Dari Liburan Patungan Sampai Tur "Low Budget"
Ada banyak kiat untuk menikmati liburan akhir tahun dengan nyaman sesuai situasi keuangan setiap orang atau keluarga. Kiat ini terentang mulai dari persiapan keuangan hingga model piknik.
Lebih-kurang 975 juta wisatawan melakukan perjalanan internasional selama periode Januari-September 2023. Jumlah ini meningkat 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Laporan jumlah wisatawan mutakhir tersebut dirilis Barometer Pariwisata Dunia yang dirilis oleh Organisasi Pariwisata Dunia Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), Kamis (30/11/2023).
Secara keseluruhan, pariwisata pulih sebesar 87 persen dari tingkat sebelum pandemi selama Januari-September 2023. Situasi ini menempatkan sektor ini pada jalur pemulihan hampir 90 persen pada akhir tahun ini.
Baca juga : Libur Nyaman : Kiat Menghindari Kemacetan dan Kepadatan
Laporan yang sama juga menyebutkan, pariwisata secara internasional berada pada jalur untuk pulih sepenuhnya ke tingkat sebelum pandemi pada 2024. Kendati demikian, terdapat sejumlah tantangan ekonomi yang akan mewarnai.
Di antaranya adalah kekhawatiran inflasi tinggi, output global yang lebih lemah, serta ketegangan dan konflik geopolitik. Namun tantangan ini bukan lantas menyurutkan aktivitas bepergian.
Tahun lalu pun, ketika beredar kabar tentang risiko resesi ekonomi pada 2023, 80 persen dari 450 responden yang disurvei oleh Pegipegi menyatakan tetap berencana bepergian. Sementara 19 persen responden belum memutuskan.
Sebanyak 62 persen dari responden yang menyatakan tetap berencana bepergian memiliki lebih dari tiga rencana perjalanan. Survei digelar 2–25 September 2022.
Liburan dalam grup dengan mengajak keluarga lain yang akrab bisa menekan anggaran belanja bepergian.
Titi Akmar, kreator digital dan punya dua orang anak, mengatakan, liburan dalam grup dengan mengajak keluarga lain yang akrab bisa menekan anggaran belanja bepergian. Sebab, melalui pendekatan ini, patungan biaya penginapan dan transportasi bisa dilakukan.
“Bujet makan juga akan lebih hemat jika membawa makanan yang dimasak dari rumah, lalu dimakan bersama-sama dengan keluarga lain. Masakan dari rumah biasanya lebih sehat pula,” ujar Titi saat dihubungi Selasa (5/12/2023), di Jakarta.
Dikemas cerdas
Destinasi yang dipilih, menurut Titi, tidak harus dipaksakan yang jauh di luar negeri atau pun luar kota. Beberapa pilihan destinasi terjangkau sudah banyak tersedia. Sekadar kamping di pinggir sungai, misalnya, sudah membuat anak-anak senang. Bujetnya pun tidak akan sampai menyentuh Rp 1 juta semalam.
Kamping di pinggir sungai yang belakangan viral, salah satunya berlokasi di Subang, Jawa Barat. Pengelolanya menawarkan paket keluarga. Tenda bisa bawa sendiri atau sewa dari pengelola.
Alternatif tempat liburan selanjutnya mengajak anak berkunjung ke museum-museum. Kota-kota besar biasanya memiliki sejumlah museum menarik. Jika tinggal di Jakarta dan sekitarnya misalnya, berkunjung ke museum tidak perlu sampai harus membuat anggota keluarga pesan penginapan.
Penting memiliki tabungan bepergian yang terpisah dari jenis tabungan lainnya.
Liburan juga mesti dikemas cerdas agar biayanya terencana dan terkendali. Lusi Almira Kalyana, misalnya, karyawan swasta yang juga seorang pelancong, berpendapat, pentingnya memiliki tabungan bepergian yang terpisah dari jenis tabungan lainnya.
Jika ada isu risiko resesi ekonomi, menurutnya, pengaturan keuangan harus lebih cerdas lagi supaya menabung untuk bepergian. Misalnya, mengurangi porsi pengeluaran yang bersifat hiburan.
Destinasi wisata yang akan dikunjungi bisa memakan anggaran besar. Destinasi di kawasan ASEAN termasuk paling terjangkau bagi wisatawan internasional. Misalnya, Vietnam dan Thailand. Kedua negara ini bisa jadi alternatif destinasi.
Di dalam negeri, Lusi mencontohkan, beberapa destinasi wisata terjangkau. Salah satunya adalah Yogyakarta. Jika ingin lebih menekan bujet, berangkat ke sana bisa ditempuh menggunakan kereta ekonomi dari Stasiun Pasar Senen Jakarta jurusan Yogyakarta.
Lusi mengaku beberapa kali menggunakan moda ini. Dia mengaku biayanya, terutama di low season, tidak sampai menyentuh ratusan ribu rupiah.
Baca juga : Liburan Menyenangkan Tanpa Menguras Tabungan
Sampai di kota ataupun negara destinasi wisata, Lusi menyarankan agar berani menggunakan transportasi umum karena jauh lebih terjangkau. Namun, pemakaian moda angkutan seperti ini harus diikuti dengan perencanaan rute — rute secara cerdas yang akan dikunjungi.
“Jadi, sebelum berangkat harus cerdas membuat perencanaan tempat yang akan dikunjungi. Semacam membuat rute perjalanan sejak awal. Alokasikan juga uang yang cukup untuk kejadian tak terduga di destinasi,” kata Lusi yang sudah bepergian ke sekitar 20 provinsi dan lebih dari 30 negara di lima benua itu.
Perjalanan hemat
Furgal travel alias perjalanan hemat merupakan konsep melakukan perjalanan cerdas dengan mengatur akomodasi, transportasi, destinasi wisata, dan pilihan makanan dengan biaya minim. Mereka yang melakukan ini biasanya cenderung mengutamakan pengalaman bermakna dibanding perjalanan mewah.
Salah satunya adalah Budi Nusyirwan atau akrab disapa Bukrie (51). Dia adalah wirausaha desain grafis di Jakarta. Sejak April 2023, dia mulai senang bersepeda jarak jauh, seperti Jakarta -Bali dan Jakarta-Bandung.
Baca juga : Kunjungan Wisatawan Capai Jumlah Tertinggi sejak Pandemi
Dalam dua perjalanan itu, Bukrie menempuhnya bersama beberapa kawan. Untuk istirahat, dia mengutamakan penginapan yang bersih dan nyaman, tidak mengejar harga yang mahal.
Pada akhir pekan, setiap dua minggu sekali, dia biasanya bersepeda keliling Jakarta hingga pernah sampai ke Bogor. Selama bersepeda, ia biasanya mencicipi makanan lokal atau menyempatkan berkunjung ke destinasi lokal, seperti Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara.
”Investasi mungkin berupa sepeda dan peralatan. Kalau untuk makanan, saya selalu membiasakan diri mengeluarkan belanja makanan di destinasi sama dengan nominal makan sehari-hari (saat tidak liburan). Jadi, makan makanan lokal sehingga saya malah kaya cerita,” katanya.
Saat usianya lebih muda dari sekarang, Bukrie memang terbiasa dengan konsep frugal travel. Dia pernah menjalani hitchhiking atau bepergian dengan menumpang kendaraan orang lain, termasuk di luar negeri, lalu tinggal bersama dengan sesama pelancong dari hasil aktif di aplikasi Couchsurfing.
Jadi, menurut dia, ada tidaknya isu risiko resesi ekonomi, bagi orang yang menerapkan konsep frugal travel, akan tetap bisa menemukan cara agar tetap bepergian.
Baca juga : Puncak Pasti Macet, Cermat Pilih Tempat Liburan Lebaran
Saat ini pun telah berkembang aneka tawaran bepergian bujet rendah dari para operator tur. Di antara mereka, ada yang menawarkan fleksibilitas peserta naik transportasi publik. Lalu, ada pula yang menawarkan land tour alias paket di luar pesawat sehingga wisatawan cukup bayar biaya tur.
Operator tur Japan Low Budget (JLB), Jen, mengatakan, bepergian dengan cara ikut grup tur bisa lebih efisien dan terjangkau. Misalnya, untuk konteks harus berkunjung ke taman wisata. Pengelola taman biasanya mematok tarif masuk yang lebih murah jika dalam bentuk grup.
”Kami juga menyarankan agar enam bulan sebelum keberangkatan sudah pesan. Harga tiket pesawat itu biasanya lebih murah jika dibeli enam bulan sebelum berangkat. Datang ke pameran perjalanan wisata juga menguntungkan karena warga bisa dapat promo-promo sehingga bisa menekan bujet,” ujar Jen.