Pemerintah Jamin Stok Beras hingga Pertengahan 2024 Tercukupi
Stok beras pemerintah dipastikan akan memadai sampai pertengahan 2024 di tengah tahun politik sekaligus menghadapi momentum Lebaran. Bantuan beras kepada masyarkat juga akan diberikan sejak 2 Januari 2024-Juni 2024.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memastikan stok beras tercukupi sampai pertengahan tahun 2024. Di sisi lain, operasi pasar dan bantuan beras pemerintah terus dilakukan sebagai upaya stabilisasi harga beras di pasar.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa dengan Tiko saat mengunjungi kompleks pergudangan modern Perum Bulog di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). Dalam kunjungannya, Tiko didampingi Kepala Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bappanas) Arief Prasetyo Adi.
”Target impor beras untuk 2024 sebesar 2 juta ton dan Bulog sudah mulai mencari sumbernya mengingat sekarang pasar beras global sudah jauh lebih mudah. Kami yakin, stok beras untuk awal tahun sampai semester I-2024 memadai dan siap untuk menghadapi Lebaran,” kata Tiko.
Lebih lanjut, pemerintah turut berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga beras melalui operasi pasar dan menyalurkan bantuan beras kepada masyarakat rentan. Upaya tersebut dilakukan dengan tetap menjaga kualitas beras.
Bayu menambahkan, stok akhir cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersimpan di gudang Bulog mencapai 1,6 juta ton. Jumlah ini belum termasuk beras impor yang kini masih dalam proses sebanyak 1 juta ton dan diperkirakan tiba pada awal tahun 2024. Dengan demikian, pada awal tahun 2024, seluruh CBP diperkirakan 2,6 juta ton.
Sebelumnya, pemerintah menugaskan Bulog untuk menambah pasokan beras melalui impor hingga akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton. Bayu menyebut, semuanya akan terealisasikan paling lambat Januari hingga pertengahan Februari 2024.
”Kami telah memperoleh jaminan atas pasokan beras mulai dari Thailand, India, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan China. Mereka semua membuka dan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan. Tentunya, Bulog akan mengatur jadwalnya agar tidak menumpuk di awal tahun semua,” ujarnya.
Bantuan pangan akan terus dijalankan dan ini tidak ada kaitannya dengan tahun politik. Kami akan memberikan bantuan beras kepada 22,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Menurut Bayu, jumlah CBP tersebut sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan beras domestik sampai medio 2024 mengingat bantuan beras kepada masyarakat akan diberiakan pada 2 Januari 2024 sampai Juni 2024. Selain itu, masa panen padi diperkirakan mundur sekitar 1-1,5 bulan sehingga ketersediaan beras harus dipastikan tidak hanya untuk Januari-Februari 2024, tetapi sampai masa panen tiba.
Di sisi lain, Bapanas turut menargetkan Bulog untuk mendapatkan pasokan impor beras tahun 2024 sebanyak 2 juta ton. Arief menjelaskan, realisasi impor beras pada 2024 tersebut sebagaimana diamanatkan presiden diharapkan dapat terealisasi lebih cepat.
”Bantuan pangan akan terus dijalankan dan ini tidak ada kaitannya dengan tahun politik. Kami akan memberikan bantuan beras kepada 22,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM),” ujarnya.
Bapanas melaporkan, penyaluran CBP untuk bantuan pangan tahap II periode September-Desember 2023 kepada 21,34 juta KPM per 26 Desember tercatat mencapai 97,92 persen. Jumlah tersebut setara 836.091,64 ton beras dengan perhitungan masing-masing KPM memperoleh 10 kilogram beras selama tiga bulan.
Berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas, harga rata-rata nasional beras medium per 30 Desember 2023 sebesar Rp 13.190 per kg. Selama setahun terakhir, harga beras tercatat naik sekitar 14,02 persen.
Bayu menjelaskan, Bulog telah berupaya untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar melalui kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Kendati demikian, program tersebut belum mampu menurukan harga beras secara signifikan.
”Terus terang saja, strategi tersebut baru mampu menjaga stabilitas, tetapi belum mampu menurunkan harga. Ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni, pertama, turunnya tingkat produksi. Kedua, kenaikan harga minyak bumi dan harga pupuk. Ketiga, perubahan kebijakan ekspor beras beberapa negara yang mengakibatkan harga beras di pasar dunia meningkat,” ujarnya.
Bulog melaporkan, realisasi SPHP per 26 Desember 2023 mencapai 1,14 juta ton dengan peningkatan jumlah penyaluran maksimal 12.400 ton per hari. Menjelang akhir tahun, penyaluran SPHP terus meningkat hingga mencapai 141.172 ton per 26 Desember 2023 atau naik 23,03 persen dibandingkan dengan November 2023.
Terpisah, pegiat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia dan Komite Pendayagunaan Pertanian, Khudori, berpendapat, tidak kunjung turunnya harga beras di pasar merefleksikan keterbatasn stok beras. Hal ini mengingat intervensi pasar dan bantuan pangan telah diberikan, tetapi harga masih relatif tinggi.
Oleh sebab itu, pemerintah perlu memastikan sungguh-sungguh cadangan beras mencukupi sampai masa panen tiba. Di sisi lain, keterbatasan stok beras di pasaran berpotensi akan mendorong para pedagang dan pihak-pihak terkait menahan stoknya.
”Impor perlu segera datang guna memastikan stok beras memadai sehingga tidak ada lagi ruang ruang untuk menahan stok di pasar yang akan mengakibatkan kenaikan harga. Namun, jangan sampai impor beras itu datang di saat masa panen raya tiba karena akan merugikan para petani,” katanya saat dihubungi dari Jakarta.
Khudori memperkirakan, produksi beras pada 2024 akan cenderung lebih rendah dibandingkn dengan tahun 2022. Hal ini karena dampak ikutan dari El Nino yang mengakibatkan pergeseran pola tanam.
Lebih lanjut, pada masa panen pertama 2024, produksi beras dari para petani tidak serta-merta akan terserap oleh Bulog. Sebab, panenan pertama tersebut akan mengisi jalur-jalur distribusi di penggilingan, pedagang, dan masyarakat yang selama ini tidak terisi.