Peningkatan Mutu dan Keamanan Perikanan Pemantik Kinerja Ekspor
Peningkatan mutu dan keamanan produk perikanan terus dilakukan agar volume dan nilai perdagangan luar negeri semakin tinggi serta pemulihan ekonomi nasional terakselerasi dengan baik.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kinerja ekspor sektor perikanan Indonesia dinilai mampu menopang ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang memicu disrupsi perdagangan dunia. Untuk itulah, peningkatan mutu dan keamanan produk perikanan terus dilakukan agar volume dan nilai perdagangan luar negeri semakin tinggi serta pemulihan ekonomi nasional terakselerasi dengan baik.
Kepala Pusat Pengendalian Mutu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM-KKP) Widodo Sumiyanto mengatakan, pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun tidak menyurutkan semangat pelaku usaha perikanan untuk menggarap peluang pasar ekspor.
Salah satu contohnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengekspor 19.145 ton produk olahan perikanan dan 1,2 juta ekor ikan hidup ke 44 negara tujuan, Selasa (26/10/2021). Total nilai ekspor komoditas perikanan berupa ikan konsumsi dan ikan hias yang berasal dari 29 provinsi tersebut mencapai 88,2 juta dollar AS.
”Untuk mendukung ekspor tersebut telah dikeluarkan sertifikasi jaminan mutu dan kesehatan ikan ekspor (Health Certificate/HC) untuk 1.379 konsinyasi. Hal itu sebagai jaminan terhadap keamanan dan mutu komoditas perikanan,” ujar Widodo Sumiyanto di Instalasi KIPM Puspo Agro, Sidoarjo.
Kegiatan ekspor dalam rangka peluncuran ”Ekonomi Biru, Laut Sehat, Indonesia Sejahtera” tersebut diberangkatkan dari 33 pintu perdagangan luar negeri dengan rincian 18 pelabuhan laut dan 15 pelabuhan udara. Volume ekspor terbesar berasal dari Provinsi Jatim, tetapi tidak dirinci datanya.
Eksportasi tersebut semakin mengukuhkan kinerja perdagangan luar negeri sektor perikanan yang dicapai sebelumnya. Badan Pusat Statistik mencatat terjadi peningkatan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan sebesar 4,15 persen selama Januari-April 2021 dibandingkan tahun lalu.
Total nilai ekspor selama caturwulan I tahun ini tersebut sebesar 1,75 miliar dollar AS. Kinerja positif itu berdampak pada neraca perdagangan sektor kelautan dan perikanan sehingga terjadi surplus sebesar 1,59 dollar AS atau naik 3,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahkan, pada April nilai ekspornya menyentuh angka 488,61 juta dollar AS atau lebih tinggi 11,6 persen dari April 2020.
Mendukung ekspor tersebut telah dikeluarkan sertifikasi jaminan mutu dan kesehatan ikan ekspor untuk 1.379 konsinyasi sebagai jaminan terhadap keamanan dan mutu komoditas perikanan. (Widodo Sumiyanto)
Berdasarkan kinerja ekspor tersebut, Widodo meyakini sektor kelautan dan perikanan merupakan harapan untuk mengungkit perekonomian di masa pandemi Covid-19 yang mengalami disrupsi di pelbagai lini. Pihaknya optimistis target ekspor produk kelautan dan perikanan 2021 sebesar 6,05 miliar dollar AS bisa tercapai.
Untuk mencapai target tersebut, salah satu strategi yang dijalankan ialah meningkatkan keamanan dan mutu produk perikanan Indonesia agar mampu memenuhi standar dunia. Dengan jaminan keamanan dan mutu yang terstandar, produk perikanan nasional diyakini berdaya saing tinggi di pasar global. Hingga saat ini, produk perikanan Indonesia telah diterima oleh 158 negara.
”Salah satu tantangan yang masih menjadi pekerjaan rumah saat ini ialah isu keamanan pangan terkait jejak kontaminasi Covid-19 pada kemasan dan produk perikanan yang masih ditemukan kendati jumlahnya cenderung menurun,” kata Widodo.
Sistem rantai
Sejumlah strategi telah diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut, antara lain, pembenahan sistem rantai produksi hulu-hilir perikanan Indonesia. Potensi kontaminasi ini salah satunya berasal dari pekerja yang menyentuh komoditas ikan. Untuk mengatasi hal itu, pengawasan proses produksi hulu-hilir diperketat.
BKIPM KKP dalam menjalankan tugas penjaminan mutu juga telah memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meminimalkan kontak langsung dengan produk perikanan yang diperiksa. Pengecekan mutu pangan dilakukan secara virtual dengan peralatan yang berstandar internasional. Pelatihan pengoperasian peralatan juga telah diberikan kepada inspektur yang bertugas di lapangan.
Tantangan lain dalam menggenjot ekspor komoditas perikanan ialah masih terbatasnya moda transportasi yang beroperasi dan ketersediaan kontainer karena sejumlah negara masih memberlakukan kebijakan karantina akibat Covid-19. Akibatnya, biaya kontainer dan angkutan barang menjadi mahal. Untuk mengatasinya, eksportir bekerja sama dalam hal pembiaan kontainer dengan importir di negara tujuan.
Widodo menambahkan, untuk meningkatkan produksi komoditas perikanan, KKP mulai menerapkan kebijakan perikanan tangkap terukur dan membentuk kawasan perikanan budidaya dengan komoditas yang lebih spesifik. Proses budidaya perikanan tersebut akan mengacu pada standar internasional untuk menjamin keamanan dan mutu pangannya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya KKP meningkatkan kinerja sektor kelautan dan perikanan. Jatim merupakan provinsi dengan potensi komoditas perikanan yang besar baik perikanan tangkap ataupun budidaya. Pelaku usaha sektor perikanan di Jatim berkembang pesat sehingga usaha ini mampu menumpu ekonomi masyarakat.
”Yang diperlukan pelaku usaha ialah dukungan dari KKP untuk meningkatkan kualitas produk mereka sehingga memiliki nilai tambah tinggi dan mampu bersaing di pasar ekspor. Peluang ekspor di masa pandemi harus dimanfaatkan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat,” ucap Anwar Sadad.