Pemerintah Terus Mendorong Dimulainya Proyek Blok Masela di Maluku
Pemerintah terus mendorong dimulainya proyek pengembangan lapangan gas abadi Blok Masela di Maluku. Apabila nanti sudah berproduksi, pengelolaan blok tersebut diharapkan dapat menyejahterakan warga setempat.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
SAUMLAKI, KOMPAS — Keberadaan lapangan gas abadi Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, dinilai dapat berdampak besar terhadap perekonomian daerah. Ada harapan masyarakat mendapatkan kesejahteraan dari pengelolaan blok tersebut ketika nantinya sudah berproduksi. Pemerintah pun terus mendorong segera dimulainya proyek Blok Masela.
”Blok Masela itu terus kita dorong, yang semula, dulu sebetulnya sudah akan jalan Inpex (dan) kemudian Shell, tetapi karena saat itu harganya rendah sehingga ada satu yang mundur, pengerjaannya juga ikut mundur,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangannya di Pasar Olilit, Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, Maluku, Jumat (2/9/2022).
Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara menuturkan bahwa pemerintah pun terus mendorong segera ada mitra baru. ”Partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi sehingga segera dimulai Blok Masela,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Menurut Presiden Jokowi, Blok Masela nantinya dapat berdampak besar terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, terutama di Saumlaki. Produksi liquefied natural gas (LNG) Masela pun diyakini dapat berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Provinsi Maluku.
”(Pihak) Yang mendapatkan keuntungan besar nanti kalau Blok Masela jalan adalah di Kepulauan Tanimbar, di Saumlaki. Dan, (hal) itu akan baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB (produk domestik regional bruto) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan juga Provinsi Maluku,” kata Presiden Jokowi.
Yang mendapatkan keuntungan besar nanti kalau Blok Masela jalan adalah di Kepulauan Tanimbar, di Saumlaki. Dan, itu akan baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan juga Provinsi Maluku.
Pada 24 Agustus lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Kantor Presiden menyampaikan bahwa pemerintah mempertimbangkan Indonesia Investment Authority (INA) untuk turut masuk dalam proyek pengembangan Blok Masela.
Presiden Joko Widodo dan PM Jepang Fumio Kishida berjabat tangan seusai menyampaikan keterangan bersama seusai pertemuan bilateral, Rabu (27/7/2022).
Sebelumnya, perihal kelanjutan proyek gas Masela pun disinggung dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Kishida Fumio di Kantor Perdana Menteri Jepang, Rabu (27/7/2022). Pada pertemuan tersebut, kedua pemimpin negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Khusus di bidang investasi, Presiden Jokowi menyambut baik sejumlah investasi baru Jepang di Indonesia. Selain menghargai proyek-proyek yang diselesaikan tepat waktu, Kepala Negara juga mengundang investasi baru Jepang lainnya di berbagai bidang.
”Beberapa proyek strategis yang saya sampaikan agar dipercepat penyelesaiannya antara lain MRT Jakarta North-South Fase II dan East-West Fase I, Kawasan Industri Papua Barat, perluasan Pelabuhan Patimban, dan Jalan Tol Akses Patimban. Dan, kami juga membahas komitmen kerja sama bagi kelanjutan Proyek Gas Masela,” kata Presiden Jokowi saat itu.
Harapan kesejahteraan
Rencana pengelolaan Lapangan Gas Abadi Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku pun diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Apalagi, Kepulauan Tanimbar merupakan daerah yang menduduki peringkat pertama kategori kemiskinan ekstrem di Maluku.
Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2021, total penduduk miskin ekstrem di Maluku sebanyak 97.747 jiwa. Apabila ditinjau berdasarkan persentase terhadap jumlah penduduk di kabupaten setempat, Kepulauan Tanimbar menduduki urutan pertama dengan 21.270 jiwa atau 18,76 persen. Berikutnya adalah Kabupaten Maluku Tenggara 13.660 jiwa atau 13,65 persen terhadap jumlah penduduk setempat. Dan, selanjutnya, Maluku Tengah 39.400 jiwa atau 10,53 persen terhadap jumlah penduduk setempat.
Anggota DPRD Provinsi Maluku dari Fraksi Partai Golkar, Anos Yeremias, mengatakan, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kepulauan Tanimbar memang tidak terlepas dari keberadaan Blok Masela di lepas pantai daerah itu. ”Presiden memandang Blok Masela ini menjadi aset negara yang penting pada masa mendatang,” ujar Anos yang mewakili daerah pilihan Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya.
Anos pun berharap, jika nantinya Blok Masela sudah berproduksi, sebagian hasilnya dapat digunakan untuk menyejahterakan masyarakat Tanimbar. Hal itu bisa diatur dalam bentuk saham partisipasi, pembangunan infrastruktur, atau program pemberdayaan ekonomi.
Menurut dia, banyak masyarakat khawatir akan bernasib seperti masyarakat lingkar tambang lain di Indonesia. Seperti contoh, keberadaan tambang emas di Papua, tidak juga memberi perubahan ekonomi bagi masyarakat setempat. ”Jangan sampai masyarakat Tanimbar bernasib seperti masyarakat Papua,” kata Anos.
Seperti diberitakan Kompas (21/2/2020), Blok Masela dikelola Inpex Corporation asal Jepang dengan modal 19,8 miliar dollar AS atau setara Rp 267 triliun. Total penerimaan kotor dari Blok Masela akan mencapai 118,4 miliar dollar AS atau hampir Rp 1.600 triliun selama beroperasi.