Perpindahan Tempat Konser Ed Sheeran, Penonton Pun Merugi
Pentingnya sertifikasi promotor guna meminimalisasi keputusan sepihak yang merugikan konsumen.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
Dua pekan sebelum konser internasional Ed Sheeran digelar, promotormusik menggeser lokasi acara dari Gelora Bung Karno atau GBK ke Jakarta International Stadium atau JIS, Jakarta. PK Entertainment bekerja sama dengan Sound Rhythm, promotor musik yang mendatangkan penyanyi papan atas tingkat dunia itu, mengumumkan hal itu dua pekan sebelum konser diselenggarakan pada Sabtu (2/3/2024).
Keputusan ini direspons negatif para penggemar penyanyi asal Inggris tersebut. Mereka mengkhawatirkan, pengalaman konser akan berbeda ketika lokasi pun berpindah. Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya sertifikasi promotor guna meminimalisasi keputusan sepihak yang merugikan konsumen.
Made (29), salah satu penggemar asal Jakarta, menilai, GBK merupakan tempat yang paling tepat untuk menggelar konser karena aksesnya yang mudah. Penonton dapat memanfaatkan transportasi umum yang terintegrasi di area lokasi. Hal ini tak didapatkannya ketika berada di JIS.
Perpindahan lokasi ini memaksanya untuk merancang strategi lain. Ia harus berangkat lebih awal dengan sepeda motor.
”Ketika diumumkan pindah ke JIS, (perasaan) sudah enggak excited lagi untuk menonton konsernya, bahkan terpikir untuk refund tiket. Lebih merasa kayak ditipu sih karena perjanjian awal transaksi di GBK,” ujar Made saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Hal serupa diutarakan penggemar Ed Sheeran lainnya, Nabila (27). Bersama adiknya, ia membeli tiket golongan yellow A senilai Rp 1,5 juta per orang. Nabila telah menabung selama tiga bulan demi mendapatkan tiket konser itu.
Apabila konser tatap diadakan di GBK, Nabila hanya merogoh kocek Rp 20.000 untuk pergi dan pulang dari tempat tinggalnya di Jakarta Selatan.
“Dengan info dipindah lokasi ke JIS, saya masih memikirkan jalan terbaik untuk pulang, atau sewa hotel yang menambah budget lebih pastinya,” katanya.
Selain merugi karena pengeluaran yang membengkak, Nabila juga menghabiskan lebih banyak waktu tempuh di jalan. Kemudahan menggunakan transportasi umum yang terintegrasi di GBK juga akhirnya tak dapat dimanfaatkannya.
PK Entertainment dan Sound Rhythm memutuskan memindahkan lokasi konser bertajuk ”Ed Sheeran: + - = ÷ x Tour 2024” guna mengutamakan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Indonesia dan Vietnam yang digelar di GBK. Laga pertama digelar pada 21 Maret 2024.
”Keputusan ini dilakukan penuh pertimbangan dengan prioritas utama untuk mendukung pertandingan sepak bola nasional Indonesia melawan Vietnam pada 21 Maret 2024. Sembari memastikan pengalaman terbaik penggemar, termasuk sensasi panggung ikonik 360 derajat, standar global tur ini,” ujar perwakilan PK Entertainment secara tertulis dalam unggahan Instagramnya, Jumat (16/2/2024).
Dalam laman PK Entertainment tertulis bahwa tiket-tiket yang dibeli, seharga Rp 900.000 hingga Rp 5 juta bergantung letak kursi, tetap valid. Promotor telah bekerja sama dengan pihak JIS untuk memastikan kenyamanan penonton, termasuk menyediakan tambahan kantong parkir serta layanan bus pengumpan dan ojek daring.
Kompas telah berupaya menghubungi pihak PK Entertainment. Namun, hingga berita ini ditulis, pihaknya tak menjawab pesan yang dikirimkan.
Perlindungan konsumen
Kepala Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Rio Priambodo mengatakan, pihaknya telah menerima pengaduan konsumen terkait penyelenggaraan konser Ed Sheeran. Ia telah mengirim surat untuk meminta keterangan soal duduk perkara hingga solusi, tetapi hingga kini belum mendapat balasan dari promotor terkait.
Promotor semestinya sudah menyusun sejumlah skema utama dan cadangan yang dipikirkan sejak awal. Ketika ada perubahan, skema-skema itu bisa disampaikan promotor pada konsumen, sehingga informasi bisa diterima sejak jauh hari.
”Promosi konser ini kan sebelum 2023 berakhir. Semestinya sebulan atau dua bulan sebelumnya sudah ada kepastian venue (lokasi)di mana. Kalau ada perubahan harus disampaikan ke konsumen sejak jauh hari,” katanya.
Konser internasional biasanya menarik konsumen dari sejumlah daerah. Konsumen harus mempertimbangkan akomodasi dan transportasi. Skema kerugian konsumen juga harus ada solusinya.
Selain promotor, YLKI juga menyoroti kurangnya peran pemerintah untuk melindungi konsumen pada sektor musik. Berkaca dari tahun 2023, masalah yang ditemui banyak, antara lain calo tiket, pengembalian tiket, dan kejelasan lokasi masih mendominasi.
Kontak (hotline)pengaduan perlu disediakan promotor. Hal ini guna mengakomodasi keluhan-keluhan konsumen.
Menurut pengamat musik, Wendi Putranto, promotor-promotor konser musik Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menggelar acara besar. Upaya meningkatkan level penyelenggaraan konser musisi dunia juga perlu dukungan dari Pemerintah Indonesia.
Dari pihak promotor, kemampuan manajemen tiket masih perlu ditingkatkan. Berkaca dari konser Coldplay, misalnya, yang dihelat pada November 2023, banyak penonton yang kesulitan masuk lokasi karena tiket bermasalah.
Upaya meningkatkan level penyelenggaraan konser musisi dunia juga perlu dukungan dari Pemerintah Indonesia.
Pemerintah perlu mendukung dengan penyediaan infrastruktur yang mumpuni untuk pagelaran konser internasional. Stadion sebagai lokasi yang digunakan penting untuk terintegrasi dengan transportasi umum.
”Kalau di GBK (lokasi) lebih terjangkau di tengah kota. Kalau di JIS lebih susah dan belum terintegrasi dengan transportasi publiknya,” ujar Wendi.
Sertifikasi promotor
Saat ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah menggodok sertifikasi bagi para promotor Indonesia. Nantinya, perizinan acara dan sertifikasi promotor akan berlandas digitalisasi untuk meminimalisasi promotor bermasalah.
Wendi menyambut baik usulan ini sebab promotor konser Indonesia sudah seharusnya memiliki sertifikat untuk memastikan kualitas penyelenggara acara. Pascapandemi Covid-19, banyak promotor bermunculan tanpa pengalaman yang cukup. Akibatnya, banyak konser gagal, tak terlaksana padahal tiket sudah terjual.
”Sertifikasi promotor itu untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut karena dari pihak badan sertifikasinya, mungkin dari Asosiasi Promotor Musik Indonesia yang mengurasi, mengecek kualifikasi promotor,” katanya.
Promotor harus menjaga keselamatan banyak orang dalam satu lokasi besar, seperti stadion. Dalam masa-masa kritis konser berlangsung, promotor harus siap memitigasi kondisi yang rentan terjadi di lapangan, termasuk kerusuhan.