Peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional sangatlah besar. Perbankan pun terus menyalurkan kredit usaha rakyat.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR oleh perbankan terus bertumbuh. Kredit dengan bunga subsidi dari pemerintah untuk modal kerja debitor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM ini diharapkan bisa membangkitkan kembali usaha kecil sehingga mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sis Apik Wijayanto menjelaskan, penyaluran KUR BNI per April 2022 mencapai Rp 11,3 triliun atau meningkat 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian itu setara dengan 29,7 persen dari total alokasi KUR BNI tahun ini yang sebesar Rp 38 triliun. Adapun alokasi KUR BNI tahun ini meningkat 22,7 persen dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 30 triliun.
”Upaya yang kami lakukan ini adalah untuk menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM BNI. Tentunya tren ini akan terus dipertahankan sehingga dapat membantu lebih banyak pelaku UMKM mampu meningkatkan kinerjanya pada tahun ini,” ujar Sis, Minggu (22/5/2022), di Jakarta.
Sis menyampaikan, perseroan memiliki tiga strategi utama untuk mendukung kinerja KUR tahun ini. Pertama, BNI mendorong penyaluran KUR berbasis kluster yang salah satunya dengan fokus menggarap potensi sektor pertanian daerah. Kedua, BNI meningkatkan pembiayaan kepada mitra debitur korporasi yang bisa memberikan nilai tambah pada rantai pasok (value chain).
”Yang ketiga, kami menggunakan tools digitalisasi kredit dan kerja sama dengan mitra strategis untuk mendukung optimalisasi mahadata UMKM yang akhirnya mempercepat penyaluran sekaligus meningkatkan kualitas kredit,” ujar Sis.
Pertumbuhan penyaluran KUR juga dicatat oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sampai dengan April 2022, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 14,41 triliun, bertumbuh 10,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 13,1 triliun. KUR itu disalurkan kepada lebih dari 133.000 debitor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dari total penyaluran KUR tersebut, sebanyak 58,67 persen telah dialokasikan ke sektor produksi atau sebesar Rp 8,45 triliun, sedangkan untuk sektor nonproduksi telah mencapai Rp 5,95 triliun.
Senior Executive Vice President Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K Triprakoso mengatakan, kebijakan tersebut mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Dalam penyaluran KUR tahun ini, Bank Mandiri akan tetap fokus menyasar sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah guna menangkap momentum pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
”Sejalan dengan aspirasi pemerintah dalam mendukung UMKM, hal ini juga menjadi komitmen Bank Mandiri dalam program pemulihan ekonomi nasional,” tutur Josephus.
Tahun ini Bank Mandiri mendapatkan alokasi penyaluran KUR sebesar Rp 40 triliun, meningkat dibandingkan plafon tahun 2021 sebesar Rp 35 triliun.
Tugas penyaluran KUR terbanyak diemban oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun ini BRI mendapatkan alokasi target penyaluran KUR sebesar Rp 260 triliun atau 70 persen dari total KUR nasional yang sebesar Rp 373 triliun. Adapun sampai dengan April 2022, penyaluran KUR BRI telah mencapai Rp 88,99 triliun atau 34,23 persen total alokasi.
Naik kelas
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, penyaluran KUR ini bertujuan untuk menaikkan kelas dan kapasitas UMKM. Ia menambahkan, semakin banyak UMKM naik kelas dan berkualitas, maka semakin kokoh perekonomian nasional.
”Perjalanan pengembangan UMKM pada tahap pertama adalah bagaimana kita dapat mendorong UMKM menguasai pasar domestik. Berikutnya, UMKM dapat menggantikan produk impor. Setelah itu, UMKM juga akan diarahkan untuk merambah ranah ekspor. Tiga fase ini harus dikerjakan bersama seluruh pemangku kepentingan,” kata Supari.
Adapun salah satu instrumen BRI agar UMKM naik kelas adalah program KUR. BRI dengan jejaring terluas di Indonesia selalu mendapatkan amanah untuk menyalurkan program tersebut dengan porsi terbesar.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan, peran UMKM terhadap perekonomian nasional sangat besar. Jumlah UMKM saat ini 65,46 juta atau sekitar 99,99 persen dari total jumlah usaha nasional. Dengan serapan tenaga kerja sekitar 119,5 juta orang atau setara 96,92 persen dari total tenaga kerja, UMKM mampu menyumbang lebih dari 60 persen dari total produk domestik bruto (PDB).
Mengingat perannya yang besar, lanjut Teten, pemerintah memberikan perhatian kepada UMKM melalui program KUR. Dengan mengambil KUR, harapannya UMKM bisa meningkatkan kapasitas usahanya.
”Bunganya (KUR) rendah, yakni 6 persen. Sudah begitu, karena pandemi pemerintah menyubsidi 3 persen. KUR juga ada yang tanpa agunan, untuk pinjaman sampai Rp 100 juta. Ini supaya UMKM dapat berkembang,” ucap Teten.
Teten menambahkan, terbukti dari setiap krisis, UMKM selalu menjadi segmen yang menunjang pemulihan ekonomi. Pengembangan UMKM harus terus dilakukan karena sekaligus menyediakan lapangan kerja yang produktif. Ke depan, pemerintah terus menargetkan untuk memperbesar kapasitas usaha UMKM.