Jelang Libur Akhir Tahun, PT KAI Siapkan Tiket Tambahan
Dekati akhir tahun, PT KAI melakukan berbagai perbaikan seiring dengan tren kenaikan jumlah penumpang saat musim libur. Langkah antisipasi agar kereta anjlok tidak berulang.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang libur akhir tahun, PT Kereta Api Indonesia mulai mempersiapkan tiket tambahan, juga mempersiapkan infrastruktur, sebagai antisipasi anjloknya kereta, seperti yang terjadi pertengahan bulan lalu. Meski demikian, berbagai sektor juga perlu dibenahi mengingat persaingan antarmoda transportasi makin ketat setelah jalan tol yang memudahkan pergerakan darat terbangun.
Juru Bicara PT KAI Joni Martinus mengatakan, terkait angkutan Natal dan Tahun Baru, pihaknya akan menambah kapasitas tempat duduk penumpang. Namun, kepastian tambahan jumlah tiket, rute, dan promosi-promosi lain belum dapat diinformasikan saat ini.
”Saat ini, KAI terus mempersiapkan diri dalam momen nasional tersebut dengan mempercepat pekerjaan perawatan dan perbaikan kereta serta lokomotif di beberapa balai yasa kereta dan lokomotif,” katanya.
Saat ini promo yang diberikan berupa potongan 10 persen untuk kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi perjalanan kereta api jarak jauh dengan keberangkatan serta kedatangan di Stasiun Surabaya Gubeng dan Stasiun Surabaya Pasarturi. Promo berlangsung pada 29-31 Oktober 2023 untuk keberangkatan 1-12 November 2023 guna menyukseskan event HeroRun di Surabaya. ”Pembelian tiket promo ini hanya dapat dilakukan melalui aplikasi Access by KAI,” kata Joni, Selasa (31/10/2023).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal mengatakan, pihaknya juga akan memastikan kesiapan infrastruktur, sarana, dan prasarana angkutan kereta api. Inspeksi bersama PT KAI serta operator-operator lain akan dilakukan sembari memastikan fasilitas-fasilitas lainnya. Terkait penambahan rute, pihaknya belum bisa memberikan gambaran mengingat peningkatan penumpang di akhir tahun tak sebesar pada hari raya Idul Fitri.
Kasus terakhir yang menjadi perhatian publik adalah anjloknya Kereta Api Argo Semeru rute Surabaya Gubeng-Gambir di Kabupaten Kulon Progo, DIY, Selasa (17/10/2023).
Wakil Ketua Forum Angkutan Jalan dan Kereta Api Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Deddy Herlambang meyakini, KAI telah berpengalaman menghadapi kenaikan penumpang pada hari-hari khusus, termasuk libur Natal dan Tahun Baru. Namun, ia tak menampik, kecelakaan dua pekan lalu menimbulkan trauma pengguna kereta api, padahal PT KAI bertugas memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang.
Oleh karena itu, laporan resmi hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kecelakaan tersebut masih dinantikan. Ini akan memberikan kepastian pada penumpang terkait penyebab kecelakaan dan penumpang tak lagi dibayangi dugaan-dugaan tertentu.
Pengamat kereta api Budiyanto mengatakan, KAI menunjukkan titik lemahnya pada bidang tersebut. KAI diharapkan dapat meningkatkan performanya, apalagi musim puncak berlibur atau peak season makin dekat. ”Memang perlu ada suatu cara untuk membangun suatu sistem pengawasan yang akurat, baik dengan cara-cara konvensional maupun dibantu teknologi,” ujarnya.
Memang perlu ada suatu cara untuk membangun suatu sistem pengawasan yang akurat, baik dengan cara-cara konvensional maupun dibantu teknologi. (Budiyanto)
Cara konvensional merujuk pada pemeriksaan rutin kondisi rel serta lokomotif kereta api. Sumber daya manusia, termasuk masinis yang mengoperasikan kereta api, juga perlu dicek berkala.
Teknologi, seperti pemanfaatan kamera pemantau (CCTV) atau alat deteksi bisa digunakan pada daerah-daerah rawan. Daerah rawan bisa dilihat dari aspek geografi serta berdasarkan tingkat kerawanan masing-masing.
Lima tahun terakhir, volume penumpang KAI Group mencapai puncaknya pada 2019. Saat ini, PT KAI tengah berproses memulihkan tingkat okupansi pelanggan.
Data PT KAI menunjukkan, volume penumpang KAI Group pada 2018 mencapai 423,8 juta penumpang. Jumlahnya naik menjadi 429,2 juta penumpang. Namun, pandemi Covid-19 mengakibatkan kemerosotan pergerakan penumpang KAI. Pada 2020, jumlah penumpang KAI hanya 186,8 juta. Angkanya makin turun pada 2021 dengan 154,5 juta penumpang. Pada 2022, jumlah penumpang perlahan meningkat mencapai 284,4 juta penumpang.
”KAI terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan okupansi pelanggan, seperti mempercepat waktu tempuh dan menambah kereta api-kereta api baru,” ujar Joni.
Hingga semester I-2023, volume penumpang KAI Group mencapai 179,6 juta penumpang. Angka itu hampir mendekati pencapaian sebelum pandemi Covid-19 dalam periode yang sama.
Menurut Deddy, industri perkeretaapian telah pulih dari masa pagebluk. Namun, permintaan kereta api tampak berkurang karena keberadaan Jalan Tol Trans-Jawa sehingga berpeluang mengurangi okupansi pengguna kereta api.
Ketika satu keluarga bepergian dalam rombongan, sewa mobil akan jauh lebih murah daripada menggunakan kereta api. Saat puncak libur, harga tiket juga meningkat.
”Kereta api ini justru saingannya bukan bus, melainkan kendaraan pribadi. Pengguna kereta api untuk antarkota itu ada yang punya mobil sendiri atau sewa mobil. Untuk jarak dekat, mereka juga bisa pindah ke travel,” kata Deddy.