vehicle).
”Sejak diperkenalkan di Bali akhir Maret hingga saat ini, model kendaraan listrik COMS dan C+pod sudah beroperasi lebih dari 170 jam untuk menunjang kegiatan pariwisata,” kata Anton.
Peningkatan penjualan
Terkait penjualan mobil Toyota di Indonesia, Anton mengapresiasi minat pengunjung pameran otomotif IIMS 2021 yang terselenggara secara hybrid, 15-25 April. Mekanisme pameran yang berlangsung secara hybrid ini membuat penjualan Toyota juga dilakukan secara hybrid, yakni secara luring dan daring. Bahkan, angka penjualan dari dua mekanisme ini cenderung berimbang.
Dari data PT Toyota Astra Motor, penjualan ritel secara signfikan pada Maret mencapai 26.445 unit atau meningkat 111 persen dibandingkan pencapaian Februari (12.537 unit). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang mulai diberlakukan oleh pemerintah pada Maret 2021.
Wakil Presiden Direktur Toyota Astra Motor Henry Tanoto menyatakan rasa syukurnya karena kebijakan relaksasi PPnBM memberikan dampak positif terhadap industri otomotif. Dengan peningkatan penjualan bulan Maret saja, pangsa pasar Toyota tercatat 34,1 persen. Dibandingkan Maret 2020, penjualan bulan Maret 2021 meningkat 48,7 persen.
”Melihat hasil baik ini, kami optimistis secara bertahap pasar otomotif nasional mulai bangkit dan kembali bergairah,” ujar Henry.