Kenaikan harga beras dan kedelai terjadi di tengah stok kedua komoditas itu mencukupi. Kendati begitu, pemerintah akan menggelar operasi pasar beras medium dan meminta Bulog mengimpor kedelai untuk menstabilkan harga.
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk menggelar operasi pasar beras medium bekerja sama dengan swasta dan mengimpor kedelai sebanyak 50.000 ton. Pemerintah mengambil langkah itu untuk menstabilkan harga beras dan tahu-tempe yang terus naik.
Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) Arief Prasetyo Adi, Kamis (3/11/2022), mengatakan, stok beras nasional per awal November 2022 sebenarnya cukup besar, yakni 6,6 juta ton. Stok itu berada di masyarakat sebesar 49 persen, penggilingan padi 21 persen, Bulog 10 persen, serta pedagang dan badan usaha milik negara/daerah selain Bulog 20 persen.
Stok tersebut cukup untuk memenuhi konsumsi beras hingga awal 2023. Stok itu juga akan kembali bertambah seiring dengan panen yang terjadi di sejumlah daerah pada akhir tahun ini dan awal tahun depan.
”Kenaikan beras yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh persepsi pasar terhadap stok beras Bulog yang terbatas, yakni 697.000 ton per awal November 2022. Oleh karena itu, kami telah meminta Bulog meningkatkan serapan agar memiliki cadangan beras minimal 1,2 juta ton,” katanya ketika dihubungi di Jakarta.
Kenaikan beras yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh persepsi pasar terhadap stok beras Bulog yang terbatas, yakni 697.000 ton per awal November 2022. Oleh karena itu, kami telah meminta Bulog meningkatkan serapan agar memiliki cadangan beras minimal 1,2 juta ton.
Kendati begitu, lanjut Arief, pemerintah tetap akan berupaya menstabilkan harga beras melalui operasi pasar dengan melibatkan Bulog, perusahaan daerah, dan pedagang beras pasar induk. Beras medium dalam operasi pasar itu akan dijual seharga Rp 8.900 per kilogram (kg).
Bulog bersama perusahaan daerah DKI Jakarta dan pemerintah daerah akan mendatangkan beras dari sejumlah daerah surplus, seperti Makassar, Demak, Ngawi, dan Sragen, secara bertahap. Khusus beras yang didatangkan dari Makassar tengah dalam perjalanan menuju Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga beras pada tahun ini mulai merangkak naik sejak Agustus 2022. Harga beras pada waktu itu Rp 11.555 per kilogram (kg), kemudian naik menjadi Rp 11.720 per kg pada September 2022. Pada Oktober 2022, harganya kembali naik menjadi Rp 11.850 per kg dan mengalami inflasi sebesar 1,3 persen secara bulanan.
Sementara terkait dengan kenaikan harga tahu-tempe, pemerintah melanjutkan program bantuan selisih harga pembelian bahan baku kedelai impor bagi perajin tahu-tempe sebesar Rp 1.000 per kg sampai akhir Desember 2022. Namun, subsidi itu dinilai belum mampu menurunkan harga tahu-tempe.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menuturkan, pemerintah perlu menambah subsidi kedelai impor dari Rp 1.000 per kg menjadi Rp 3.000 per kg. Penambahan subsidi itu penting untuk mengimbangi kemampuan daya beli masyarakat terhadap konsumsi tahu-tempe.
Dana penambahan bantuan selisih harga itu bisa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dana itu juga bisa dialokasikan dari dana cadangan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian inflasi.
”Kami berharap pemerintah pusat dapat membangun komunikasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota agar dana cadangan daerah dapat juga digunakan untuk membantu perajin tahu-tempe,” ujarnya.
Pemerintah perlu menambah subsidi kedelai impor dari Rp 1.000 per kg menjadi Rp 3.000 per kg untuk mengimbangi kemampuan daya beli masyarakat terhadap konsumsi tahu-tempe.
Impor kedelai
Harga tahu-tempe terus bergejolak sejak Maret 2022. Berdasarkan data BPS, harga tahu dan tempe pada Januari 2022 masing-masing Rp 10.399 per kg dan Rp 10.640 per kg. Pada Oktober 2022, harga tahu dan tempe masing-masing sudah Rp 11.438 per kg dan Rp 12.667 per kg.
Hal itu terjadi karena harga kedelai global terus meningkat dari 606 dollar AS per ton pada Januari 2022 menjadi 664 dollar AS per ton pada September 2022. Sementara merujuk data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor naik 3,52 persen dalam dua bulan terakhir, yakni dari Rp 14.200 per kg pada awal September 2022 menjadi Rp 14.700 per kg pada awal November 2022.
Arief menyebutkan, harga kedelai impor di dalam negeri melonjak lantaran pengaruh kenaikan harga kedelai global dan depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Hal itu menyebabkan tidak banyak importir yang mengimpor komoditas itu untuk mencukupi kebutuhan jangka panjang.
Mereka khawatir merugi jika nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dollar AS. Oleh karena itu, pemerintah meminta Bulog turut mengimpor kedelai untuk memperkuat stok kedelai di dalam negeri. Jumlah kedelai yang diimpor diserahkan kepada Bulog, tetapi NFA menyarankan hanya 50.000 ton.
”Jadi, kami memperkuat cadangan kedelai di dalam negeri dengan dua cara, yakni melalui importir dan Bulog. Program subsidi kedelai impor yang dibeli Bulog dari importir masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini. Di sisi lain, setelah mendatangkan kedelai impor, Bulog juga akan menjual kedelai itu ke perajin tahu-tempe dengan harga yang lebih kompetitif,” ujarnya.
NFA mencatat, realisasi impor kedelai pada periode September-November 2022 telah mencapai 657.663 ton. Adapun stok kedelai nasional, termasuk kedelai impor, hingga akhir 2022 diperkirakan surplus 250.000 ton.
Sementara itu, melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (2/11/2022) malam, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan fokus menstabilkan harga beras dan kedelai. Selama Oktober 2022, harga beras meningkat lebih dari 1 persen dan harga kedelai impor di dalam negeri naik lebih dari 3 persen.
Untuk menjaga stabilitas harga kedua komoditas itu, Kemendag dan NFA telah meminta Bulog mengamankan stok pangan melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga. Kemendag juga terus meningkatkan efisiensi logistik dan distribusi pangan pokok dengan program Gerai Maritim, Tol Laut, dan Jembatan Udara.