Lowongan Pekerjaan Bidang Teknologi Tetap Diminati
Tahun 2023 akan menjadi tahun yang menantang bagi upaya perusahaan, termasuk perusahaan teknologi, untuk menarik, merekrut, dan mempertahankan pekerja. Hal ini akan berdampak kepada kelangsungan angkatan kerja.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemutusan hubungan kerja atau PHK yang dialami pekerja di bidang teknologi tetap berpotensi terjadi sepanjang tahun ini. Kendati demikian, situasi tersebut tidak serta-merta membuat lowongan kerja bidang teknologi berkurang.
CEO SEEK Asia (lokapasar lowongan kerja) Peter Bithos, dalam wawancara terbatas dengan sejumlah jurnalis, Selasa (9/5/2023), di Jakarta, mengatakan, berdasarkan riset yang dihimpun SEEK Asia, terdapat sekitar 17.000 orang pekerja bidang teknologi yang menjadi korban PHK dari perusahaan teknologi selama sembilan bulan terakhir di Asia Tenggara. Indonesia merupakan salah satu negara di mana terjadi PHK di sektor tersebut.
“Akan tetapi, setiap bulan masih ada lowongan pekerjaan bidang teknologi yang dibuka sebanyak 30.000 di platform kami. Lowongan ini berasal dari berbagai macam sektor industri, seperti perbankan dan manufaktur,” ujar Peter.
Soal gaji, rata-rata gaji bagi pekerja di bidang teknologi pernah naik secara signifikan pada tahun-tahun sebelumnya. Kini, rata-rata gaji untuk pekerja tersebut cenderung datar atau stabil. Fenomena itu diduga karena dipengaruhi oleh guncangan ekonomi.
Bagi pekerja yang memiliki keterampilan teknologi, mereka tetap bisa bernegosiasi mengenai besaran gaji. Berdasarkan laporan riset SEEK Asia yang dikerjakan bersama Boston Consulting Group dan The Network bertajuk “Hal-Hal Apa Yang Dicari Tech Talents Dari Tempat Bekerja: Membuka Pintu Masa Depan Rekrutmen” pada Mei 2023, 71 persen dari pencari kerja bidang teknologi merasa bahwa mereka memiliki kekuatan negosiasi gaji yang positif.
Sama seperti pekerja pada umumnya, pekerja di bidang teknologi menginginkan gaji yang menarik, fleksibilitas cara bekerja, lingkungan kerja yang menyenangkan, dan fasilitas pelatihan. Hanya saja, Peter menyebut pekerja bidang teknologi berani menawar hal-hal tersebut lebih tinggi. Ini diduga karena jumlah pekerja yang terampil di bidang teknologi masih terbatas.
Pekerja di bidang teknologi menyadari bahwa bekerja di perusahaan teknologi, seperti usaha rintisan, terlalu riskan sekarang. Namun, mereka memahami bahwa permintaan keterampilan teknologi masih besar. Bagi lulusan baru, apapun jurusannya, harus mau mengasah keterampilan teknologi dan jangan terlalu terpengaruh dengan fenomena PHK di perusahaan teknologi.
Sementara itu, laporan Tren Talenta Start Up Asia Tenggara 2023 yang dirilis Glints dan Monk’s Hill Ventures (April 2023) menyatakan, perusahaan teknologi yang sebelumnya melakukan PHK masif pada tahun 2022, kini semakin waspada dalam merekrut pekerja baru. Pada tahun 2023 juga akan menjadi masa tunggu bagi banyak perusahaan rintisan bidang teknologi yang ingin bertahan.
“Jika tahun-tahun sebelumnya, perusahaan teknologi skala besar ataupun perusahaan rintisan bidang teknologi banyak menyerap pekerja, termasuk pekerja fungsi teknologi, kini daya serap mereka terbatas. Justru, daya serap pekerja fungsi teknologi sekarang datang dari sektor perbankan, ritel, dan barang konsumsi cepat habis (fast moving consumer goods/FMCG),” ujar Co-Founder dan Country Manager Glints Steve Sutanto.
Tiga fungsi teratas yang diprioritaskan perusahaan Indonesia untuk perekrutan tahun 2023 yaitu pengembangan perangkat lunak (software engineering), pengembangan bisnis (business development), serta penjualan dan pemasaran. Pengembang aplikasi untuk ponsel (mobile developer) tetap menjadi pekerjaan yang paling dicari.
Selain mobile developer, posisi engineering and backend developer (profesi yang memiliki tugas khusus untuk pengelolaan server, aplikasi, dan pusat data) turut mendapatkan pendapatan tertinggi. Gaji rata-rata untuk fungsi ilmuwan/analis mahadata telah meningkat 22 persen selama setahun terakhir.
Citra perusahaan
Tahun 2023 akan menjadi tahun yang menantang bagi upaya perusahaan, termasuk perusahaan teknologi, untuk menarik, merekrut, dan mempertahankan talenta. Para pendiri perusahaan kini menghadapi iklim geopolitik yang tidak stabil, suku bunga yang lebih tinggi, inflasi, dan kekhawatiran terkait resesi. Steve menilai, apabila pemangkasan jumlah karyawan beberapa kali dilakukan oleh suatu perusahaan, ini akan berdampak ke citra perusahaan dan moralitas karyawan.
Fenomena itu juga akan memengaruhi persepsi lulusan baru yang akan masuk ke dunia kerja. Jika mereka ingin memiliki akselerasi karir yang lebih cepat, bekerja di perusahaan rintisan bidang teknologi masih bisa dijadikan pilihan utama. Sementara jika ingin mencari kestabilan hidup, perusahaan mapan dari sektor industri tradisional jadi opsi.
“Bagi lulusan baru, situasi ini harus dikembalikan ke diri masing-masing. Saya menyarankan agar mereka belajar memahami visi mereka dan kultur perusahaan apa yang cocok buat mereka,” tutur Steve.
Laporan Tren Talenta Start Up Asia Tenggara 2023 menggunakan data hasil wawancara mendalam kepada lebih dari 40 pendiri perusahaan rintisan bidang teknologi, perusahaan modal ventura, dan operator telekomunikasi yang kebanyakan berasal dari Singapura, Indonesia, dan Vietnam. Sumber data lainnya yaitu survei sentimen perekrutan kepada 58 perusahaan rintisan bidang teknologi.