Ekspor RI Turun akibat Pola Musiman dan Pelemahan Permintaan
Kinerja ekspor RI turun karena pola musiman libur Idul Fitri 2023 dan pelemahan permintaan sejumlah komoditas ekspor utama, termasuk dari China. Pemerintah RI berupaya menjaga kinerja ekspor dengan imbal dagang B-to-B.
JAKARTA, KOMPAS — Kinerja ekspor Indonesia pada April 2023 turun baik secara bulanan maupun tahunan. Hal itu disebabkan pola musiman libur Hari Raya Idul Fitri 2023 dan pelemahan permintaan sejumlah komoditas ekspor utama, termasuk dari China.
Agar ekspor tidak turun lebih dalam, Pemerintah Indonesia berupaya menjaga kinerja ekspor. Salah satunya melalui skema kerja sama imbal dagang dengan sejumlah negara lain. Melalui skema itu, diversifikasi negara dan produk ekspor Indonesia turut dikembangkan.
Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (15/5/2023), merilis, ekspor migas dan nonmigas pada April 2023 mencapai 19,29 miliar dollar AS. Nilai ekspor tersebut turun 17,62 persen secara bulanan dan 29,4 persen secara tahunan.
Penurunan nilai ekspor terdalam secara bulanan terjadi di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta industri manufaktur masing-masing sebesar 22,56 persen dan 21,5 persen. Adapun kontraksi nilai ekspor terdalam secara tahunan terjadi di sektor industri pengolahan perhiasan, yakni sebesar 31,95 persen.
Deputi Bidang Metodologi dan Infomasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan, penurunan nilai ekspor itu terutama disebabkan pola musiman libur Idul Fitri 2023. Banyak industri dan eksportir yang menghentikan aktivitas usaha selama libur Lebaran tersebut.
”Faktor lainnya adalah penurunan harga dan volume ekspor komoditas ekspor unggulan Indonesia. Nilai ekspor batubara dan minyak kelapa sawit mentah (CPO) turun lantaran disebabkan penurunan volume ekspor, sedangkan besi dan baja dipengaruhi penurunan harga di tingkat internasional,” katanya dalam konferensi pers yang digelar secara hibrida di Jakarta.
Nilai ekspor batubara dan CPO turun lantaran disebabkan penurunan volume ekspor, sedangkan besi dan baja dipengaruhi penurunan harga di tingkat internasional.
BPS mencatat, harga batubara dan CPO pada April 2023 masing-masing sebesar 194,3 dollar AS per ton dan 1.005,2 dollar AS per ton. Harga batubara tersebut naik 3,77 persen secara bulanan dan turun 37,5 persen secara tahunan, sedangkan CPO naik 3,41 persen secara bulanan dan turun 40,26 persen secara tahunan. Meski harga batubara dan CPO itu naik secara bulanan, volume ekspor kedua komoditas itu turun masing-masing menjadi sebesar 32,5 juta ton dan 1,5 juta ton.
BPS juga menyebutkan, perlambatan pertumbuhan bisnis di China juga memengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Biro Statistik Nasional China mencatat, indeks manajer pembelian (PMI) China turun dari 51,9 pada Maret 2023 menjadi 49,2 pada April 2023 lantaran permintaan global melemah.
Menurut Imam, nilai ekspor Indonesia ke China pada April 2023 turun sebesar 1,05 miliar dollar AS atau sekitar 18,49 persen secara bulanan. Penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral, termasuk batubara; lemak dan minyak hewan/nabati; dan besi baja.
”Hal itu dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan bisnis di China. Selain itu, China juga tengah mengurangi penggunaan batubara dalam rangka mewujudkan nol emisi karbon,” ujarnya.
Kendati begitu, neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 masih surplus sebesar 479,6 juta dollar AS atas China. Hal ini disebabkan oleh penurunan impor Indonesia dari negara tersebut sebesar 1,54 miliar dollar AS.
Baca juga: China Melambat Lagi, Indonesia Bisa Terimbas
Meskipun kinerja ekspor turun, neraca perdagangan barang Indonesia pada April 2023 masih surplus sebesar 3,94 miliar dollar AS. Dengan begitu, RI telah mempertahankan surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Begitu juga pada Januari-April 2023, neraca perdagangan RI juga surplus sebesar 16,05 miliar dollar AS. Surplus tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Januari-April 2022 yang mencapai 16,9 miliar dollar AS.
Imbal dagang
Salah satu upaya Indonesia menjaga kinerja ekspor adalah menggulirkan skema kerja sama imbal dagang antara pebisnis atau B-to-B dan sejumlah negara. Sejak 2020 hingga 2022, Indonesia telah menjalin kesepakatan imbal dagang B-to-B dengan sejumlah negara, seperti Rusia, Meksiko, dan Mesir.
Hal itu merupakan hasil dari rencana penjajakan kerja sama imbal dagang B-to-B dengan 35 negara yang telah digulirkan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Imbal dagang itu juga dalam rangka mendiversifikasi pasar dan produk ekspor.
Dengan Meksiko, misalnya, RI akan mengekspor pupuk urea, pupuk batubara, arang batok kelapa, dan ragam rempah-rempah, yaitu kayu manis, pala, dan lada. Adapun Meksiko menawarkan biji wijen serta minyak nabati kanola dan biji bunga matahari kepada RI.
Baca juga: Indonesia-Meksiko Tanda Tangani Nota Kerja Sama Imbal Dagang
Pada Minggu (14/5/2023), Indonesia kembali menandatangani nota kesepahaman transaksi perdagangan berskema imbal dagang B-to-B dengan Mesir di Kairo dalam Forum Bisnis Indonesia-Mesir. Kerja sama imbal dagang itu ditandatangani PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) selaku Badan Pelaksana Imbal Dagang RI dengan Al Postan for General Import & Export sebagai Badan Pelaksana Imbal Dagang Mesir. Produknya berupa kopi Indonesia dengan anggur atau delima Mesir senilai 105.000 dollar AS.
Sebelumnya, pada 5 April 2023, PT PPI telah mengekspor 25 ton kopi senilai 60.000 dollar AS ke Mesir melalui skema imbal dagang yang disepakati dengan perusahaan Mesir, A to Z for Import & Export Company. Kopi tersebut ditukar Mesir dengan 50 ton kurma senilai 60.000 dollar AS.
Dalam siaran pers, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, kontrak imbal dagang dapat meningkatkan perdagangan kedua negara. Bersamaan dengan itu, skema perdagangan itu diharapkan dapat menjadi tambahan motor penggerak peningkatan ekspor Indonesia ke Mesir.
Kontrak imbal dagang dapat meningkatkan perdagangan kedua negara. Bersamaan dengan itu, skema perdagangan itu diharapkan dapat menjadi tambahan motor penggerak peningkatan ekspor Indonesia ke Mesir.
Sementara Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso menambahkan, imbal dagang B-to-B merupakan salah satu program prioritas Kemendag untuk percepatan peningkatan ekspor dan pemulihan ekonomi nasional. Program prioritas tersebut digulirkan sejak 2020.
Baca juga: Imbal Dagang Ditopang Pembiayaan, Jaminan Kredit, dan Logistik
”Transaksi imbal dagang di antara pebisnis RI-Mesir merupakan transaksi perdana sejak RI menggulirkan imbal dagang dengan Pemerintah Thailand pada 1996. Saat ini, dua pesawat produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) ditukar dengan 110.000 ton beras ketan dari Thailand,” kata Budi.
Berdasarkan data Kemendag, total perdagangan RI-Mesir mencapai 1,57 miliar dollar AS. Ekspor RI ke Mesir sebesar 1,34 miliar dollar AS dan impornya 230 juta dollar AS sehingga neraca perdagangan RiI surplus 1,11 miliar dollar AS atas Mesir.
Direktur Operasi PT PPI Tri Wahyundo Hariyatno menuturkan, PT PPI menjajaki imbal dagang B-to-B dengan Mesir secara intensif sejak akhir 2022. Hasilnya, PT PPI dapat menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan di Mesir.
”Kami sudah mengekspor kopi yang ditukar dengan kurma melalui kerja sama dengan A to Z. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan kopi yang akan dibarter dengan anggur, delima, dan batuan fosfat,” ujarnya.
Baca juga: Secangkir Kopi Inflasi Bebas Deforestasi