Relaksasi pembatasan sosial yang baru saja diumumkan China diharapkan bisa membantu pemulihan pasar pariwisata Indonesia. Kemenparekraf bahkan telah menyusun target kunjungan turis asal China tahun depan.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan relaksasi pembatasan sosial yang baru diumumkan oleh China diyakini pemerintah akan berdampak positif bagi pemulihan industri pariwisata Indonesia. Sebab, sebelum pandemi Covid-19, jumlah turis China berkontribusi signifikan terhadap total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pemerintah mendorong penerbangan langsung dari dan ke China bisa kembali tersedia.
”Industri pariwisata di Asia Pasifik secara umum bertumbuh, tetapi melambat. Ini karena pasar China belum buka. Ketika kami mendengar China mengumumkan relaksasi pembatasan sosial, kami menyambuh baik dan kami telah siapkan perhitungan target jumlah turis yang bisa digaet,” ujar Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya dalam konferensi pers, Selasa (15/11/2022), di Jakarta.
Kemenparekraf menargetkan pada 2023 jumlah wisatawan mancanegara (wisman) asal China yang bisa berkunjung ke Indonesia sebanyak 120.900 orang. Angka ini merupakan target minimal. Penghitungan target tersebut menggunakan beberapa komponen, salah satunya adalah rekam jejak kunjungan sebelumnya.
Tindak lanjut merespons kebijakan terbaru China itu adalah membuka kembali penerbangan langsung. Maskapai Garuda Indonesia diketahui masih bisa terbang dari kota-kota besar di China dan sekarang sedang dalam proses membuka kembali rute yang sempat dibekukan sementara. Penerbangan langsung lainnya yang diharapkan Kemenparekraf kembali buka adalah dari maskapai China Southern Airlines dan China Eastern Airlines.
Mengutip Time, Jumat (14/11/2022), Pemerintah China mengumumkan langkah-langkah yang mempermudah pelancong masuk China, seperti pengurangan waktu karantina dan menghapus aturan circuit breaker yang memicu penangguhan rute penerbangan jika terlalu banyak penumpang positif Covid-19. Sebelumnya, Pemerintah China memberlakukan kebijakan nol Covid yang membuat sebagian besar negara ini tertutup dari dunia luar selama lebih dari dua tahun.
Head of Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho saat dihubungi pada Rabu (16/11/2022), di Jakarta, mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, porsi wisman asal China mencapai 12,9 persen. Porsi ini terbesar kedua setelah porsi wisman asal Malaysia, yaitu 18,5 persen.
Dengan pencapaian statistik seperti itu, menurut dia, relaksasi pembatasan sosial yang dilakukan Pemerintah China telah ditunggu-tunggu oleh Indonesia. Harapannya bisa membantu memulihkan industri pariwisata nasional.
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Andry memandang, pemerintah perlu memiliki strategi berbeda untuk menjaga agar industri pariwisata bisa bertahan. Misalnya, pemerintah memfasilitasi pelatihan keterampilan kerja bagi pekerja. Jenis keterampilan yang diberikan tidak melulu terkait langsung dengan industri pariwisata.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azahari menilai positif sikap Pemerintah Indonesia menanggapi kabar relaksasi pembatasan sosial yang dilakukan Pemerintah China. Meski wisman asal China menjadi salah satu kontributor besar untuk industri pariwisata nasional, dia berharap pemerintah tidak melupakan wisman dari negara lain.
”Selain itu, pemerintah semestinya gencar mempromosikan destinasi lain di luar Bali kepada calon wisman, termasuk wisman asal China. Jangan Bali terus. Pemerataan ekonomi dari kunjungan wisman seharusnya pemerintah lakukan, apalagi pemerintah telah menetapkan 10 destinasi prioritas,” kata Azril.
Kemudian, imbuh Azril, pandemi Covid-19 yang masih berjalan seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah. Pengembangan pariwisata semestinya beralih dari pendekatan mass tourism menuju quality tourism. Jumlah kunjungan wisman tidak harus besar. Meski jumlahnya lebih kecil (quality tourism), wisman yang berkunjung melakukan belanja lebih banyak dan tinggal lebih lama.
Adapun Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran berpendapat, situasi pandemi Covid-19 tidak menentu. Pemerintah perlu realistis terhadap perkembangan perekonomian. Membuka ruang gerak masyarakat untuk kembali bepergian akhirnya jadi keputusan. Namun, PHRI berharap Pemerintah Indonesia tetap memberlakukan protokol kesehatan, seperti vaksinasi dan scan aplikasi Peduli Lindungi untuk bepergian.
Berdasarkan laporan Barometer Pariwisata Dunia yang dirilis Organisasi Pariwisata Dunia Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) pada 26 September 20222, kedatangan wisatawan internasional hampir tiga kali lipat pada Januari hingga Juli 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021. UNWTO menilai sektor ini pulih hampir 60 persen dari tingkat pra-pandemi. Pemulihan yang stabil mencerminkan permintaan terpendam pelancong yang kuat untuk perjalanan internasional, serta pelonggaran atau pencabutan pembatasan perjalanan. Per 19 September 2022, sebanyak 86 negara tidak memiliki kebijakan pembatasan Covid-19.
Di kawasan Asia Pasifik, jumlah kedatangan internasional naik dua kali lipat selama Januari-Juli 2022. Pencapaian ini tetap 86 persen di bawah 2019 karena beberapa negara masih menutup perbatasan untuk perjalanan tidak penting.