Animo masyarakat untuk berlibur dan melakukan perjalanan wisata terus bertumbuh. Bahkan, belanja masyarakat untuk berwisata sudah lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.
Oleh
MEDIANA, YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Animo masyarakat untuk berlibur dan melakukan perjalanan wisata terus bertumbuh. Bahkan, belanja masyarakat untuk berwisata sudah lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.
Senior Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Yudita Wahyu Dewanti mengatakan, antusiasme masyarakat untuk berekreasi sangat tinggi setelah pandemi. Hal ini terbukti dari pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit Bank Mandiri untuk liburan dan perjalanan wisata.
Bank Mandiri mencatat, nilai transaksi kartu kredit untuk kategori travel selama periode Januari-Agustus 2023 mencapai Rp 2,8 triliun. Nilai tersebut tumbuh 71,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hingga akhir tahun, pertumbuhannya diharapkan bisa mencapai 80 persen.
”Nilai transaksi tersebut bahkan sudah melampaui nilai transaksi pada periode sama tahun 2019 atau sebelum pandemi. Jadi, luar biasa animo berwisata dan bepergian dari nasabah-nasabah kami,” ujar Yudita saat membuka Kompas Travel Fair 2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (1/9/2023).
Vice President Card Head Bank Mandiri Bery Agung Puspandika mengatakan, berdasarkan data transaksi, saat ini cenderung berimbang antara perjalanan ke luar negeri dan domestik. Hal ini efek program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekfraf) yang menggalakkan untuk berwisata ke berbagai penjuru Nusantara. Sebelum pandemi, tren perjalanan ke luar negeri lebih tinggi ketimbang domestik dengan perbandingan 60 persen dan 40 persen.
Tingginya animo masyarakat untuk bepergian juga dikemukakan Emerging Affluent & Digital Marketing Head PT Bank OCBC NISP Tbk Jeannette Tampi. Berdasarkan data Visa, nilai transaksi kartu kredit untuk kategori travel cenderung meningkat seusai pandemi.
Desa wisata
Di acara yang sama, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi mengatakan, pascapandemi, wisatawan cenderung mencari pengalaman berwisata yang lebih personal dan terlokalisasi. Fenomena ini berbeda dengan sebelum pandemi, yaitu wisatawan cenderung mencari destinasi yang masif.
”Fenomena seperti itu ’menguntungkan’ desa wisata. Selain memiliki alam, setiap desa wisata mempunyai kearifan lokal yang unik,” ujarnya, yang ditemui di sela-sela menghadiri Kompas Travel Fair (KTF) 2023, Jumat (1/9/2023), di Jakarta.
Menurut Cecep, dalam tiga tahun terakhir terdapat 175 desa wisata yang masuk dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Apresiasi dari pemerintah ini diharapkan mampu mendorong desa wisata lebih kompetitif.
Salah satu desa wisata yang ikut serta pada KTF 2023 adalah Desa Wisata Cipta Karya, Sungai Betung, Bengkayang (Kalimantan Barat). Kepala Desa Cipta Karya Benyamin Kalvin, saat ditemui di lokasi pameran, mengatakan, jumlah pengunjung Desa Wisata Cipta Karya mencapai 7.000 orang pada tahun 2022. Jumlah ini baru berasal dari warga asal Kalimantan Barat. Setiap tahunnya terjadi tren peningkatan pengunjung.
”Desa kami juga pernah menjamu turis dari luar negeri, seperti Kanada. Mereka berwisata sekaligus mau belajar. Sebab, di desa kami terdapat burung murai borneo dan burung enggang,” ujarnya.
Semua operasional Desa Wisata Cipta Karya dikelola oleh badan usaha milik desa. Di desa ini juga terdapat lima rumah singgah atau homestay yang bisa disewa wisatawan yang ingin tinggal lebih lama untuk mempelajari kearifan lokal.
Wakil Direktur Bisnis Harian Kompas Novi Eastiyanto mengatakan, KTF 2023 yang diselenggarakan oleh harian Kompas merupakan penyelenggaraan KTF yang kesepuluh. KTF 2023 berlangsung dari Jumat-Minggu (1-3/9/2023). Selama tiga hari penyelenggaraan, target pengunjung diharapkan bisa mencapai 20.000 orang. Peserta KTF 2023 berasal dari aneka latar belakang pelaku industri pariwisata, seperti maskapai, biro perjalanan wisata, lembaga keuangan, dan Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI). Ada pula enam desa wisata yang masuk kategori Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).