Kepada bursa, GoTo menyatakan tidak mengetahui informasi material yang dapat memengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Perseroan juga tidak mengetahui aktivitas pemegang saham terkait sahamnya.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akan melakukan paparan publik pada Kamis (8/12/2022). Pada perdagangan Rabu (7/12/2022), harga saham GoTo masih tetap ”longsor” hingga mencapai level terendah harian, turun 6,96 persen menjadi Rp 107 per saham.
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meminta keterangan tertulis dari GoTo mengenai penurunan harga yang cukup dalam ini. Dalam satu pekan, saham GoTo turun 29 persen dan dalam enam bulan terakhir telah melorot hingga 70,6 persen.
”Perseroan tidak mengetahui adanya informasi material lainnya yang dapat memengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal yang diketahui perseroan dan belum disampaikan oleh perseroan kepada publik atau belum berada di ranah publik,” kata Corporate Secretary GoTo RA Koesoemohadiani kepada Bursa Efek Indonesia.
Selain itu, perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu sehubungan dengan kepemilikan sahamnya, kecuali sehubungan dengan Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan yang dikelola oleh GoTo Peopleverse Fund.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pergerakan harga saham GoTo merupakan refleksi dari mekanisme pasar. Bursa dapat bertindak jika terdapat indikasi ketidakwajaran dengan menyampaikan permintaan penjelasan bahkan melakukan suspensi saham.
Tekan sektor teknologi
Penurunan harga saham GoTo ikut menekan indeks sektor teknologi. Sejak awal tahun hingga hari ini, indeks sektor teknologi melorot 42 persen. Saham sektor teknologi melemah seiring dengan kenaikan tingkat suku bunga.
Banyak saham teknologi yang sebenarnya cukup mahal, tetapi para investor masih membeli saham tersebut karena perusahaan teknologi memproyeksikan pertumbuhan besar di masa depan. Ketika tingkat suku bunga naik, pertumbuhan tersebut menjadi terlihat lebih kecil karena terkikis kenaikan suku bunga. Fenomena penurunan saham teknologi ini tidak hanya terjadi di BEI saja, tetapi juga di emiten teknologi di bursa lain.
Sentimen negatif terhadap sektor teknologi ini membuat Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyato Wijaya menurunkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun. Sebelumnya Mirae memperkirakan IHSG akan mencapai 7.400, tetapi direvisi menjadi 7.200.
”Perkiraan indeks 7.400 itu kita belum memperhitungkan sentimen negatif terhadap sektor teknologi. Jadi, kami revisi dari 7.400 menjadi 7.200,” kata Hariyanto.
Sementara untuk tahun 2023, Mirae Asset memperkirakan IHSG akan dapat mencapai 7.880 atau naik sekitar 11 persen dari posisi November 2022 dengan didukung oleh pertumbuhan laba bersih emiten secara berkelanjutan.