Antisipasi Penyebaran PMK, Malang Tutup Pasar Hewan
Menutup sementara pasar hewan menjadi salah satu cara yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Malang untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Suasana Pasar Hewan Singosari di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tampak sepi, Sabtu (14/5/2022). Pemerintah Kabupaten Malang menutup sementara semua pasar hewan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku.
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, menutup sementara semua pasar hewan guna mengantisipasi penularan penyakit mulut dan kuku di wilayah itu. Penutupan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan atau menunggu kondisi kembali stabil.
Penutupan pasar hewan didasarkan pada Surat Edaran (SE) Bupati Malang Nomor 800/3699/35.07.201/2022 tertanggal 12 Mei tentang kewaspadaan dini penyakit mulut dan kuku (PMK). Dalam SE disinggung soal pembatasan lalu lintas ternak dari wilayah Kabupaten Malang ke luar daerah dan sebaliknya, serta penutupan semua pasar hewan yang ada.
Di Malang terdapat 16 pasar hewan yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Singosari, Gondanglegi, Kepanjen, dan Karangploso. Pasar ini biasa menjadi lokasi pertemuan antarpedagang dan ternak dari sejumlah daerah, termasuk dari luar kabupaten.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang Nurcahyo, Sabtu (14/5/2022), mengatakan, penutupan pasar hewan menjadi salah satu cara untuk mengendalikan penularan PMK. Nurcahyo belum bisa memastikan kapan pasar hewan akan dibuka kembali.
”Kapan dibuka? Akan ditentukan kemudian karena kita belum tahu perkembangan kasusnya seperti apa. Jadi, mengikuti perkembangannya saja. Kalau sudah dimungkinkan untuk dibuka, akan dibuka,” ujar Nurcahyo seusai mengikuti rapat koordinasi lanjutan penanggulangan PMK di Markas Kepolisian Resor Malang, Sabtu (14/5/2022).
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Pukulan dan pijatan kecil diberikan pedagang ke badan hewan kurban yang mereka jajakan. Meski di tengah pandemi, pedagang hewan kurban dadakan mulai bermunculan di Malang, Jawa Timur, seperti yang terlihat di Jalan Terusan Danau Kerinci, di perbatasan Kota-Kabupaten Malang, Minggu (11/7/2021).
Rapat dihadiri, antara lain, oleh Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Polres Malang, Komando Distrik Militer (Kodim) 0818, unit pelaksana teknis pasar hewan, serta perwakilan pedagang dan peternak.
Selain menutup sementara pasar, Pemerintah Kabupaten Malang juga melakukan hal serupa terhadap jagal atau rumah potong milik perorangan. Selanjutnya mereka diarahkan ke rumah potong hewan (RPH). Di Kabupaten Malang terdapat tujuh RPH (satu di Pujon tutup) dan sejumlah jagal.
Meluas
Penyebaran PMK di Kabupaten Malang meluas. Ternak yang sakit diduga terjangkit PMK yang sebelumnya dilaporkan di tiga kecamatan, bertambah satu kecamatan sehingga total menjadi empat kecamatan. Kecamatan itu adalah Ngantang dengan jumlah ternak yang dilaporkan sakit mencapai 122 ekor, Singosari (3), Wajak (1), dan Gondanglegi (2).
Kabupaten Malang berusaha menekan PMK semaksimal mungkin. Dalam pelaksanaannya kita dibantu oleh pihak Polri dan TNI.
”Tambah satu kecamatan, tetapi angkanya juga kecil, hanya dua ekor. Dibandingkan dengan populasi total sapi di Kabupaten Malang yang mencapai 243.000 ekor (potong) dan 40.000 sapi perah, yang diduga PMK hanya 100-an. Itu pun sebagian sudah sembuh,” ucapnya.
Didik Gatot Subroto mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah antisipasi melalui dinas peternakan begitu kabar soal PMK masuk ke wilayah Jatim. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menangani distribusi ternak antarwilayah.
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengecek kondisi salah satu peternakan di Kecamatan Kepanjen guna memastikan kesehatan ternak setempat, Sabtu (14/5/2022).
Pemetaan dan inventarisasi terhadap ternak yang terindikasi PMK juga sudah dilakukan dengan melibatkan kepolisian, TNI, dan pihak kecamatan. “Kabupaten Malang berusaha menekan PMK semaksimal mungkin. dalam pelaksanaannya kita dibantu oleh pihak Kepolisian dan TNI,” ujarnya.
Edukasi terhadap peternak untuk menangani sapi yang sakit sebenarnya telah dilakukan sebelum ada isu soal PMK. Saat itu, ketika ada sapi sakit akibat pengaruh cuaca, pemberian vitamin langsung diberikan oleh pemiliknya untuk meningkatkan daya tahan ternak.
Kepala Polres Malang Ajun Komisaris Besar Ferli Hidayat mengatakan rapat lanjutan ini dilakukan untuk menyamakan persepsi terkait penanggulangan PMK. “Sejatinya, sejak kemunculan isu ini, kami, baik dari dinas peternakan, Kodim, telah melakukan serangkaian upaya pencegahan,” ujarnya.
Di Jatim, menurut Ferli ada 4 juta ternak, khususnya sapi. Dari jumlah tersebut terdapat tidak lebih dari 0,1 persen yang diduga terkena PMK. Sedangkan di Kabupaten Malang jumlah sapi potong hampir mencapai 250.000 ekor dan 40.000 sapi perah. Dari jumlah itu, ada beberapa yang diduga terjangkit PMK.