Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 94,75 poin atau 1,36 persen menjadi 6.892 pada penutupan perdagangan Selasa (6/12/2022). Tiga emiten dalam indeks LQ45 bukukan penurunan paling dalam, termasuk saham GoTo.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Pada penutupan perdagangan Selasa (6/12/2022), harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo turun lagi 6,5 persen menjadi Rp 115 per saham. Dalam enam bulan terakhir, harga sahamnya turun 65,1 persen. Kapitalisasi pasarnya pun terus menyusut dari titik tertinggi Rp 440 triliun menjadi Rp 136 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melorot 94,75 poin atau 1,36 persen menjadi 6.892. Tiga saham dalam indeks LQ45 yang membukukan penurunan paling dalam adalah saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan penurunan mencapai 6,82 persen, lalu saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang turun 6,5 persen, dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang turun 6,25 persen.
Dua hari ini, saham Telkom juga tertekan. Penyebabnya antara lain karena para investor meragukan masa depan investasinya. Pada penutupan perdagangan, saham Telkom ditutup turun 6,25 persen menjadi Rp 3.600 per saham.
Dalam laporan keuangannya, Telkom menyampaikan mengalami kerugian investasi yang belum direalisasikan pada saham GoTo sebesar Rp 3 triliun. Total investasi Telkom di GoTo mencapai Rp 10,1 triliun. Tujuan investasi Telkom melalui anak usahanya, yakni Telkomsel, adalah untuk investasi dalam jangka panjang. Investasi sebesar Rp 10,1 triliun itu setara dengan 10 persen penjualan Telkom.
Tim analis Samuel Sekuritas mengatakan, kinerja Telkom akan tetap menarik pada tahun 2023. “Hal itu didukung oleh jumlah pelanggan yang mungkin akan relatif lebih stabil pada 2023, setelah sebelumnya menurun pada triwulan III-2022. Selain itu, fixed mobile coverage dapat memperkuat kepemimpinan Telkom Group baik di sektor mobile maupun broadband,” demikian bunyi riset tersebut.
Selain itu, neraca Telkom cukup solid. Namun, kemungkinan masih ada tekanan terhadap saham karena belum jelas model bisnis, struktur, dan penghematan biaya dari FMC (fixed mobile convergence). Sementara emiten lain, yakni PT Astra International Tbk, masih membukukan keuntungan dari investasinya pada GoTo. Saham GoTo terus melorot dan Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menganggap wajar pergerakannya.
Di tengah investo jual saham GoTo, pemerintah Singapura melalui Government of Singapore Investment Corporation (GIC) Private Limited masih terus membeli saham GoTo.
Di tengah investor yang menjual saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, pemerintah Singapura melalui Government of Singapore Investment Corporation (GIC) Private Limited masih terus membeli saham GoTo. Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hingga 2 Desember 2022, jumlah saham GoTo yang dimiliki pemerintah Singapura mencapai 5,8 persen atau sebanyak 68.710.744.883 unit saham.
Tidak ada data pada harga rata-rata berapa pemerintah Singapura mengumpulkan saham GoTo tersebut. Tidak terlihat juga apakah saham tersebut diperoleh dari pasar reguler atau pasar negosiasi.
Emiten baru
Sementara itu, emiten baru di bursa masih bertambah. PT Multi Medika Internasional Tbk mencatatkan saham perdananya hari ini di papan pengembangan. Multi Medika merupakan emiten baru yang ke-56 pada tahun ini. Multi Medika mencatatkan 2,4 miliar saham dengan harga penawaran Rp 190 per saham. Dengan demikian, total dana yang didapatkan mencapai Rp 114 miliar. Pada akhir perdagangan, saham Multi Medika naik 34,74 persen menjadi Rp 256 per saham.
Multi Medika merupakan pemimpin pasar private label yang mengombinasikan produk fast moving consumer goods (FMCG) dan produk kecantikan dan perawatan. Direktur Utama Multi Medika Mengky Mangarek menyatakan, manajemen akan menggunakan 65 persen dana hasil penjualan saham ini untuk modal kerja, sementara 35 persen lainnya untuk perluasan pusat distribusi produk intellectual property (IP).