Ekonomi Hari Ini: Bansos hingga Langkah Pertamina di Venezuela
Bansos justru merupakan produk pascareformasi politik 1998.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·2 menit baca
Bantuan sosial atau bansos yang dikucurkan pemerintah menjelang pemilihan umum akhir-akhir ini terus menimbulkan polemik. Selain waktu dan urgensinya yang dinilai kurang tepat, tidak banyak melibatkan kementerian yang mengurusinya, sumber dananya juga masih belum ada. Di sisi lain, warga pun tak sedikit yang menyatakan, terima bantuannya, tetapi setiap warga negara bebas menentukan pilihan dalam Pemilu 2024 karena itu uang negara dan hak mereka.
Bansos justru merupakan produk pascareformasi politik 1998. Bahkan, pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2014, istilah bantuan untuk rakyat masih berupa bantuan langsung tunai atau BLT dan bantuan beras untuk rakyat miskis atau raskin. Berdasarkan arsip Kompas istilah bansos baru muncul tahun 2007, terkait kasus korupsi bantuan sosial itu di beberapa pemerintah daerah.
Agenda Ekonomi hari ini, Minggu (4/2/2024), juga masih akan menyelisik soal bansos. Selain membedah bansos mulai dari era Presiden SBY hingga Presiden Joko Widodo berdasarkan arsip Kompas, juga ada pembahasan terkait sektor yang dimungkinkan diuntungkan karena kucuran bansos, terutama yang terdaftar di bursa. Apakah bansos akan mengubah pola konsumsi masyarakat?
Hari ini Kompas juga akan menurunkan cerita terkait langkah Pertamina melakukan kesepakatan pengelolaan ladang minyak di Venezuela dengan potensi sebesar 12 miliar barel.
Sebelumnya, dalam siaran pers, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan telah membuat kesepakatan dengan Venezuela di bidang minyak dan gas bumi (migas). Kesepakatan ini dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU), dengan penanda tangan antara Menteri ESDM Republik Indonesia Arifin Tasrif dan Menteri Perminyakan Venezuela Pedo Rafael Tellechea.
”Indonesia ingin meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dengan Venezuela, yang juga dapat meningkatkan Kerja Sama Selatan-Selatan. Energi memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, kami mencatat bahwa kedua negara dapat berbagi peluang bisnis yang memungkinkan di sektor energi, terutama di bidang minyak dan gas,” kata Arifin di Caracas, Venezuela, Kamis (18/1/2024) waktu setempat, seperti dikutip dari situs Kementerian ESDM.
MoU kedua negara tersebut mencakup kerja sama bisnis hulu migas, penerapan peningkatan perolehan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery), dan kerja sama lainnya. Dengan payung perjanjian itu, PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha milik negara di sektor energi, melalui Pertamina International EP (PIEP), diharapkan bisa menjajaki peluang dalam mengakuisisi blok-blok migas baru Venezuela. Apa saja manfaatnya bagi Indonesia akan diulas dalam tulisan yang diturunkan hari ini.
Selain itu, pinjaman biaya kuliah atau student loan akan menjadi isu yang akan dipersiapkan untuk esok. Bagaimana pendapat mahasiswa terkait hal itu akan disuarakan dalam rubrik aspirasi. Ini terkait dengan polemik biaya kuliah yang memanfaatkan pinjaman daring, yang kerja samanya telah dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi. Nantikan juga laporan terkait isu debat calon presiden ke-5 Pemilu 2024 yang berlangsung hari ini dalam kaitannya dengan perekonomian.