Kunjungan Wisatawan Capai Jumlah Tertinggi sejak Pandemi
Tren peningkatan kunjungan wisatawan terus berlanjut dan bulan lalu mencapai jumlah tertinggi sejak pandemi. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah penumpang moda transportasi dan tingkat penghunian kamar hotel.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, menurut data Badan Pusat Statistik, mencapai 212.300 kunjungan pada Mei 2022. Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020. Peningkatan itu sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat dan pintu masuk bagi wisatawan mancanegara.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/7/2022), membandingkan, pada Mei 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia hanya mencapai 4.600 kunjungan. Pada Mei 2021, jumlahnya mencapai 14.300 kunjungan.
Sepanjang Januari - Mei 2022, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 397.770 kunjungan, naik 616,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 yang sebanyak 55.524 kunjungan. Sementara pada periode Januari-Mei 2020, jumlah kunjungan tercatat 2,12 juta kunjungan, sejalan dengan pengumuman pemerintah terkait pandemi Covid-19 pada Maret 2020.
Menurut Margo, pada Mei 2022, berdasarkan pintu masuk bandara, kunjungan wisman terbesar tercatat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yakni mencapai 115.553 kunjungan, diikuti Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan 57.844 kunjungan. Kemudian, pintu masuk jalur udara Bandara Hang Nadim Batam terdapat 16.741 kunjungan wisman.
”Beberapa faktor yang menyebabkan jumlah kunjungan wisman pada Mei 2022 melejit adalah adanya persiapan G-20, libur nasional, dan penambahan daftar negara visa kedatangan,” ujarnya.
Lebih jauh Margo menceritakan bahwa tren kenaikan kunjungan wisatawan terlihat dari peningkatan jumlah penumpang angkutan di berbagai moda. Dia lantas mencontohkan kondisi di angkutan udara. Pada Mei 2022, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada Mei 2022 mencapai 5,3 juta orang, naik 40,41 persen dibandingkan dengan April 2022. Jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) naik 61,56 persen menjadi 472.900 orang.
Sepanjang Januari-Mei 2022, jumlah penumpang angkutan udara domestik mencapai 19,8 juta orang dan internasional 1,1 juta orang. Baik jumlah penumpang angkutan udara domestik maupun internasional masing-masing naik sebesar 63,13 persen dan 436,55 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Dari sisi tingkat penghunian kamar (TPK) juga terjadi kenaikan sebagai dampak tren kenaikan kunjungan wisatawan. Margo menyebutkan, TPK hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Mei 2022 mencapai 49,85 persen atau naik 17,88 poin dibandingkan dengan TPK Mei 2021 yang sebesar 31,97 persen. TPK Mei 2020 hanya sebesar 14,45 persen. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni April 2022, TPK Mei 2022 meningkat 15,62 poin.
Sementara TPK hotel klasifikasi nonbintang pada Mei 2022 tercatat 24,75 persen atau naik 6,69 poin dibandingkan dengan TPK Mei 2021. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, TPK hotel klasifikasi nonbintang pada Mei 2022 naik 7,35 poin.
TPK hotel bintang atau nonbintang tertinggi terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada Mei 2022, TPK hotel bintang di DIY mencapai 67,65 persen dan TPK hotel nonbintang di DIY mencapai 30,17 persen. ”Kunjungan wisatawan memberikan multidampak perekonomian. Semoga tren peningkatan kunjungan wisman seperti pada Mei 2022 tetap berlanjut,” ujar Margo.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya saat dihubungi secara terpisah membenarkan bahwa Bali semakin banyak dikunjungi oleh wisman ataupun wisatawan nusantara (wisnus). Hanya, jumlah kunjungan wisman sekarang masih 50 persen dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19, yaitu tahun 2019. Jumlah kunjungan wisnus sekarang pun masih 60 persen dari kondisi tahun 2019. ”Menuju pulih,” ujarnya.
Menurut dia, tingkat okupansi kamar hotel saat ini berkisar 50–60 persen dari total kamar yang dioperasikan. Sejauh ini, belum semua kamar hotel beroperasi seperti semula.
Surya Wijaya menambahkan, pemerintah daerah Bali berusaha mengendalikan pandemi Covid-19. Tingkat vaksinasi Covid-19 tahap pertama telah mencapai 104 persen, vaksinasi Covid-19 kedua 100 persen, dan vaksin penguat 75 persen.
Pemerintah Bali sedang mempersiapkan peraturan gubernur dan peraturan daerah yang akan mendukung implementasi wacana kebijakan visa nomaden digital.
Pemerintah Bali, lanjutnya, sedang mempersiapkan peraturan gubernur dan peraturan daerah yang akan mendukung implementasi wacana kebijakan visa nomaden digital. Wacana kebijakan ini bisa menambah kunjungan wisman yang pada akhirnya berdampak ke pemulihan perekonomian daerah Bali secara menyeluruh dari Covid-19.
”Bali menjadi salah satu destinasi favorit para nomaden digital. Mereka biasanya tinggal di rumah singgah yang berarti ini berkontribusi positif ke pendapatan pelaku industri pariwisata kelas bawah. Hanya, kami berharap pemerintah telah menyiapkan skema pengawasan,” ujarnya.