”Kompas” Raih ”Feature” Terbaik di PLN Journalist Awards 2023
Tulisan ini mengangkat cerita soal pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di NTB.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA, ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harian Kompas (Kompas.id) meraih juara 1 pada kategori karya tulis feature di ajang PLN Journalist Awards 2023 lewat tulisan berjudul ”Jatuh Bangun Energi Terbarukan” yang ditulis Ismail Zakaria dan Aditya Putra Perdana. Tulisannya mengangkat cerita tentang pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Nusa Tenggara Barat.
Penghargaan itu diserahkan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo pada malam penghargaan PLN Journalist Awards 2023 di Jakarta, Rabu (20/3/2024). Adapun pemenang 2 kategori feature diraih Khairul Anam dari Tempo dengan judul ”Cara Pemerintah Menggenjot Investasi Kendaraan Listrik”. Pemenang 3 adalah Ema Fitriyani dari Kumparan.com dengan judul ”Motor Listrik Bikin Kantong pengemudi Ojol Hemat, Bantu Udara Lebih Sehat”.
PLN Journalist Awards 2023, dengan tema ”Energi Ramah Lingkungan Membangun Keberlanjutan dan Tingkatkan Kesejahteraan”, melombakan enam kategori karya. Selain karya tulis feature, lima lainnya adalah karya tulis hard news, hardnews audio visual, foto cerita, dan foto tunggal. Adapun tiap-tiap kategori terdiri dari pemenang 1, 2, dan 3.
Ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan PLN Journalist Awards setelah pertama kali diselenggarakan pada tahun 2020. Pada edisi tahun ini, jumlah karya yang masuk sebanyak 1.110 karya atau terbanyak sejak pertama kali PLN Journalist Award diselenggarakan.
Selain itu, penghargaan juga diberikan PLN kepada sejumlah pemimpin media massa di Indonesia. Salah satunya diterima Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra.
Darmawan mengatakan, media massa berperan penting dalam menyiarkan pemberitaan terkait dengan PLN. Menurut dia, upaya-upaya dalam mendukung pengembangan transisi energi, seperti rencana pembangunan 47.000 kilometer (km) transmisi hingga tahun 2040 akan menarik jika disertai cerita tentang perjuangan dalam pembangunannya.
Media massa berperan penting dalam menyiarkan pemberitaan terkait dengan PLN.
PLN, kata Darmawan, selama ini terus berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk pembatalan pembangunan sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berbasis batubara, dengan total kapasitas 13 gigawatt (GW). Semua itu, antara lain, untuk mendukung tercapainya target emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada tahun 2060.
”Ini tak cuma terkait dengan kesepakatan internasional, tetapi juga bentuk kepedulian kami terhadap generasi berikutnya. Pada COP 28 (di Dubai, 2023), kami menceritakan upaya-upaya kami kepada internasional sehingga menginspirasi. Cerita ini juga terbantu dengan pemberitaan di media massa,” kata Darmawan.
Sekretaris Perusahaan PT PLN Alois Wisnuhardana menuturkan, PLN Journalist Awards sebagai bentuk apresiasi PLN terhadap para jurnalis di Tanah Air. Pemberitaan media massa terkait dengan ketenagalistrikan menjadi bagian dari edukasi kepada masyarakat, terutama mengenai pentingnya energi terbarukan sebagai sumber energi yang bersih dan dibutuhkan Bumi.
Pemimpin Redaksi Kumparan.com Arifin Asydhad selaku perwakilan dewan juri PLN Journalist Awards 2023 mengemukakan, tema energi ramah lingkungan berkorelasi dengan upaya Indonesia untuk fokus dalam pengembangan energi hijau. Lewat pemberitaan-pemberitaan tentang energi dan kelistrikan, ia berharap publik semakin sadar akan kebutuhan energi yang rendah emisi.
Tulisan feature ”Jatuh Energi Terbarukan” yang terbit di harian Kompas dan Kompas.id pada 25 dan 26 Agustus 2023 mengisahkan tentang upaya operator pada PLTS Gili Trawangan, Lombok, dan PLTMH Santong di Lombok Utara dalam merawat pembangkit agar usianya lebih panjang. Dengan demikian, listrik yang bersumber dari energi bersih tetap bisa dinikmati masyarakat meskipun pelaksanaannya tidak selalu mudah.
Lewat pemberitaan-pemberitaan tentang energi dan kelistrikan, publik semakin sadar akan kebutuhan energi yang rendah emisi.
Di sisi lain, pengembangan energi terbarukan di Indonesia juga mendapat dukungan dari internasional, berupa komitmen pendanaan senilai 20 miliar dollar AS dalam transisi energi yang adil (Just Energy Transition Partnership). Namun, wujud implementasi komitmen pendanaan tersebut masih dinanti.
Hal itu bagian dari upaya meningkatkan realisasi energi terbarukan. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi energi terbarukan dalam bauran energi primer pada 2023 sebesar 13,1 persen atau meningkat 0,8 persen dari tahun 2022 yang 12,3 persen. Kondisi itu menantang karena ada target 23 persen pada tahun 2025.