Jaga Cadangan Pangan, Bulog dan ID Food Dapat Pinjaman Murah
Pemerintah juga akan mempersiapkan diri menghadapi El Nino. Untuk itu, Presiden Jokowi meminta Menteri Pertanian mempersiapkan peningkatan produksi pangan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta cadangan pangan tetap terjaga supaya inflasi terkendali. Untuk itu, selain meningkatkan produktivitas pertanian, penyerapan produk pangan baik oleh Bulog maupun ID Food akan dikuatkan. Pembiayaan berbunga murah bagi kedua badan usaha milik negara bidang logistik itu juga disiapkan.
Hal itu menjadi arahan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas terkait peningkatan produksi dan hilirisasi pangan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/7/2023). Hadir dalam rapat yang dimulai pukul 10.00 itu antara lain Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama Bulog Budi Waseso.
Pemerintah juga akan mempersiapkan diri menghadapi El Nino.
Pengendalian inflasi pun diminta tetap dikerjakan kendati inflasi saat ini dinilai stabil dan baik. Juni lalu, contohnya, tingkat inflasi 3,5 persen. Untuk itu, Presiden Jokowi meminta pengendalian inflasi dipertahankan. Lebih baik lagi bila inflasi bisa diturunkan sehingga di bawah angka pertumbuhan ekonomi.
Supaya harga tetap stabil, Arief Prasetyo Adi menambahkan, pemerintah juga akan mempersiapkan diri menghadapi El Nino. Untuk itu, Presiden Jokowi meminta Menteri Pertanian mempersiapkan peningkatan produksi pangan. ”Yang jelas Pak Mentan diminta menggenjot produksi. Jadi, mumpung masih ada hujan, boleh tanam sehingga 110 hari kemudiam kita masih punya beras,” ujar Arief kepada wartawan seusai ratas.
Fenomena El Nino, menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang dipublikasikan pada 3 Mei lalu, menyebut terdapat peluang 60 persen pergeseran ENSO (El Nino-Southern Oscillation) netral ke El Nino pada Mei-Juli 2023. Setelah prediksi dimutakhirkan, peluang meningkat menjadi 70 persen pada Juni-Agustus 2023 dan menjadi 80 persen pada Juli-September 2023.
Di negara-negara ASEAN, kondisi curah hujan di bawah normal diperkirakan terjadi di mayoritas kawasan ASEAN bagian selatan sepanjang Mei-Juli 2023. Pada periode yang sama, temperatur di atas normal terjadi di mayoritas wilayah ASEAN. Situasi ENSO netral diperkirakan berlangsung sepanjang Mei-Juni dan ada kemungkinan kondisi El Nino meningkat di awal semester II-2023 (Kompas.id 23 Mei 2023).
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino dengan kategori lemah-moderat terjadi pada semester II-2023. Kondisi ini membuat pemerintah perlu mengantisipasi cadangan pangan sampai awal tahun 2024.
Bila masa tanam masih dilakukan saat ini dan September masih ada panen, menurut Arief, kehati-hatian perlu ada di bulan-bulan berikutnya, yaitu Oktober, November, dan Desember. Selain itu, pemerintah juga mempersiapkan sampai kuartal pertama 2024. ”Sehingga pada waktu tahun 2024 kita harus punya cadangan yang disiapkan dari sekarang,” ucapnya.
Bulog dan ID Food merupakan dua institusi yang menyiapkan cadangan pangan dalam negeri. Bulog akan menangani tiga komoditas, yakni beras, jagung, dan kedelai. Adapun ID Food akan mempersiapkan cadangan berupa gula konsumsi, bawang, telur unggas, daging ruminansia, daging unggas, dan cabai. Semua komoditas itu dikawal dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional.
Penyiapan cadangan pangan di Indonesia, Arief memberikan contoh, berbeda dengan Singapura yang cukup mengimpor beragam komoditas dari berbagai negara. Mengingat Indonesia sebagai negara agraris sehingga kemandirian dan kedaulatan pangan tetap harus diperhatikan. Untuk memenuhi cadangan pangan, diutamakan penyerapan produksi dalam negeri.
Bulog akan menyerap beras petani. Sejauh ini, menurut Budi Waseso, cadangan beras masih lebih dari 600.000 ton. Beras sebanyak itu sudah didistribusikan untuk bantuan pangan kepada lebih dari 21 juta keluarga penerima manfaat. Penyerapan jagung juga dilakukan, di antaranya untuk pakan unggas, yang tujuannya untuk menstabilkan harga ayam dan telur. Sejauh ini, kata Budi Waseso, penyerapan jagung terus dilakukan.
Untuk beras impor sebagai pendukung, dari kuota 2 juta ton, menurut Arief, baru 500.000 ton impor beras yang terealisasi. Sebanyak 700.000 ton dipenuhi dari dalam negeri.
Pemerintah akan memberikan subsidi bunga sekitar 4,75 persen.
Subsidi bunga
Untuk memastikan Bulog dan ID Food bisa menyerap produk pertanian peternakan, disiapkan skema pendanaan murah dari Kementerian Keuangan. Saat ini, yang sudah berjalan untuk Bulog senilai Rp 1 triliun. Pembiayaan untuk ID Food akan disalurkan melalui bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) senilai Rp 3 triliun.
Supaya pembiayaan ini murah, pemerintah akan memberikan subsidi bunga sekitar 4,75 persen. ”Jadi yang akan dibayarkan oleh BUMN di bidang pangan itu kurang lebih 3-4 persen dari biasanya 8-10 persen, tergantung rate dari Himbara,” kata Arief.
Dengan pembiayaan murah ini, ID Food bisa menyerap produk pertanian dan peternakan dalam negeri serta menjualnya kembali sembari menstabilkan harga.
Terkait cadangan pangan pemerintah yang ideal, Arief mengatakan, hal itu bergantung pada jumlah cadangan pangan yang diputuskan akan disiapkan. Bila kebutuhan beras per tahun 30 juta ton, dan kita mencadangkan 5 persen, berarti diperlukan 1,5 juta ton beras. Sebanyak 1,5 juta ton beras kali Rp 11.000 berarti Rp 16,5 triliun anggarannya.
Untuk memastikan pembiayaan murah benar-benar digunakan ID Food untuk menyiapkan cadangan pangan, anggaran dialokasikan di rekening bersama (escrow account).