Peternak Diminta Waspada dan Perkuat ”Biosecurity”
Sebanyak 1.247 ekor sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto di Jawa Timur dilaporkan terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku. ”Biosecurity” yang ketat perlu diterapkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para peternak diminta waspada terhadap penularan penyakit mulut dan kuku yang merebak di sejumlah kabupaten di Jawa Timur, antara lain dengan memperkuat biosecurity. Sementara itu, ID Food atau induk BUMN Pangan memastikan peternakan sapi yang dikelola grupnya aman, begitu juga terkait distribusi daging sapi.
Sebelumnya, sebanyak 1.247 ekor sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto di Jawa Timur dilaporkan terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku. Hal itu pertama diketahui berdasarkan laporan Kepala Dinas Peternakan Jatim Indyah Aryani kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kamis (5/5/2022).
Guru Besar pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Ali Agus, Senin (9/5/2022) mengatakan, PMK biasanya menyerang sapi, kambing, domba, babi, kerbau, rusa, dan sejenis berkuku genap. Penyakit itu mudah dan cepat menular. Selain bersentuhan langsung, juga melalui berbagai media seperti pakan, minum, serta peralatan kandang ternak. Juga, melalui udara (airborne disease).
Oleh karena itu, ia mendorong para peternak serta petugas dinas peternakan dan kesehatan hewan tingkat kabupaten/kota agar bergerak cepat, tepat, dan tegas. ”Yaitu membatasi atau menghentikan lalu lintas ternak dari daerah tertular. Kemudian memperkuat biosecurity (tindakan pertahanan dari wabah) di masing-masing farm,” kata Ali.
Pencegahan penularan PMK melalui praktik biosecurity yang ketat, imbuh Ali, dapat dilakukan, antara lain dengan memusnahkan hewan, bangkai, dan sampah infeksi PMK. Juga penyemprotan disinfektan pada seluruh area serta alat di sekitar ternak yang terjangkit PMK. Selain itu, pengawasan ketat lalu lintas ternak, karantina, serta perlindungan zona bebas.
Menurut Ali, pencegahan dan pengendalian PMK memerlukan gerakan bersama secara kompak serta menyeluruh. ”Para peternak diharapkan berpartisipasi aktif dalam pencegahan penularan PMK ini. Semua lapisan masyarakat perlu terlibat dan saling mengingatkan. Biosecurity perlu diterapkan dengan sangat ketat sembari disiapkan vaksin untuk PMK,” kata Ali, yang juga Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DIY.
Sementara itu, Direktur Utama ID Food, induk BUMN Pangan, Frans Marganda Tambunan, dalam keterangannya, Minggu (8/5/2022), mengatakan, pihaknya terus mengawasi, memantau, serta menyosialisasikan pencegahan kepada semua mitra ID Food. Hal tersebut termasuk pada Asosiasi Pedagang dan mitra peternak.
Melalui anak usaha di sektor peternakan, ID Food telah melakukan pencegahan PMK sedari awal, di antaranya dengan tidak memasukkan ternak di wilayah yang terduga terdampak PMK. Selain itu, dilakukan juga karantina atau isolasi terhadap ternak yang baru datang atau pindah dari lokasi kandang lain, dengan prosedur biosecurity yang ketat.
Selain itu, mengupayakan vaksin terhadap ternak sapi dan domba. ”Kami memastikan peternakan sapi yang dikelola ID Food Group aman dan bebas dari wabah. Berdasarkan operasi pasar serta koordinasi dengan asosiasi pedagang dan mitra, stok daging sapi tersedia,” kata Frans.
Direktur Utama PT Berdikari (BUMN bidang peternakan di bawah ID Food), Harry Warga negara menambahkan, pasca-Lebaran, pihaknya terus mendistribusikan pasokan stok daging sapi, baik daging sapi segar dan beku, kepada mitra. Itu guna memastikan ketersediaan daging sapi terpenuhi. Daging sapi yang didistribusikan pun dipastikan sehat dan aman.
Adapun pencegahan penularan PMK telah dilakukan sejak dini. ”Saat ini Berdikari memiliki stok 1.408 ekor sapi di wilayah Jawa Barat, NTB dan Sulawesi Selatan serta 1.213 ekor domba di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pengetatan biosecurity kandang ditingkatkan, baik untuk petugas perlengkapan, maupun (terkait) pakan ternak,” katanya.
Ia pun berharap pemerintah, melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian segera mendapat hasil strain virus PMK yang menyebar. Dengan demikian, penentuan vaksin yang tepat bisa segera dilakukan demi pencegahan penularan lebih luas.
Adapun Kementerian Pertanian kini tengah menyiapkan sejumlah langkah dalam menyikapi penyebaran PMK. Di antaranya ialah penetapan wabah oleh Menteri Pertanian sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014, pendataan harian populasi hewan ternak yang positif PMK hingga penetapan lockdown (penutupan) zona wabah tingkat desa/kecamatan di setiap wilayah.