Mendorong Industri Pariwisata di Jalur Pemulihan
Pergerakan wisatawan berangsur-angsur pulih setelah pembatasan sosial dilonggarkan. Hal ini menerbitkan harapan bagi industri pariwisata nasional untuk bangkit, menumbuhkan investasi baru, dan menyerap tenaga kerja.
Pariwisata kini diyakini berada di jalur pemulihan yang melaju cepat. Kajian Organisasi Pariwisata Dunia Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNWTO menyebutkan, destinasi-destinasi di seluruh dunia menyambut kedatangan internasional hampir tiga kali lipat lebih banyak pada triwulan pertama 2022 dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Dalam laporan Barometer Pariwisata Dunia yang dirilis UNWTO tanggal 6 Juni 2022, kedatangan internasional mencapai 117 juta pada triwulan I-2022. Jumlah ini naik 182 persen dibandingkan triwulan I-2021 yang hanya sebesar 41 juta kedatangan internasional.
Dari total 117 juta kedatangan internasional pada triwulan I tersebut, UNWTO menyebut 47 juta di antaranya tercatat pada Maret 2022. UNWTO menganggapnya sebagai tanda pemulihan industri pariwisata yang semakin cepat.
Eropa dan Amerika Serikat memimpin pemulihan. Pada triwulan I-2022, Eropa menyambut kedatangan internasional hampir empat kali lipat (naik 280 persen) dan kedatagan di AS berlipat lebih dari dua kali (naik 117 persen) dibanding periode yang sama tahun 2021. Meski demikian, kedatangan di Eropa dan AS itu masing-masing tercatat 43 dan 46 persen lebih rendah dari 2019.
Pemulihan kuat berikutnya ada di pasar Timur Tengah dan Afrika. Di kedua kawasan itu, kedatangan internasional masing-masing naik 132 persen dan 96 persen. Akan tetapi, kedatangan tersebut masih 59–61 persen di bawah level 2019.
Meskipun kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih di bawah level 2019, UNWTO optimis pemulihan bertahap akan berlanjut sepanjang tahun 2022.
Untuk kawasan Asia dan Pasifik, UNWTO menyebut jumlah kedatangan internasional meningkat 64 persen pada triwulan I-2022 dibanding setahun sebelumnya. Sama seperti di kawasan lainnya, peningkatan itu masih dibawah level 2019. Bahkan terhitung, 93 persen di bawah jumlah kedatangan internasional pada triwulan I-2019.
Meskipun kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih di bawah level 2019, UNWTO optimistis pemulihan bertahap akan berlanjut sepanjang tahun 2022. Sebab, lebih banyak destinasi yang melonggarkan atau mencabut pembatasan perjalanan. Per 2 Juni 2022, sebanyak 45 destinasi, 31 di antaranya berada di Eropa, tidak memberlakukan pembatasan terkait Covid-19. Di Asia juga semakin banyak destinasi yang mulai melonggarkan pembatasan tersebut.
Di Indonesia, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari- April 2022, jumlah kunjungan wisman mencapai 185.440 kunjungan, naik signifikan sebesar 350,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sama seperti tren global yang disampaikan UNWTO, penghitungan BPS itu juga menunjukkan pencapaian positif kunjungan wisman Januari - April 2022 masih jauh di bawah Januari- April 2019 yang sebesar 3,9 juta kunjungan.
Baca juga : Pembangunan Industri Pariwisata Perlu Gunakan Pendekatan Ekosistem
Mendukung investasi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga S Uno optimistis merespons peningkatan kedatangan wisman itu. Bagaimanapun, kembalinya geliat kunjungan wisman itu telah memengaruhi pembukaan baru usaha pariwisata. Sebagai contoh, Hotel Creative Rest (Art) Bandung, The Surosowan Restaurant Cilegon, dan Kedaton 8 Express Bekasi.
Sejak 1 Oktober 2021, pemerintah membuka kembali Bali untuk kedatangan internasional. Kebijakan ini disusul dengan pembukaan Batam dan Bintan bagi wisman Singapura. Tidak lama setelahnya, pemerintah mengizinkan bandara-bandara internasional menerima kembali kedatangan internasional.
Langkah relaksasi setahap demi setahap terus diberlakukan. Kebijakan karantina untuk pelaku perjalanan internasional ditiadakan, kemudian pemberlakuan visa kedatangan ditambah 72 negara. Terakhir, tes Covid-19 ditiadakan untuk perjalanan dalam ataupun luar negeri.
”Pemulihan kunjungan wisatawan domestik atau wisatawan nusantara lebih dulu (terjadi). Ini terlihat sejak pemerintah mengizinkan mudik pada Lebaran 2022. Tempat wisata dan sentra-sentra ekonomi kreatif yang berada di jalur mudik di Jawa, Sumatera, dan Bali banyak dikunjungi wisatawan,” ujar Sandiaga.
Persyaratan perjalanan terus-menerus diperbarui oleh pemerintah demi mendukung pelonggaran pembatasan sosial.
Dia lantas mencontohkan, pada libur Lebaran 2022 saja, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Bali mencapai 500.000 orang. Wisnus ke Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, lebih dari satu juta orang, dan ke Siak di Riau 58.000 orang .
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin secara terpisah mengatakan, persyaratan perjalanan terus-menerus diperbarui oleh pemerintah demi mendukung pelonggaran pembatasan sosial. Dari sanalah lonjakan pergerakan penumpang semakin terlihat seiring dengan langkah-langkah pemerintah dalam menangani penyebaran Covid-19.
Pergerakan penumpang domestik dan internasional di bandara Angkasa Pura II pada Januari-Mei 2022 secara kumulatif mencapai sekitar 21,20 juta orang. Jumlah ini melonjak signifikan sebesar 71,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 yang sebanyak 12,36 juta orang. Bahkan, juga lebih tinggi dibandingkan periode Januari-Mei 2020 yang tercatat sekitar 20,59 juta orang.
Menurut Awaluddin, jumlah pergerakan penumpang ini merupakan yang tertinggi selama pandemi Covid-19 sejak tahun 2020. Tingginya pergerakan penumpang sepanjang Januari-Mei 2022 didorong oleh lalu lintas penerbangan saat periode angkutan Lebaran pada 22 April-13 Mei 2022. ”Pada periode angkutan lebaran, jumlah pergerakan penumpang tercatat sebesar 4,19 juta orang,” kata dia.
Di kalangan industri pariwisata kini dikenal istilah ”pelancong balas dendam”. Istilah ini muncul karena fenomena euforia warga untuk semakin gencar berwisata pasca berbagai pelonggaran pembatasan sosial. Aneka promo lahap diburu.
Co-Founder Traveloka Albert memberikan ilustrasi berupa hasil promo Epic Sale 31 Mei - 6 Juni 2022. Jumlah pengunjung harian aplikasi Traveloka sepanjang promo naik 160 persen dan pemesanan naik dua kali lipat dibanding promo Epic Sale Oktober 2021. Minat pemesanan akomodasi konsumen Traveloka terhadap destinasi internasional naik 10 kali lipat dibandingkan dengan periode Epic Sale Oktober 2021.
Singapura, Malaysia, dan Thailand menjadi tujuan favorit. Di dalam negeri, destinasi favorit pesanan konsumen Traveloka masih berkisar pada Bali dan kota-kota besar lainnya, seperti Bandung dan Yogyakarta.
Di kalangan industri pariwisata kini dikenal istilah ”pelancong balas dendam”. Istilah ini muncul karena fenomena euforia warga untuk semakin gencar berwisata pasca berbagai pelonggaran pembatasan sosial.
Dari sisi industri perhotelan, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengemukakan, industri hotel terus menuju pemulihan meskipun pada semester I-2022, okupansi perhotelan masih sekitar 60 persen jika dibandingkan tahun 2019 atau sebelum pandemi. Selama ini, okupansi hotel ditopang terutama oleh kegiatan pertemuan pemerintah, korporasi, dan pariwisata.
Pemulihan industri hotel dinilai masih butuh waktu karena sejumlah faktor, antara lain, daya beli masyarakat yang belum pulih, serta kegiatan pertemuan, bisnis insentif, konvensi, dan ekshibisi oleh korporasi dan pemerintah yang masih terbatas. Selain itu, harga tiket pesawat naik yang dipicu kenaikan harga avtur sehingga mengerem orang untuk bepergian. Persoalan lain yang turut memicu adalah kenaikan harga bahan pokok.
Ia memprediksi, jika kondisi pasar terus membaik, tingkat okupansi hotel sampai akhir tahun diprediksi bisa mencapai 75–80 persen dari kondisi normal sebelum pandemi. Tantangannya adalah daya beli masyarakat, karena pemulihan pariwisata dan hotel saat ini lebih banyak didorong wisatawan dalam negeri.
Di balik optimisme menyambut kebangkitan kembali kunjungan wisman ataupun pergerakan wisnus, ternyata terdapat beberapa tantangan. CNBC pada artikel ”Travelers Are Upset About Rising Costs, But Most aren’t Canceling Their Plans Just Yet ", 15 Juni 2022, memaparkan temuan perusahaan analisis media sosial Sprout Social. Di situ disebutkan percakapan terkait kenaikan ongkos bepergian/melancong dan gas di Twitter meningkat hingga 680 persen sepanjang April - Mei 2022.
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardiansjah membenarkan adanya tren lonjakan harga tiket pesawat terbang. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh permintaan tinggi, sedangkan suplai maskapai terbatas. Harga avtur juga naik. Merujuk pada informasi milik Pertamina, harga avtur untuk 1–14 Juni 2022 di Bandara Soekarno-Hatta Rp 15.748 per liter. Angka ini naik dari periode 1–14 Mei 2022 yang sebesar Rp 14.969 per liter.
”Kenaikan harga tiket bisa dikatakan hampir 50 persen. Kami berharap pemerintah turun tangan mengawasi. Sebab, penerbangan memegang kunci pergerakan wisatawan sehingga jangan sampai kenaikan harga tiket pesawat menurunkan minat melancong dan industri tidak lekas pulih,” kata dia.
Penutupan yang masih berlangsung dari beberapa pasar utama di Asia dan Pasifik, serta ketidakpastian yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina, oleh UNWTO juga menjadi tantangan bagi pemulihan efektif pariwisata internasional.
Sandiaga mengaku telah mendengar keluhan itu. Perusahaan maskapai penerbangan saat ini masih dalam posisi merevitalisasi. Sejauh ini, pihaknya mengusulkan strategi subsidi silang sebagai salah satu solusi meredam lonjakan harga tiket pesawat.
Penutupan yang masih berlangsung dari beberapa pasar utama di Asia dan Pasifik, serta ketidakpastian yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina, oleh UNWTO juga menjadi tantangan bagi pemulihan efektif pariwisata internasional.
Namun, menurut survei Panel Pakar UNWTO terbaru, sebagian besar profesional pelaku industri pariwisata di dunia melihat prospek yang lebih optimistis untuk 2022 dibandingkan dengan 2021. Asalkan, tantangan utama berupa virus Covid-19 dapat dikendalikan dan pemerintah terus melonggarkan atau mencabut pembatasan perjalanan.
Menariknya lagi, dalam laporan Barometer Pariwisata Dunia yang dirilis UNWTO 6 Juni 2022 disebutkan, jumlah yang dibelanjakan wisman per perjalanan terus meningkat, dari rata-rata 1.000 dollar AS pada 2019 menjadi 1.400 dollar AS pada 2021.
Hal terpenting sekarang adalah mendorong warga yang telah euforia bepergian itu untuk tidak lupa berbelanja produk kreatif lokal.
Konsultan perjalanan Amalla Vesta W, saat dihubungi terpisah, berpendapat, hal terpenting sekarang adalah mendorong warga yang telah euforia bepergian itu untuk tidak lupa berbelanja produk kreatif lokal. Apalagi, ketika mereka berkunjung ke destinasi-destinasi nasional Indonesia.
”Pada saat melancong, membelanjakan uang terutama di pedagang lokal, kuliner lokal, porter bagasi di bandara, kendaraan umum, hingga butik-butik lokal akan amat membantu memulihkan pendapatan mereka. Lapangan kerja lokal kembali bergeliat,” kata Vesta.
Hariyadi menambahkan, saat ini berkembang alternatif tujuan wisata, yakni desa wisata. Desa wisata ini semakin melengkapi pilihan akomodasi dan wisata. Pertumbuhan desa wisata juga turut didorong keinginan wisatawan untuk merasakan pengalaman lebih kala berlibur. Jika desa wisata dikembangkan maksimal, ini pun akan membantu ekonomi lokal pulih.
”Pemangku kepentingan pariwisata perlu berkolaborasi untuk bisa mendorong wisatawan Indonesia untuk bepergian di dalam negeri saja,” imbuhnya.
Baca juga : Jumlah Kunjungan Wisman ke Bali Meningkat Selama April 2022