Indonesia Penyokong Pertumbuhan Global Penjualan Ponsel Pintar
Dari minus 27 persen pada kuartal II-2020 dibandingkan akhir 2019, pasar ponsel pintar Indonesia berbalik arah hingga tumbuh 49 persen pada kuartal III-2020. Indonesia dinilai menyokong pemulihan pasar ponsel global.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar ponsel pintar di Indonesia pulih lebih cepat daripada yang diduga dan berhasil tumbuh di bawah pandemi. Indonesia bahkan disebut sebagai salah satu pasar penyokong pertumbuhan penjualan ponsel pintar secara global.
Hasil analisis firma riset pasar IDC menyebutkan, pembelian ponsel pintar di Indonesia tumbuh 49 persen antarkuartal pada kuartal III-2020 bahkan tumbuh hingga 21 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 (year on year/yoy).
Analis pasar IDC di Indonesia, Risky Febrian, mengatakan, pasar ponsel pintar Indonesia mencatatkan rekor pengiriman kuartal tertinggi, yakni 10,6 juta unit pada kuartal III-2020. Pada kuartal sebelumnya, jumlah pengiriman ponsel hanya sektar 7,1 juta unit. Pada kuartal I-2020 hanya sekitar 7,5 juta unit.
Lebih jauh, Risky menggarisbawahi pertumbuhan yang terjadi pada segmen kelas ultra-rendah yang mencakup gawai dengan harga kurang dari 100 dollar AS (ultra low end). Ia mengungkapkan, segmen ini tumbuh 20 persen setelah mengalami penurunan selama tiga kuartal berturut-turut.
”Tertahannya pembelian smartphone diakibatkan karantina pada paruh pertama tahun ini dan meningkatnya penggunaan smartphone untuk mendukung aktivitas seperti pembelajaran jarak jauh (PJJ) mendorong pemulihan yang kuat pada kuarta III-2020,” kata Risky yang dihubungi dari Jakarta pada Kamis (26/11/2020).
Secara umum, menurut Risky, pada masa pandemi ini, terjadi kompetisi yang ketat pada kelompok harga rendah. Menurut dia, Vivo, Xiaomi, Samsung, dan Realme terlihat fokus untuk melayani kelompok masyarakat pada segmen ini.
Kecenderungan tersebut tecermin pada langkah para vendor tersebut untuk terus meluncurkan sejumlah ponsel pada kelompok harga tersebut.
”Samsung juga ikut serta dalam menyediakan opsi smartphone yang terjangkau dengan memperkenalkan lini produk Galaxy A01 Core. Seri ini membantu Samsung untuk mendominasi segmen ultra low-end di bawah 100 dollar AS yang mencakup sepertiga dari total pengirimannya,” kata Risky.
Hal ini dibenarkan oleh PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto. Secara terpisah, Aryo mengatakan bahwa terjadi kenaikan permintaan yang sangat tinggi atas ponsel kelas pemula (entry level) dengan kerangka harga di bawah Rp 3 juta.
Ia mengungkapkan, kenaikan ini terasa sejak pertengahan kuartal II-2020. Hal ini pula yang membuat Oppo merilis ponsel kelas pemula yang dinilai dapat diterima pada pangsa pasar tersebut, seperti ponsel A15 yang dijual dengan harga Rp 1,9 juta. Fitur seperti kapasitas baterai dan ukuran layar lebih menjadi fokus utama.
”Kenaikan ini mulai pada Mei lalu. Memang seiring pemberlakuan belajar, kuliah, dan kerja di rumah peningkatan smartphone kami naik,” kata Aryo yang dihubungi dari Jakarta.
Performa pasar ponsel pintar Indonesia bahkan dilihat oleh IDC dan Gartner sebagai salah satu penyokong mulai pulihnya pasar ponsel global. Sebelumnya, IDC memperkirakan bahwa pasar ponsel global akan tumbuh minus 9 persen pada kuartal III-2020.
Untuk pertama kalinya pada tahun ini, penjualan ponsel di tiga dari lima pasar terbesar dunia, yakni India, Indonesia, dan Brasil tumbuh masing-masing sebesar 9,3 persen, 8,5 persen, dan 3,3 persen.
Namun, karena pertumbuhan yang besar pada sejumlah negara, seperti Indonesia, Brasil, dan Rusia, penurunan yang terjadi hanya 1,3 persen yoy, menurut Nabila Popal, Research Director IDC Worldwide Mobile Device Trackers.
Senior Research Director Gartner Anshul Gupta bahkan menilai ada tanda awal pemulihan pasar yang terlihat di Asia dan Amerika Latin.
”Untuk pertama kalinya pada tahun ini, penjualan ponsel di tiga dari lima pasar terbesar dunia, yakni India, Indonesia, dan Brasil masing-masing sebesar 9,3 persen; 8,5 persen; dan 3,3 persen,” kata Gupta seperti dilaporkan Yahoo Finance.
Pemain dari China menegaskan posisinya di pasar ponsel Indonesia. Pasar ponsel pintar Indonesia pada kuartal III-2020 ini dipimpin oleh Vivo yang menguasai 24,1 persen pangsa pasar, sedikit menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang berada pada angka 26,8 persen. Posisi kedua disusul oleh Oppo (21,7 persen).
Xiaomi mengalami peningkatan besar dalam tiga kuartal terakhir, melampaui Realme dan Samsung untuk berada di posisi ketiga dengan cakupan 18,1 persen. Peringkat keempat diisi oleh Samsung (17,2 persen) dan Realme (14,5 persen).