Piknik ke Luar Negeri Makin Mahal, Wisata Domestik Murah Meriah
Pelemahan nilai rupiah berimbas pada tarif tiket pesawat dan perjalanan internasional. Di sektor domestik, meskipun harga tiket pesawat terpengaruh, biaya lainnya masih terjaga.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelemahan nilai rupiah mulai berimbas pada industri pariwisata, terutama tarif tiket pesawat dan paket wisata perjalanan internasional. Di sektor domestik, meskipun harga tiket pesawat terpengaruh, biaya langsung dan akomodasi dalam negeri masih terjaga.
Jumat (27/10/2023), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat nilai tukar rupiah mencapai Rp 15.941 per dollar AS.
Budi Kusumaningsih (50), pemilik Shakuntala Wisata, di Yogyakarta, mengatakan, unit usaha wisatanya cukup terpengaruh. Harga kebutuhan pokok yang makin mahal menurunkan minat rekreasi masyarakat sehinga beberapa program yang sudah terencana jadi tertunda. Kondisi global turut berpengaruh pada usahanya.
”Untuk periode tahun depan, holyland (wisata rohani) ditunda karena ketegangan Israel dengan Palestina yang saya pikir masih akan berlangsung,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Senin (30/10/2023).
Pelaku usaha lain dari Ascenta Tour, Timoti Tirta (32), mengatakan, wisatawan yang akan bepergian ke luar negeri (outbound)biasanya telah membeli tiket jauh hari sebelum keberangkatan. Alhasil, akomodasi dan pesawat sudah terbayar lunas, tak terimbas kenaikan dollar AS.
”Tetapi, efeknya ketika di sana (negara tujuan) kalau belum menukar uang saat ini. Jadi, ketika mereka sedang jalan-jalan, nah, mungkin akan terasa saat di lapangan,” ujar Timoti di Jakarta.
Dalam tiap paket perjalanannya, lanjut Timoti, meski kurs berubah-ubah, pihaknya selalu memberikan kisaran pada kurs dalam paketnya guna mengantisipasi pergerakan nilai mata uang. Namun, ketika kurs berada di luar kisaran tersebut, perusahaannya akan mengurangi keuntungannya. Upaya ini dilakukan guna menjaga klien tetap menggunakan jasa perjalanannya.
Menurut Timoti, tren pelemahan rupiah biasanya memang terjadi tiap mendekati akhir tahun. Mata uang rupiah biasanya kembali menguat sekitar akhir Januari hingga awal Februari. Namun, kondisi itu terjadi dalam situasi normal, tak terpengaruh konteks politik serta kejadian mendadak lainnya.
Di tingkat regional, tidak semua agen wisata berpatokan dengan dollar AS. Sebagai contoh, Malaysia menggunakan ringgit serta Thailand dengan mata uang baht. Hal ini, di satu sisi, bisa menguntungkan perusahaan serta klien-kliennya.
Hal serupa diutarakan Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani. Wisatawan yang sudah telanjur membeli tiket perjalanan pasti akan tetap pergi. Hanya saja, pengeluaran berbelanja akan berkurang sebab mereka perlu berhitung lagi.
Biaya wisatawan asing untuk ke Indonesia justru akan lebih murah. Kondisi itu dapat dilihat pada November hingga Desember 2023 di masa puncak libur akhir tahun.
Namun, dari sisi pasar, biaya wisatawan asing untuk ke Indonesia justru akan lebih murah. Kondisi itu dapat dilihat pada November hingga Desember 2023 di masa puncak libur akhir tahun.
Sebaliknya, pengeluaran wisatawan Indonesia yang akan keluar negeri akan jadi lebih mahal. Biasanya turis Indonesia yang keluar negeri didominasi kelas menengah sehingga mereka juga akan memperhitungkan perubahan biaya ini. Pergerakan mereka akan sedikit tertahan.
Domestik masih terjaga
Di industri wisata domestik, tertekannya mata uang rupiah oleh dollar AS sudah terlihat pada tiket pesawat udara. Namun, biaya langsung serta akomodasi pada sektor destinasi belum tampak.
”Di domestik itu pasti pengaruhnya ke tiket karena sewa pesawat dalam dollar AS, avtur mengikuti dollar AS. Pertama, yang terimbas pasti harga tiket. Harga tiket tak bisa kompetitif,” ujar Hariyadi.
Namun, secara keseluruhan, Hariyadi mengatakan, sejauh ini industri pariwisata domestik tak banyak terpengaruh pelemahan rupiah. Tarif tiket antardaerah biasanya ikut terkerek naik, tetapi masih bisa diserap dalam negeri.
Sebab, wisatawan biasanya membeli tiket menjelang keberangkatan untuk perjalanan domestik, berbeda dengan perjalanan ke negara lain. Mereka juga bisa beralih ke moda transportasi lain, antara lain mobil, bus, dan kereta api. Akan tetapi, suku bunga yang diperkirakan masih akan naik bakal dapat meningkatkan biaya modal perjalanan.
Antonius Rudi Kurniawan dari agen perjalanan Jelajah Budaya Nusantara mengatakan, kondisi saat ini belum berpengaruh signifikan pada usahanya. Selama ini, paket perjalanannya dapat memanfaatkan kendaraan darat, seperti bus.
Bagian yang agak terganggu adalah paket perjalanan keluarga ketika harus memanfaatkan pesawat. Ketika tiket pesawat terkerek naik, pasar paket ini akan berkurang. Adapun pelanggan muda biasanya enggan menggunakan tur demi menghemat pengeluaran sehingga memilih melakukan perjalanan sendiri.
Terkait harga tiket, Presiden Direktur Lion Air Group Daniel Putut berharap Kementerian Perhubungan meninjau kembali regulasi tarif tiket batas atas dan batas bawah. Sebab, nilai tukar mata uang serta harga bahan bakar telah berubah.
Pengeluaran maskapai penerbangan lebih banyak berupa dollar AS ketimbang rupiah. Alhasil, situasi saat ini makin menekan pelaku usaha penerbangan (Kompas.id, 27/10/2023).