Ponsel layar lipat terus bermunculan dan peminatnya kian bertambah besar. Kali ini, Oppo Find N2 Flip, yang akan diluncurkan dalam waktu dekat, akan ikut bersaing dalam pangsa pasar ponsel lipat.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
BANTEN, KOMPAS — Permintaan ponsel lipat pada 2023 diyakini akan terus meningkat. Hal ini memicu persaingan yang semakin ketat antarprodusen ponsel lipat. Pemenang kompetisi persaingan dinilai akan ditentukan melalui penguatan inovasi dan konsistensi kualitas produk dari ponsel lipat.
Merujuk Digital Supply Chain Consultants (DSCC), pengiriman ponsel lipat pada 2023 akan bertumbuh hingga 33 persen atau mencapai 17 juta unit. Selain itu, lembaga riset, Counterpoint Research, juga memperkirakan pengiriman ponsel lipat pada 2023 meningkat hingga 52 persen dalam kisaran 22,7 juta unit dari 14,9 juta unit pada tahun lalu.
Kepala Departemen Hubungan Publik Oppo Indonesia Baskoro Adiwiyono mengatakan, pasar ponsel lipat kerap mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Karena itu, Oppo berupaya untuk memenuhi keinginan penggunanya dengan menghadirkan ponsel lipat lebih dari sekadar paduan teknologi dan desain.
”Pertumbuhan pasar ponsel lipat dimanfaatkan oleh Oppo untuk meningkatkan inovasi ponsel lipat ke depan. Kami memandang ada sejumlah fitur yang tidak bisa dimaksimalkan oleh ponsel lipat generasi sebelumnya, seperti cover screen (layar di pelindung ponsel), engsel lekukan layar, dan lainnya,” ujarnya saat kunjungan media produksi Find N2 Flip di Pabrik Oppo Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis (4/5/2023).
Find N2 Flip merupakan flagship (produk unggulan) pertama Oppo yang diproduksi di pabrik Indonesia. Perangkat ini memanfaatkan teknologi new generation flexion hinge atau engsel generasi terbaru yang memungkinkan ponsel lipat memiliki layar penutup lebih besar, baterai kapasitas tinggi, dan pengisian daya lebih cepat.
Produk baru dari Oppo disebut mampu bertahan melalui 400.000 kali lipatan. Misalnya, seseorang melipat ponselnya sebanyak 100 kali per hari, berarti Find N2 Flip dapat bertahan untuk digunakan hingga 4.000 hari atau hampir 11 tahun.
DSCC melaporkan, pada kuartal-III 2022, Samsung menguasai pangsa pasar ponsel lipat hingga 85 persen. Angka ini dinilai akan tergerus akibat kemunculan ponsel lipat baru dari pendatang jenama, seperti Honor, Motorola, Xiaomi, Huawei, Oppo, Vivo, bahkan Google.
Find N2 Flip diproduksi ribuan setiap hari. Pihak Oppo Indonesia tidak merinci jumlah spesifiknya. Namun, penelusuran Kompas menemukan, setiap 15 detik terdapat satu unit Find N2 Flip yang siap jual. Ketika dipadukan dengan 9 jam kerja (satu jam istirahat), Oppo Indonesia mampu memproduksi sekitar 1.920 unit Find N2 Flip setiap hari.
Manajer Hubungan Publik Oppo Indonesia Aryo Meidianto menuturkan, ada pergeseran perilaku konsumen yang sebelumnya membeli ponsel low end atau biasa saja menjadi middle end hingga high end atau flagship. Ini dinilai sebagai kabar baik untuk Oppo meski tidak signifikan.
”Kami berusaha untuk menjangkau pangsa pasar baru. Meski terlambat untuk penetrasi ke pasar, kami berusaha untuk menghadirkan yang terbaik,” kata Aryo.
Persaingan ponsel lipat pertama kali diinisiasi oleh peluncuran Samsung Galaxy Fold di San Francisco, AS, dalam acara Unpacked 2019. Setelah itu, jenama ponsel lipat lainnya juga ikut meluncurkan produk masing-masing seperti Huawei, misalnya, mengenalkan ponsel layar lipat mereka, Huawei Mate X.
Selain itu, DSCC melaporkan, pada kuartal-III 2022 Samsung juga menguasai pangsa pasar ponsel lipat hingga 85 persen. Angka ini dinilai akan tergerus akibat kemunculan ponsel lipat baru dari pendatang jenama, seperti Honor, Motorola, Xiaomi, Huawei, Oppo, Vivo, bahkan Google.
Menurut peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, pergerakan tren ponsel lipat terus meningkat sejalan dengan permintaan masyarakat. Penawaran yang dilakukan oleh berbagai jenama ponsel turut serta menghadirkan pilihan-pilihan ponsel lipat yang dapat dibeli masyarakat.
”Pertumbuhan pasar ponsel lipat tak lepas dari pengaruh peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia. Bertambahnya pendapatan membuat jangkauan rentang harga ponsel yang dapat dibeli masyarakat semakin luas,” katanya.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pendapatan per kapita penduduk Indonesia meningkat 13,96 persen menjadi Rp 71 juta per tahun pada 2022. Peningkatan pendapatan kelas menengah Indonesia ini, menurut Huda, turut berperan besar dalam pertumbuhan pasar ponsel lipat.
Oleh karena itu, kunci persaingan ponsel lipat berada pada inovasi teknologi dan konsistensi kualitas produk. ”Jadi, kalo produsen bisa terus berinovasi dan menjaga kualitas, saya rasa bisa memenangi persaingan,” tutur Huda.