Perjalanan Internasional Diperkirakan Pulih Seutuhnya Tahun 2024
Selama 2,5 tahun pandemi Covid-19, industri pariwisata termasuk sektor yang paling terpukul akibat pembatasan mobilitas masyarakat. Perjalanan internasional di sektor ini diperkirakan benar-benar pulih tahun depan.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemulihan seutuhnya perjalanan internasional dari dampak pandemi Covid-19 di seluruh dunia diperkirakan terjadi pada 2024. Di Indonesia, berbagai upaya promosi, seperti pameran perjalanan, marak dilakukan untuk mendorong pergerakan wisatawan pulih optimal. Pemerintah juga berharap agar semakin banyak maskapai terbang dari dan menuju destinasi superprioritas.
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi mengatakan, sesuai data Laporan Barometer Pariwisata Dunia Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), sekitar 235 juta turis melakukan perjalanan internasional dalam tiga bulan pertama tahun 2023 atau dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Jumlah itu setara dengan 80 persen dari jumlah sebelum pandemi Covid-19.
”Secara global, perjalanan internasional di seluruh dunia diperkirakan baru pulih seutuhnya pada 2024. Pemulihan 100 persen bisa terjadi asalkan tidak ada lagi restriksi yang terjadi secara internasional, seperti permasalahan pembatasan sosial dan visa,” ujarnya saat menghadiri pembukaan Kompas Travel Fair 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Jumat (1/9/2023).
Menurut Cecep, selama 2,5 tahun pandemi Covid-19, industri pariwisata termasuk sektor yang paling terpukul. Warga diminta menjaga keselamatan dan kesehatan diri sehingga tidak bisa melancong. Padahal, inti dari pariwisata adalah pergerakan/perjalanan warga.
Pemerintah Indonesia resmi mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia pada Jumat (30/12/2022). Setelah itu sampai sekarang, animo masyarakat Indonesia untuk pelesir tinggi.
Pada tahun 2022, pemerintah secara khusus menargetkan jumlah pergerakan wisatawan Nusantara sebanyak 600 juta pergerakan dan realisasinya 800 juta. Kemudian, target pergerakan wisatawan Nusantara tahun 2023 ditingkatkan menjadi 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan. Guna mencapai target itu, pemerintah beberapa kali menetapkan penambahan cuti bersama.
”Rata-rata warga Indonesia melakukan perjalanan wisata adalah tiga kali dalam setahun. Sementara target pergerakan wisatawan Nusantara tahun 2023 ditingkatkan dua kali lipat. Jadi, jangan kaget ketika jumlah cuti bersama bertambah,” katanya.
Sementara dari sisi wisatawan mancanegara, kata Cecep, pihaknya optimis target 8,5 juta kunjungan wisatawan tahun 2023 bisa terlampaui. Sebab, hingga Juni 2023, kunjungan wisatawan mancanegara sudah mencapai 61 persen dari target. Target Kemenparekraf terhadap kunjungan wisatawan asal Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa pun telah tercapai 50-150 persen.
”Mulai Januari 2024, Qatar Airways mulai terbang dari Hamad International Airport di Doha menuju Bandara Internasional Kualanamu di Medan. Kami terus mengupayakan promosi destinasi nasional sekaligus mendorong agar maskapai semakin banyak terbang ke destinasi lain, seperti lima destinasi superprioritas dan bukan melulu ke Bali dan Jakarta,” tegas Cecep.
Wakil Direktur Bisnis Harian Kompas Novi Eastiyanto mengatakan, KTF 2023 yang diselenggarakan oleh harian Kompas merupakan penyelenggaraan KTF yang kesepuluh. KTF 2023 berlangsung dari Jumat (1/9/2023) sampai Minggu (3/9/2023). Selama tiga hari penyelenggaraan, target pengunjung diharapkan bisa mencapai 20.000 orang.
Peserta KTF 2023 berasal dari aneka latar belakang pelaku industri pariwisata, seperti maskapai, biro perjalanan wisata, lembaga keuangan, dan Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI). Ada pula enam desa wisata yang masuk kategori Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
”Pasca-pembatasan sosial karena pandemi Covid-19 dicabut, keinginan orang melakukan perjalanan wisata lebih masif. Berwisata dianggap sebagai cara untuk melepas penat (healing) dan bahagia. Rata-rata perencanaan berwisata di dalam atau ke luar negeri sudah dilakukan jauh-jauh hari,” kata Novi.
Dia menambahkan, total transaksi KTF 2023 ditargetkan Rp 90 miliar. Jumlah ini meningkat dibandingkan KTF tahun 2022 yang sebesar Rp 44 miliar. ”Di area KTF 2023, kami kembangkan juga area untuk kebutuhan bepergian di Nusantara dan wisata umrah,” katanya.