logo Kompas.id
EkonomiKelas Menengah Indonesia Sulit...
Iklan

Kelas Menengah Indonesia Sulit Kaya, Terdampak Tumbangnya Industri Manufaktur

Industri padat karya yang bertumbangan membuat penyerapan tenaga kerja menurun. Menurun pula penyerapan sektor formal.

Oleh
REBIYYAH SALASAH, PRAYOGI DWI SULISTYO
· 3 menit baca
Aktivitas produksi divisi garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (13/2/2019).
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Aktivitas produksi divisi garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (13/2/2019).

JAKARTA, KOMPAS — Tumbangnya industri-industri padat karya memberikan sejumlah reaksi berantai, termasuk turut membuat kelas menengah Indonesia kian rentan dan sulit kaya. Pertumbuhan industri padat karya harus lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi agar lapangan kerja formal yang bisa dimanfaatkan kelas menengah lebih cepat tersedia.

Industri yang menyerap tenaga kerja, seperti industri tekstil, terus bertumbangan. Terbaru, dua perusahaan tekstil di Semarang, Jawa Tengah, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 5.300 pekerjanya pada pertengahan Februari 2024. Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) pun mencatat, sejak 2020 hingga kini sudah ada sekitar 62.000 pekerja industri tekstil dan produk tekstil yang mengalami PHK.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000