Di tengah ketidakpastian pasar global, kemitraan antara agregator dan pelaku usaha kecil menengah perlu diperkuat untuk mendongkrak daya saing. Dengan demikian, pelaku UMKM lebih berpeluang merambah pasar ekspor.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Di tengah ketidakpastian pasar global, kemitraan antara agregator atau perusahaan fasilitator dan pelaku usaha kecil menengah perlu terus diperkuat. Kemitraan yang kuat dinilai bakal mendongkrak daya saing usaha mikro kecil dan menengah sehingga berpeluang lebih besar untuk merambah pasar ekspor.
Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Dwi Andriani Sulistyowati saat membuka acara “Pengembangan SDM UKM Go Ekspor Berbasis Kemitraan dengan Agregator” di Cirebon, Jawa Barat, Jumat (23/9/2022) secara hibrida, mengatakan, di Indonesia, ada UKM yang sudah berhasil menembus pasar ekspor atau UKM yang sama sekali belum bisa merambah pasar ekspor. "Mereka seakan berjalan sendiri-sendiri. Ini sangat disayangkan," ujarnya.
Menurut Dwi, Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mengkonsolidasikan kemitraan antara agregator dan pelaku UKM agar terwadahi dalam satu ekosistem kluster. Selama ini, Cirebon dikenal sebagai sentra kerajinan dekorasi rumah atau furnitur berbahan baku rotan. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini akan dibangun ekosistem kluster furnitur dan dekorasi rumah khas Cirebon.
Dwi mengingatkan, membangun UKM tidak hanya untuk membuat UKM tersebut memiliki daya tahan, tetapi juga harus dikonsolidasikan dari hulu ke hilir. Di bagian hulunya, UKM diperkenalkan dengan para agregator. Selanjutnya, UKM akan didampingi oleh agregator tersebut, terutama dalam mengakses peluang pasar ekspor atau membuat produk baru, mengikuti tren pasar.
Kegiatan pengembangan SDM UKM berbasis kemitraan itu diikuti oleh 30 pelaku UKM furnitur dan dekorasi. Selain itu, beberapa agregator pun dihadirkan, seperti perwakilan dari PT Homeware Internasional Indonesia dan perwakilan pembeli dari PT Tikamoon Sourcing Indonesia dan Harley Craft Fashion. Tidak hanya sebagai narasumber, agregator yang juga relawan tersebut akan menjadi pendamping pelaku UKM ke depannya.
Melalui kegiatan itu, UKM diberikan materi penunjang serta berbagi ilmu dan pengalaman dari para agregator. Kegiatan itu juga menjadi wadah bagi para pelaku UKM untuk saling berinteraksi dan mengenalkan usaha dan masing-masing produknya.
“Pelaku UKM diajak langsung mengunjungi workshop dari para mitra agar bisa melihat proses produksi serta manajemennya sehingga bisa menginspirasi pelaku UKM untuk menciptakan inovasi dan ide kreasi baru dengan kualitas ekspor," ujar Dwi.
Kegiatan serupa juga telah diselenggarakan di beberapa wilayah, seperti di Denpasar, Gianyar, Bantul, Salatiga, dan Tangerang. Kini, kegiatan serupa juga diselenggarakan di Cirebon selama tiga hari. Setiap daerah memiliki kekhasan produk sehingga kemitraan dengan agregator semakin bervariasi model bisnisnya.
Dwi berharap, pelaku UKM yang sudah berbagi pengalaman dengan agregator dapat menjalin kolaborasi, sinergi menjadi bagian dari rantai pasok agregator dengan menciptakan ekosistem UKM go ekspor. Hal ini tentunya sebagai upaya untuk mendukung pencapaian target kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas sebesar 17 persen pada 2024.
Pada kesempatan yang sama, Head Office PT Homeware Internasional Indonesia cabang Cirebon, Didi Sumardi, mengatakan, dengan kegiatan itu, mereka dapat membangun ekosistem perajin kluster furnitur atau dekorasi rumah di Cirebon. "Tentu, ke depan bisa membantu PT Homeware untuk menerima pesanan produk yang terstandardisasi dari konsumen. Pelaku UKM diharapkan dapat bekerja sama dengan baik dari segi waktu, harga, dan kualitas yang telah ditentukan," kata Didi.
Pengembangan kewirausahaan
Secara terpisah, Founder/CEO KEPUL Abdul Latif Wahid Nasution dalam Workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM di Medan, Sumatera Utara, Kamis (22/9/2022), berbagi inspirasi tentang pengembangan usahanya. KEPUL merupakan usaha rintisan atau start up di Kota Medan yang melakukan inovasi dalam upaya optimalisasi jual-beli sampah yang dapat didaur ulang.
"KEPUL merupakan aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat yang ingin menjual sampah kepada para pengepul. Mereka yang bermata pencaharian dengan membeli sampah dari masyarakat untuk kemudian dijual kembali kepada pengepul besar atau pabrik daur ulang sampah. Di KEPUL, masyarakat bisa menjual lebih dari 60 jenis sampah sampah organik dan non-organik," ujar Abdul.
KEPUL berhasil memberdayakan masyarakat Medan. Saat ini KEPUL memiliki 50 karyawan yang terdiri dari pengemudi yang berasal dari profesi pengepul sampah.
Sementara itu, Merchant Operations Asisten Manager Grab Sumatera Utara, Maulidya Novi Sucita, memberikan tips dan trik untuk meningkatkan volume penjualan melalui strategi branding dan konten digital. Dia membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada para peserta dengan menghadirkan foto produk yang menarik agar bisa onboarding di platform digital Grab sehingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah, dalam keterangan persnya, mengatakan, Program Pengembangan Kewirausahaan Nasional akan dilaksanakan secara masif dan bertahap melalui “Campaign Movement Manager” selama Agustus-Desember 2022.
Siti mengatakan, salah satu upaya untuk mengakselerasi kewirausahaan adalah percepatan UMKM masuk dalam ekosistem digital, termasuk di antaranya, percepatan UMKM untuk masuk pada e-katalog dengan target 40 persen pengadaan barang dan jasa pemerintah yang diprioritaskan untuk produk-produk dalam negeri dan UKM.
Pelaku UMKM harus memanfaatkan kesempatan ini. Sebab, dengan mengikuti workshop, mereka dapat memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan kapasitas usaha mereka. "Pelaku usaha harus mampu memanfaatkan kesempatan ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas produk serta memperbaiki tata kelola usaha, termasuk meningkatkan kualitas SDM agar memiliki daya saing," kata Siti.