PT PLN menjamin ketersediaan listrik selama masa libur Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriah dengan memastikan setiap unit pembangkit, transmisi, dan distribusi berfungsi dengan baik. Kebutuhan BBM juga tercukupi.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah mengecek keandalan setiap unit pembangkit, transmisi, dan distribusi, PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN menjamin ketersediaan listrik semasa libur Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriah. Di sisi lain, kebutuhan bahan bakar minyak bagi pemudik yang jumlahnya diprediksi naik drastis juga dipastikan aman.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, beban puncak kelistrikan secara nasional akan turun dari kisaran 44 gigawatt (GW) menjadi 29,57 GW. Hal ini seiring dengan menurunnya kegiatan di industri dan perkantoran. Beban puncak itu meningkat 5,36 persen dari tahun lalu, tetapi daya mampu pasok dari seluruh pembangkit mencapai 46,26 GW.
”Artinya, dalam menghadapi Lebaran kali ini, pasokan tenaga listrik jauh lebih besar daripada beban puncak sehingga kondisinya aman. Kami menetapkan masa siaga kelistrikan selama 15-29 April 2023,” kata Darmawan, Rabu (5/4/2023), setelah memimpin Apel Siaga Kelistrikan Ramadhan dan Idul Fitri di kantor pusat PT PLN.
Kebutuhan listrik akan terpusat di wilayah Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) dengan total beban puncak 25,61 GW. Ini sekitar empat kali lebih besar dari kebutuhan di seluruh daratan utama Sumatera, yaitu 6,37 GW. Wilayah sistem kelistrikan Ternate mendapatkan beban puncak paling kecil, yaitu 0,04 MW.
Keamanan pasokan listrik dijamin oleh ketersediaan sumber energi primer pembangkit, terutama batubara. Setelah sempat langka pada 2021, ketersediaan batubara per hari di berbagai pembangkit kini setara dengan kebutuhan selama 20 hari. Hal ini salah satunya berkat kebijakan kewajiban pasar domestik (domestic market obligation/DMO).
Selain di unit pembangkit, pemeliharaan dan perbaikan juga dilakukan di jalur-jalur transmisi. Salah satu tindakan besar dilaksanakan pada lima menara (tower) di antara Gardu Induk (GI) Kenten dan GI Tanjung Api-api, Banyuasin, Sumatera Selatan, yang roboh pada 20 Maret lalu.
”Tim kami sangat tangguh dan trengginas, langsung dilakukan corrective action. Semua jalur transmisi sudah diberikan pemeliharaan dan dipastikan dalam kondisi aman. Distribusi juga kita sudah siapkan, sudah dalam kondisi aman,” kata Darmawan.
Darmawan pun meminta tim PLN untuk siap sedia memastikan pasokan listrik tidak terganggu hingga masa libur Ramdhan dan Idul Fitri berakhir. Apalagi, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan melonjak 44,7 persen, dari 85,5 juta orang menjadi 123,5 juta.
”Tidak boleh ada kegiatan Lebaran yang terganggu karena listriknya padam, baik di tempat ibadah, rumah sakit, bandara, stasiun, alun-alun, maupun pusat kegiatan masyarakat lainnya. Saya minta posko-posko siaga lebih banyak dibangun dan bisa digunakan publik,” katanya.
Untuk itu, PT PLN menyiagakan 81.690 personel yang terdiri dari 20.130 karyawan PLN dan sisanya dari mitra perusahaan. Akan didirikan pula 2.250 posko siaga kelistrikan. Di samping itu, disediakan pula 616 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di 237 titik di seluruh Indonesia demi melayani pemudik yang mengendarai mobil listrik.
Di sisi lain, PT Pertamina juga berusaha menjamin kebutuhan BBM yang diperkirakan meningkat drastis seiring meningkatnya jumlah pemudik. Perusahaan minyak milik negara itu bahkan menetapkan masa siaga yang jauh lebih panjang daripada PT PLN, yaitu 1 April hingga 2 Mei 2023.
Pertamina juga telah menyiapkan berbagai inovasi pelayanan selama mudik, seperti mobil tangki di SPBU, motoris yang beroperasi di jalur tol, serta SPBU modular yang ditempatkan di titik-titik rawan kemacetan dan jalur baru.
Irto Ginting, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, anak perusahaan PT Pertamina yang berperan dalam distribusi BBM, mengatakan, akan ada peningkatan konsumsi bensin sebesar 10 persen, avtur sekitar 7 persen, serta gas minyak cair (elpiji) sebesar 3 persen. Sebaliknya, kebutuhan solar justru menurun 8 persen karena angkutan berat tidak beroperasi semasa arus mudik dan balik.
Kendati begitu, Irto enggan menyebut angka stok BBM yang dapat menjamin kebutuhan itu. ”Kami sudah mempersiapkan volume penyaluran sesuai dengan perhitungan proyeksi konsumsi masyarakat. Untuk mendukung kebutuhan tersebut, stok terus kami jaga di level aman,” tuturnya.
Secara umum, persediaan stok akan difokuskan di jalur utama mudik serta sekitar ruas-ruas jalan tol. Di samping itu, lokasi wisata juga mendapatkan perhatian.
”Dari awal, satgas kami sudah membentuk stok BBM, elpiji, dan avtur. Kami akan bekerja sama dengan berbagai stakeholder agar proses penyaluran berjalan maksimal,” katanya.
Pascaledakan di Kilang Refinery Unit(RU) II Dumai, Wakil Komisaris Utama Pertamina Pahala Mansury menyatakan, Kilang RU VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, akan memasok BBM ke Terminal Plumpang, Jakarta. Setiap hari, volume penyalurannya mencapai 3.185 kiloliter demi memenuhi kebutuhan DKI Jakarta, Jabar, dan sekitarnya.
Menurut Pahala, tren penggunaan BBM agak menurun, tetapi SPBU di jalur mudik dipastikan 24 jam siaga. ”Pertamina juga telah menyiapkan berbagai inovasi pelayanan selama mudik, seperti mobil tangki di SPBU, motoris yang beroperasi di jalur tol, serta SPBU modular yang ditempatkan di titik-titik rawan kemacetan dan jalur baru,” tuturnya.
Pahala juga menjamin keamanan infrastruktur distribusi BBM serta sistem informasi teknologi untuk mengoperasikannya, terutama di kilang Balongan. ”Sistem di Balongan memiliki keamanan yang cukup, termasuk kesiapan ruang kontrol sehingga siap melayani produksi dan rantai pasok untuk Terminal Plumpang,” ujarnya.