Karier Teknologi Digital Kian Menarik, Kebutuhan Pendidikan Semakin Tinggi
Fleksibilitas kerja dari mana saja membuat daya tarik profesi di bidang teknologi digital meningkat. Minat generasi muda untuk meningkatkan diri lewat pendidikan dan pelatihan digital juga semakin tinggi.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Profesi di bidang teknologi digital kian menarik bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan dalam teknologi dan digital pun semakin tinggi.
Hasil survei terbaru Practicum Indonesia pada 2023 menunjukkan, sekitar 93,7 persen responden ingin beralih profesi ke bidang teknologi dan digital dan memperdalam keterampilan tersebut. Survei ini merupakan adaptasi dari survei serupa yang diluncurkan oleh Practicum di beberapa negara di dunia untuk melihat minat pembelajaran di bidang teknologi dan digital serta memahami kebutuhan dan tantangan masyarakat untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Tingginya minat untuk berkarir di bidang teknologi digital juga disampaikan Binar sebagai platform untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi digital di Indonesia. Tahun 2022 menjadi tahun di mana tren upskiling dan reskilling kemampuan digital semakin populer.
Melalui Binar Job Connect, hingga tahun 2022 Binar telah berhasil menggandeng 120 mitra perusahaan dan organisasi dengan proses rekrutmen yang semakin singkat, yakni 30 hari, dibandingkan periode 90 hari yang lazim terjadi di industri ini. Sebagian besar alumni berhasil mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu kurang dari 90 hari dan mendapatkan 2,5 kali kenaikan pendapatan setelah menyelesaikan program bootcamp.
Direktur Practicum Asia Tenggara Herdian Mohammad, di Jakarta, Kamis (13/4/2023), memaparkan, di Indonesia alasan terbanyak dalam mempelajari digital dan teknologi adalah karena adanya keinginan mencoba bidang baru (66,8 persen), lalu disusul dengan peningkatan gaji yang lebih tinggi (52,4 persen), serta keinginan untuk peningkatan karier (41,2 persen). Beberapa motivasi lainnya juga terungkap dalam survei, seperti keinginan untuk mendapatkan keseimbangan hidup dan kerja serta kerja remote yang fleksibel (work from anywhere).
Keinginan untuk meningkatkan kompetensi dalam teknologi digital tinggi. Namun, dari survei, kata Herdian, terungkap kekhawatiran akan biaya yang besar menjadi hambatan utama dalam belajar keterampilan digital.
Para responden melihat pentingnya kebutuhan mentor yang mengajarkan dan mendampingi proses belajar serta tingkat kesulitan yang diprediksi. Selain itu, diperlukan pula pendampingan untuk pemilihan karir yang lebih sesuai dengan minat dan kemapanan yang diinginkan.
”Kami bertekad untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat terkait biaya dengan memberikan cicilan pembayaran,” kata Herdian.
Program pendidikan digital yang diminati, antara lain terkait profesi data scientist, data analyst, dan web developer. Bidang ini banyak diminati para lulusan muda (fresh graduate) di seluruh dunia. Mereka ingin bertumbuh serta bekerja di lingkungan modern dan ingin meningkatkan keahlian. Peminat lainnya adalah para pekerja profesional yang ingin memahami pentingnya sebuah literasi data di bidang teknologi dan percaya pada pentingnya pengembangan diri yang aktif.
CEO Binar Alamanda Shantika mengatakan, Indonesia memasuki era bonus demografi dengan 69 persen penduduk masuk kategori produktif per Juni 2022. ”Potensi ini harus dioptimalkan dengan strategi yang tepat, termasuk menghasilkan talenta digital berkualitas global. Kini banyak peran talenta digital yang bisa dilakukan secara remote. Mereka di Indonesia tetapi dipekerjakan perusahaan global sehingga bisa meningkatkan devisa,” ujarnya.
Lebih lanjut Alamanda memaparkan, kini siapa pun bisa upskilling dan reskilling sesuai kebutuhan dan ketersediaan waktu mereka dengan mengikuti kursus yang secara kualitas dapat memenuhi kebutuhan global. ”Torehan Binar sepanjang tahun 2022 menghadirkan optimisme untuk menjadikan Indonesia digital talent hub tingkat global. Kami optimistis talenta digital Indonesia berpotensi untuk sejajar dengan talenta dari belahan dunia lain,” ujarnya.
Hingga tahun 2022, program pelatihan Binar telah diikuti oleh sekitar 130.000 peserta yang belajar di berbagai layanan Binar dari total 700.000 pengguna aplikasi. Mereka didampingi oleh 850 lebih fasilitator yang terbagi dalam sekitar 100.000 jam belajar di 18 kursus dan lebih dari 760 sesi workshops serta lebih dari 600 total kelas bootcamp dengan tingkat kelulusan rerata sebesar 90 persen.
”Kami semakin termotivasi untuk menjadikan Indonesia sebagai digital talent hub di tingkat Asia Tenggara bahkan global. Pelajar kami bahkan mendapat kesempatan kerja dari perusahaan asing seperti dari Kroasia yang membuktikan bahwa talenta Indonesia punya potensi untuk bersaing di kancah global,” tutur Alamanda.