Serapan KUR Perikanan Per November 2022 Rp 9,02 Triliun
Peningkatan serapan kredit usaha rakyat bagi sektor perikanan perlu diikuti dengan peningkatan alokasi KUR, khususnya untuk sektor produktif perikanan.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyerapan kredit usaha rakyat atau KUR di sektor perikanan per November 2022 tercatat Rp 9,02 triliun atau melampaui target tahun 2022 sebesar Rp 8,98 triliun. Akses KUR perikanan dinilai perlu terus ditingkatkan bagi sektor produktif seperti usaha nelayan dan pembudidaya ikan.
Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, penyaluran KUR kelautan dan perikanan pada tahun 2022 melampaui capaian KUR pada 2021 yang sekitar Rp 8,05 triliun untuk 31.329 pelaku usaha. Dana KUR diserap oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di subsektor pengolah dan pemasar hasil perikanan, pembudidaya, serta nelayan.
Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Dani Setiawan mengemukakan, kenaikan serapan KUR hingga kini masih didominasi oleh subsektor perdagangan. Sebaliknya, serapan untuk subsektor produktif, seperti usaha nelayan dan pembudidaya ikan, masih rendah.
”Masih banyak sekali nelayan kecil dan tradisional yang tidak tahu informasi dan cara mengakses KUR, apalagi nelayan yang tinggal di pulau-pulau kecil,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Di sisi lain, ia menyoroti masih banyak bank penyalur KUR meminta jaminan kepada nelayan dan pelaku usaha mikro dan kecil untuk pinjaman maksimal Rp 100 juta. Adapun aset kapal perikanan masih sulit dijadikan agunan untuk pinjaman KUR. Pihak perbankan sebagai penyalur KUR dinilai perlu bekerja sama dengan organisasi nelayan dan koperasi perikanan untuk memberikan sosialisasi secara masif kepada nelayan.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Ishartini memproyeksikan total pencairan KUR perikanan sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 9,7 triliun. Realisasi KUR itu dinilai berperan meningkatkan volume produksi bagi 83,16 persen pelaku UMKM kelautan dan perikanan, serta menambah tenaga kerja baru.
”Capaian ini tak lepas dari berbagai kegiatan, seperti pelaksanaan bimbingan teknis akses pembiayaan yang telah digelar di 53 lokasi dan melibatkan 4.240 UMKM kelautan dan perikanan,” kata Ishartini, dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, realisasi KUR di sektor perikanan hanya berkisar 2,4 persen dari total penyaluran KUR nasional sebesar Rp 335,29 triliun per 15 Desember 2022. Pada tahun 2022, pemerintah menargetkan total alokasi KUR nasional Rp 373 triliun.
Ekspor
Sementara itu, kinerja ekspor perikanan periode Januari-November 2022 tercatat mencapai 5,71 miliar dollar AS. Capaian ekspor perikanan itu masih dibawah target tahun 2022 sebesar 7,13 miliar dollar AS. Adapun impor perikanan tercatat 0,64 miliar dollar AS.
Komoditas unggulan ekspor Indonesia pada tahun 2022 meliputi udang sebesar 1.997,49 juta dollar AS, tuna-cakalang-tongkol senilai 865,73 juta dollar AS, dan cumi-sotong-gurita sebesar 657,71 juta dollar AS. Selain itu, rumput laut senilai 554,96 juta dollar AS, serta rajungan-kepiting sebesar 450,55 juta dollar AS.
Ishartini mengakui, dinamika kondisi global, seperti perang Rusia-Ukraina, sangat berdampak terhadap ekspor perikanan Indonesia. Meski demikian, pihaknya tetap menjaga pangsa pasar ke negara-negara tujuan ekspor utama, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa. Selain itu, terus menjajaki tujuan pasar prospektif di Timur Tengah, seperti pemenuhan katering haji dan umrah di Arab Saudi.
”Kita cari peluang alternatif selain pasar-pasar yang sudah mapan, ini tentu sebagai respons dinamika global yang terjadi sejak awal tahun 2022 yang tentu berpengaruh terhadap kelancaran arus barang,” ujar Ishartini.