Guna Tekan Harga, Bulog Ditugaskan Impor 350.000 Ton Kedelai
Guna menstabilkan harga, pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor 350.000 ton kedelai. Dengan tambahan pasokan itu, harga kedelai impor pada Desember 2022 diperkirakan turun menjadi Rp 10.000 per kilogram.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor kedelai dari Amerika Serikat sebanyak 350.000 ton. Langkah tersebut diambil sebagai upaya untuk menstabilkan harga kedelai yang turut mempengaruhi harga tahu dan tempe.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, harga sejumlah bahan pangan pokok seperti beras, cabai, ayam, telur, serta bawang merah dan bawang putih terkendali. Sementara harga kedelai mengalami kenaikan. Mahalnya harga kedelai saat ini karena dibeli dan dikirim pada Juli-Agustus 2022 atau saat harganya di pasar internasional memang sedang tinggi.
”0leh karena itu, (harga kedelai) mungkin sekarang sekitar Rp 13.000 (per kilogram) lebih, tapi kami sudah ratas (rapat terbatas) bareng Presiden (Joko Widodo). Bulog diperintahkan untuk impor 50.000 ton plus 300.000 ton, jadi 350.000 ton,” kata Zulkifli saat meninjau Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (7/11/2022).
Merujuk data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor naik 4,23 persen dalam dua bulan terakhir, yakni dari Rp 14.200 per kg pada awal September 2022 menjadi Rp 14.800 per kg pada 7 November 2022.
Guna menekan harga kedelai impor, pemerintah bakal memberikan subsidi sehingga harga kedelai yang dijual di tingkat perajin tahu dan tempe sebesar Rp 10.000 per kg. ”Jadi kira-kira, mungkin akhir Desember baru kita bisa terima kedelai, harganya Rp 10.000-Rp 11.000 (per kg),” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebutuhan kedelai nasional sampai akhir tahun 2022 sebesar 2,5 juta-3 juta ton. Sementara realisasi impor sekitar 700.000 ton ditambah stok Bulog tahun lalu.
Dengan kondisi ini, Arief memastikan stok kedelai nasional tersedia sampai pertengahan November 2022. Selain itu, dengan adanya pasokan kedelai yang diimpor Bulog, harga kedelai diperkirakan akan turun. ”Harga (kedelai) yang dibentuk hari ini harga 2-3 bulan lalu. Harusnya November-Desember ini harga sudah turun,” ujar Arief.
Subsidi
Terkait kenaikan harga tahu dan tempe, pemerintah melanjutkan program bantuan selisih harga pembelian bahan baku kedelai impor bagi perajin tahu dan tempe sebesar Rp 1.000 per kg.
Sebelumnya, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) meminta pemerintah perlu menambah subsidi kedelai impor dari Rp 1.000 per kg menjadi Rp 3.000 per kg.
”Memang ada usulan dari teman-teman perajin tahu-tempe, (agar pemerintah) menaikkan subsidinya dari Rp 1.000 ke Rp 3.000, tapi hari ini kami sampaikan, sabar dululah, tetap kami berikan Rp 1.000 itu,” kata Arief.
Arief menyampaikan, pemerintah telah menyalurkan kedelai bersubsidi kepada perajin tahu dan tempe sebanyak 20.000 ton per bulan. ”Tapi kami siapkan sampai 200.000 ton. Artinya, enggak usah khawatir, perajin tahu-tempe itu tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah sampai akhir tahun,” kata Arief.
Harga tahu-tempe terus bergejolak sejak Maret 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga tahu dan tempe pada Januari 2022 masing-masing Rp 10.399 per kg dan Rp 10.640 per kg. Pada Oktober 2022, harga tahu dan tempe masing-masing sudah mencapai Rp 11.438 per kg dan Rp 12.667 per kg.
Hal itu terjadi karena harga kedelai global terus meningkat, yakni dari 606 dollar AS per ton pada Januari 2022 menjadi 664 dollar AS per ton pada September 2022.
NFA mencatat, realisasi impor kedelai pada periode September-November 2022 telah mencapai 657.663 ton. Adapun stok kedelai nasional, termasuk kedelai impor, hingga akhir 2022 diperkirakan surplus 250.000 ton (Kompas.id, 3/11/2022).
Saat dihubungi secara terpisah, pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengatakan, keluhan stok kedelai terbatas dan harganya melambung sudah terjadi beberapa pekan terakhir. Jika benar stok kedelai di importir terbatas, menugaskan Bulog mengimpor adalah salah satu cara untuk mengisi pasar yang tipis.
”Tapi apakah kedelai impor bisa datang Desember? Perlu dipastikan ke Bulog. Apakah pada Desember harga akan turun menjadi Rp 10.000 per kg? Juga perlu dipantau. Diperkirakan, menuju akhir tahun dan tahun depan harga kedelai masih akan naik,” kata Khudori.
Khudori berpandangan, setelah adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, semestinya pengelolaan cadangan memastikan perajin tahu-tempe mendapatkan kepastian pasokan kedelai dengan harga terjangkau. Terkait perpres tersebut, Khudori meminta Badan Pangan Nasional segera membuat aturan turunan untuk meningkatkan cadangan pangan kedelai.
”Mestinya, akhir tahun ini sudah selesai dan tahun depan bisa dimulai dengan formulasi cadangan kedelai pemerintah, yang ini bisa digunakan untuk intervensi pasar. Saat ini pemerintah belum punya cadangan. Makanya, solusinya ya masih seperti pemadam kebakaran seperti saat ini,” ujar Khudori.