Tak semua komoditas mengalami deflasi pada Agustus 2023. Beras mengalami inflasi karena luas panen turun 1,55 persen. Produksi padi pun turun 4,01 persen bulan lalu sehingga mendorong kenaikan harga beras.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indeks harga konsumen mencatatkan penurunan atau deflasi pada Agustus 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. Meski demikian, beras menjadi komoditas yang mencatatkan inflasi tertinggi ketika harga sejumlah harga bahan pangan pokok lainnya melandai.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, laju deflasi pada Agustus 2023 mencapai 0,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya. ”Walaupun bulan ini terjadi deflasi, beras mengalami inflasi. Tidak semua komoditas mengalami deflasi. Beras mengalami inflasi karena luas panen turun 1,55 persen. Produksi padi pun turun 4,01 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers yang diadakan secara hibrida di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Secara bulanan, beras mencatatkan inflasi sebesar 1,43 persen. Beras juga memberikan andil inflasi tertinggi, yakni mencapai 0,05 persen. Sepanjang 2023, inflasi beras bulanan yang tertinggi terjadi pada Februari, yakni mencapai 2,63 persen.
Di sisi lain, berdasarkan pengeluaran masyarakat, deflasi bulanan pada Agustus 2023 ditopang oleh penurunan harga di kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok itu mengalami deflasi sebesar 0,25 persen dengan andil 0,07 persen. Pudji menyebutkan, komoditas yang menyumbang deflasi terdiri dari bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, dan kacang panjang.
Secara bulanan, bawang merah mengalami deflasi hingga 12,74 persen pada Agustus 2023 dengan andil 0,05 persen. Pudji memaparkan, terjadi panen raya serentak di sentra produksi bawang merah sehingga mendongkrak suplainya. Kota-kota di pulau Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara Barat mengalami deflasi lebih dalam dibandingkan nasional.
Berdasarkan komponennya, kelompok harga bergejolak (volatile food) mengalami deflasi bulanan sebesar 0,51 persen dengan andil 0,01 persen. Komoditas yang secara dominan menyumbang deflasi adalah daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan kacang panjang.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyoroti laju deflasi bulanan pada kelompok harga bergejolak pada Agustus 2023 karena pada bulan sebelumnya mengalami inflasi senilai 0,17 persen. ”Dengan deflasi sebesar 0,02 persen secara bulanan dan inflasi tahunan 3,27 persen, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2-4 persen pada sisa 2023 dan 1,5-3,5 persen pada 2024,” katanya melalui siaran pers yang diterima, Jumat (1/9/2023).
Meskipun demikian, laju inflasi tahunan pada Agustus 2023 yang sebesar 3,27 persen lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 3,08 persen. Artinya, laju inflasi kembali menanjak setelah tren menurun dari posisi pada Februari 2023 yang menyentuh 5,47 persen.
Berdasarkan jenis pengeluaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tahunan pada Agustus 2023 senilai 3,51 persen dengan andil 0,92 persen. Adapun menurut komponen, laju inflasi tahunan kelompok harga bergejolak mencapai 2,42 persen setelah bulan sebelumnya mencatatkan deflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang menyumbang inflasi tahunan terdiri dari, beras, bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Secara spesifik, Pudji menggarisbawahi, harga beras eceran melonjak 13,76 persen secara tahunan pada Agustus 2023. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015 dengan tingkat kenaikan 13,44 persen.
Sepanjang Januari-Agustus 2023, beras telah mengalami inflasi hingga 7,99 persen dengan andil 0,25 persen. Dari 90 kota yang BPS tinjau, sebanyak 86 kota mengalami inflasi beras pada periode tersebut.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, kebijakan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif serta kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil terus diupayakan demi memastikan inflasi terkendali dalam rentang sasaran.
”Salah satu yang telah diupayakan ialah penguatan cadangan beras, cadangan pangan pemerintah, serta stabilisasi pasokan dan harga pangan,” tuturnya melalui siaran pers yang diterima pada Kamis (31/8/2023).