Petani sawit di Serdang Bedagai, Sumatera Utara, diajak bergabung ke dalam koperasi dan membuat pabrik minyak makan merah. Petani diharapkan mendapatkan nilai tambah dan berkontribusi pada produksi minyak goreng.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengajak petani kelapa sawit di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, bergabung ke dalam koperasi dan membuat pabrik minyak makan merah. Harapannya para petani bisa turut berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
”Kita perlu membangun koperasi sawit yang tidak bergantung kepada industri besar sehingga petani mendapat keuntungan dari hasil tandan buah segar sawit,” kata Teten dalam rilis yang disampaikan pada dialog dengan petani sawit binaan Koperasi Sawit Unggul Sejahtera Kabupaten Serdang Bedagai, Kamis (9/6/2022).
Kebijakan sawit acapkali membuat petani sawit terus dipermainkan. Harga tandan buah segar (TBS) sawit akhir-akhir ini sangat mengecewakan para petani. Terlebih, saat pemerintah menghentikan ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO). Dengan memproduksi minyak sawit merah, petani akan mendapatkan nilai tambah dan mampu mendapatkan manfaat dari pengelolaan bisnis sawit serta tidak lagi bergantung pada industri kelapa sawit.
Teten mengatakan, saat ini teknologi untuk memproduksi minyak makan merah sudah ada di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Karena pengolahannya yang sederhana, dia optimistis koperasi mampu membangun pabrik minyak makan merah ini. Menurut dia, investasi yang dibutuhkan juga hanya sekitar Rp 7 miliar untuk menghasilkan 5 ton minyak makan merah per jam.
”Adanya pabrik minyak makan merah dari koperasi diharapkan memperkuat pasokan minyak goreng ke masyarakat yang lebih murah dan sehat. Turunannya juga bisa jadi produk kosmetik, farmasi, dan masih banyak lainnya,” kata Teten.
Terkait pembiayaan, koperasi dapat memanfaatkan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Bank Rakyat Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM untuk membangun pabrik minyak makan merah ini.
Di tempat yang sama, Ketua Koperasi Sawit Unggul Sejahtera Gus Bahari Harahap mengungkapkan, total lahan sawit dari petani di Kabupaten Serdang Bedagai mencapai 1.800 hektar. Saat ini, petani sawit sedang kebingungan akibat kondisi naik-turunnya harga sawit akhir-akhir ini.
”Kami hanya punya harapan di sini. Jadi, kami mendukung untuk kemandirian pangan. Wujudkanlah harapan dan cita-cita kami. Semoga kedatangan Menteri Koperasi dan UKM dapat menjadi jalan keluar untuk permasalahan ini,” kata Gus Harahap.
Sementara itu, Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya menjelaskan, saat ini petani sawit mengalami keraguan untuk menanam kelapa sawit akibat fluktuasi harga TBS. Bahkan, saat ini ubi kayu lebih menguntungkan bagi petani.
”Harga sawit yang turun-naik jadi membingungkan petani. Kadang tanaman meraka diselingi dengan ubi kayu. Hal yang dikhawatirkan kalau harga ubi kayu lebih tinggi harganya, petani kelapa sawit lebih pilih tanam ubi kayu saja,” ujar Darma.
Dengan rencana pembuatan pabrik minyak makan merah melalui koperasi, Darma menyatakan, pihaknya siap untuk menyediakan tempat bagi pembangunan pabrik ini di Kabupaten Serdang Bedagai.