Korea Selatan Dukung Pengembangan Kendaraan Listrik Indonesia
Korea Selatan yakin bahwa Indonesia dapat menjadi pusat kendaraan listrik di Asia. Hal ini diproyeksikan karena adanya dukungan investasi oleh perusahaan otomatif dan baterai dari Korea Selatan.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Korea Selatan mendukung penuh upaya Indonesia dalam pengembangan infrastruktur kendaraan listrik. Sebanyak 15 juta dollar AS dana dihibahkan ke Pemerintah Indonesia untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Wakil Menteri Satu Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Jang Joungjin, mengatakan, pihaknya mendukung penuh komitmen Indonesia untuk mengembangkan industri kendaraan listrik. Kerja sama ini menjadi kunci dalam industri masa depan.
”Saya yakin bahwa Indonesia akan menjelma menjadi pusat kendaraan listrik di kawasan Asia dengan adanya investasi yang dilakukan secara proaktif oleh perusahaan otomotif dan baterai yang memimpin pasar Korea Selatan,” ujarnya dalam acara peletakan batu pertama bertajuk Indonesia-Korea e-Mobility Center di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Dalam acara itu turut hadir Presiden Korea Automotive Technology Institute (Katech) Na Seung-sik, Direktur Katech Sangwook Han, serta Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana.
Joungjin melanjutkan, perusahaan besar asal Korea Selatan yang menanam modal di bidang elektronik, petrokimia, besi, dan baja di Indonesia berhasil mendorong investasi lainnya. Secara spesifik untuk industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain, Kementerian Investasi mencatat Korea Selatan menanam modal sebesar 1,74 miliar dollar AS setara dengan Rp 25,84 triliun (1 dollar AS = Rp 14.818) dari 2020 hingga 2023.
Presiden Katech Na Seung-sik menjelaskan, dunia sedang berlomba-lomba untuk menekan emisi karbon melalui sektor energi dan transportasi. Korea Selatan dan Indonesia dituntut untuk bekerja sama serta berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca yang pada saat bersamaan juga meningkatkan daya saing industri.
Korea Selatan menghibahkan dana sebesar 15 juta dollar AS atau Rp 221,91 miliar untuk kelangsungan proyek tersebut. Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan juga mencakup transfer of technology dari kedua negara.
Katech akan berupaya membangun ekosistem industri e-mobility yang saling menguntungkan kedua negara melalui program Official Development Assistant (ODA). E-mobility yang dimaksud merupakan segala sesuatu yang berkaitan atau mendukung kendaraan listrik.
Salah satu proyeknya adalah instalasi sistem kendaraan listrik bertenaga surya di Indonesia. Periode pembangunan dilakukan selama 56 bulan dari Mei 2022 hingga Desember 2026.
Secara teknis, pertama, Korea Selatan melalui Katech akan menyuplai sistem kendaraan listrik, 65 mobil listrik, dan 90 sepeda motor listrik. Untuk infrastruktur pengisian daya, akan dibangun 60 pengisian daya lambat (slow charger), delapan pengisian daya cepat (quick charger), dan tiga stasiun pengisian daya kompleks (complex charging station).
Kedua, Korea Selatan akan mendirikan dua pusat perawatan dan perbaikan untuk kendaraan listrik serta menyediakan peralatan penting untuk pengoperasian. Dua pusat perawatan itu berlokasi di kompleks Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas).
Ketiga, sebanyak 22 sesi pelatihan akan dilaksanakan untuk membina tenaga ahli lokal dan tenaga pemeliharaan untuk menjaga kelancaran pengoperasian pusat perawatan. Selain itu, Korea Selatan juga akan membentuk badan konsultasi dan pelatihan untuk memperkuat kapasitas kebijakan distribusi dan penyebaran kendaraan listrik di Indonesia.
Dadan Kusdiana menyampaikan, Korea Selatan menghibahkan dana sebesar 15 juta dollar AS atau Rp 221,91 miliar untuk kelangsungan proyek tersebut. Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan juga mencakup transfer of technology dari kedua negara.
”Tidak hanya produk. Indonesia juga perlu mendapatkan pemahaman untuk mengelola kendaraan listrik yang ada di Indonesia. Contohnya untuk layanan pemeliharaan yang ada di sini (Lemigas),” katanya.